Tentang Atresia Pulmonal
Atresia pulmonal adalah kondisi cacat jantung sejak lahir pada bayi, di mana katup jantung yang mengalirkan darah dari jantung menuju paru-paru tidak terbentuk dengan benar. Katup yang normal bekerja dengan cara membuka dan menutup secara bergantian. Namun, pada kondisi ini, katup yang terbentuk berupa jaringan padat yang sepenuhnya tertutup. Akibatnya, darah tidak dapat mengalir menuju paru-paru untuk mendapatkan oksigen sehingga darah yang mengalir ke seluruh tubuh pun tidak memiliki kadar oksigen yang cukup.
Jenis-Jenis
Berdasarkan ada dan tidaknya lubang pada dinding yang memisahkan dua bilik jantung bagian bawah (ventrikel), atresia pulmonal dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Atresia pulmonal dengan ventricular septal defect (VSD), yaitu adanya lubang pada dinding bilik jantung menyebabkan darah kaya oksigen bercampur dengan darah miskin oksigen.
- Atresia pulmonal dengan intact ventricular septum (IVS), merupakan kondisi atresia pulmonal dengan dinding bilik jantung yang utuh.
- Atresia pulmonal kompleks dengan malformasi jantung.
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab pasti terjadinya atresia pulmonal tidak diketahui. Beberapa bayi mengalami kondisi ini karena adanya perubahan gen dan kromosom. Selain itu, ada beberapa hal yang meningkatkan risiko bayi mengalami cacat jantung bawaan, seperti:
- Orang tua memiliki cacat jantung bawaan.
- Ibu bayi mengalami kelebihan berat badan/obesitas saat hamil.
- Ibu bayi merokok sebelum dan selama masa kehamilan.
- Ibu bayi menderita diabetes yang tidak ditangani dengan baik.
- Penggunaan beberapa jenis obat saat hamil, misalnya obat jerawat tertentu dan obat untuk masalah tekanan darah.
Pencegahan
Hal-hal yang bisa dilakukan sebelum dan selama masa kehamilan untuk mencegah terjadinya cacat jantung bawaan ini, antara lain:
- Mengontrol kondisi kesehatan kronis, konsultasikan dengan dokter obat apa saja yang bisa dikonsumsi saat hamil
- Berhenti merokok
- Menjaga berat badan yang sehat dan ideal
- Mendapatkan vaksin rubella.
Gejala Atresia Pulmonal
Gejala atresia pulmonal yang biasanya terlihat dalam beberapa jam atau hari pertama kehidupan bayi setelah lahir, di antaranya:
- Bernapas dengan cepat (shortness of breath)
- Warna kebiruan pada kulit, terutama bibir, jari tangan dan kaki (cyanosis)
- Masalah pernapasan
- Kelelahan
- Mudah merasa kesal/menangis
- Sulit makan
- Murmur jantung pada pemeriksaan fisik oleh dokter.
Diagnosis Atresia Pulmonal
Atresia pulmonal pada bayi biasanya ditemukan sejak masih dalam kandungan atau ketika bayi baru saja lahir. Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kondisi ini, yaitu:
- Ultrasonografi, yang dilakukan pada masa kehamilan untuk mencari kemungkinan adanya atresia pulmonal pada janin.
- Ekokardiogram janin, untuk mengetahui kinerja jantung bayi atau janin.
- Pulse Oksimeter, yaitu penggunaan sensor pada kaki atau tangan bayi untuk mengetahui kandungan oksigen dalam darah.
- Sinar-X pada dada bayi yang digunakan untuk melihat bentuk jantung dan paru-paru.
- Kateterisasi jantung, yaitu prosedur memasukkan tabung kecil melalui pembuluh darah menuju jantung untuk melihat struktur jantung dan katupnya lebih detail.
Penanganan Atresia Pulmonal
Biasanya, bayi dengan atresia pulmonal membutuhkan prosedur bedah untuk memperbaiki aliran darah menuju paru-parunya. Penanganan yang umumnya dilakukan untuk kondisi ini, yaitu:
- Pemberian obat, yang disebut alprostadil, yang disuntikkan melalui selang infus untuk mencegah menutupnya duktus arteriosus (pembuluh darah penghubung aorta dan arteri pulmonal) beberapa jam setelah kelahiran.
- Balloon atrial septostomy, yaitu penggunaan balon yang dimasukkan dengan bantuan kateter jantung untuk memperbesar lubang alami pada dinding antara bilik jantung yang biasanya cepat menutup setelah bayi lahir.
- Pemasangan shunt, dengan membuat jalan pintas dari aorta menuju arteri pulmonal.
- Prosedur fontan. Merupakan salah satu teknik yang direkomendasikan untuk penanganan kasus atresia pulmonal.
- Transplantasi jantung.
Pertanyaan Umum Seputar Atresia Pulmonal
Seberapa Seriuskah Atresia Pulmonal?
Atresia pulmonal dapat berakibat fatal karena menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah, bila tidak diberikan penanganan apa pun. Itulah sebabnya penting melakukan pemeriksaan rutin pada masa kehamilan untuk mendeteksi adanya kelainan pada janin dan penanganan yang sesuai dapat segera diberikan setelah bayi lahir.
Kapan Saya Harus Menemui Dokter?
Seseorang dengan penyakit jantung bawaan, termasuk atresia pulmonal ini, harus tetap berada di bawah perawatan ahli jantung seumur hidup. Anda atau anak Anda setidaknya harus membuat janji bertemu dokter setiap enam bulan sekali. Segera temui dokter bila terdapat komplikasi jangka panjang, seperti:
- Ritme jantung tidak teratur (aritmia)
- Gagal jantung
- Penyempitan pembuluh darah arteri pulmonal.
Apabila Anda perlu berkonsultasi tentang gejala, perawatan, atau pengobatan atresia pulmonal di dalam maupun luar negeri, Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.
Sumber:
- Congenital Heart Defects – Facts about Pulmonary Atresia | CDC. https://www.cdc.gov/ncbddd/heartdefects/pulmonaryatresia.html. Diakses 29 Oktober 2022.
- Pulmonary atresia – Symptoms and causes – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pulmonary-atresia/symptoms-causes/syc-20350727. Diakses 29 Oktober 2022.
- Pulmonary Atresia: Symptoms, Causes and Treatment. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14779-pulmonary-atresia. Diakses 29 Oktober 2022.
(Artikel ini telah direview oleh dr. Albert Novianto, Care Pro dan Dokter Umum di Kavacare)