Operasi Jantung

Artikel

Menu Diet untuk Penyakit Jantung

Menu Diet untuk Pasien Penyakit Jantung

Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia, bahkan angka kasus penyakit ini terus naik, dari 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018. Faktor penyebab utama dari penyakit jantung ini sendiri adalah hipertensi, obesitas, merokok, diabetes melitus, dan kurang aktivitas fisik.

Dapat disimpulkan, bahwa penyakit jantung juga merupakan penyakit yang terkait dengan pola makan seseorang. Oleh karena itu, sangat diperlukan kesadaran mengenai menu diet untuk penyakit jantung.

Cara Menjaga Kesehatan Jantung

Salah satu cara untuk menjaga berat badan seimbang adalah menjaga pola makan Anda. Berikut ini ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menjaga porsi makan harian Anda.

  • Mulailah dengan konsumsi kalori yang Anda makan dan minum untuk menjaga berat badan seimbang. Jumlah kalori ini bergantung pada usia, gender, dan tingkat aktivitas fisik Anda sehari-hari.
  • Meningkatkan jumlah dan intensitas aktivitas fisik untuk membakar lebih banyak kalori.
  • Targetkan sekurang-kurangnya 150 menit aktivitas fisik yang biasa atau 75 menit aktivitas fisik yang keras, atau kombinasi keduanya, setiap minggu.
  • Menentukan menu diet untuk penyakit jantung agar dapat memastikan jumlah harian nutrisi yang Anda konsumsi.

Diet DASH untuk Penyakit Jantung

DASH adalah singkatan dari Dietary Approaches to Stop Hypertension. Ini merupakan metode diet atau pola makan sehat untuk membantu pasien penyakit jantung dan masalah kardiovaskuler lainnya. Pola makan DASH membantu mengurangi tekanan darah dan tingkat kolesterol.

Prinsip diet DASH adalah konsumsi lemak dan kolesterol dengan lemak jenuh rendah serta kaya akan protein, vitamin, serat, dan mineral. Ini termasuk sayur, buah, ikan, kacang-kacangan, daging tanpa lemak, hingga olahan susu rendah lemak. 

Diet DASH terbagi menjadi dua jenis, yaitu DASH standar (maksimal sodium 2300 mg per hari) dan DASH di bawah standar (maksimal sodium 1500 mg per hari). Aturan diet yaitu makan tiga kali sehari sebanyak 2000 kalori per harinya

Di bawah ini adalah langkah melakukan Diet DASH untuk penderita penyakit jantung:

  1. Konsumsi gandum utuh
  2. Mengganti nasi putih dengan nasi merah
  3. Ganti pasta biasa dengan pasta gandum utuh
  4. Ganti roti tawar biasa dengan roti gandum tanpa topping 
  5. Perbanyak sayur dan buah yang kaya magnesium dan potasium.

Makanan yang Baik untuk Pasien Penyakit Jantung

Untuk mencegah kemungkinan terburuk dari penyakit jantung, pasien penderita penyakit jantung perlu menjaga pola makan. Makanan-makanan di bawah ini perlu dipertimbangkan pada menu diet untuk pasien penyakit jantung.

1. Ikan Berminyak

Jenis-jenis ikan seperti makarel, sarden, tuna, dan salmon mengandung asam lemak omega-3. Tipe lemak ini telah terbukti menurunkan trigliserida (salah satu jenis lemak dalam darah) dan meningkatkan tingkat kolesterol High-Density Lipoprotein (HDL), yang selanjutnya dapat mengurangi risiko kecenderungan darah untuk menggumpal dan menyumbat pembuluh darah.

2. Minyak Sayur

Ada minyak-minyak sayur yang biasa dipakai untuk memasak mengandung zat-zat yang dapat menurunkan kolesterol Low-Density Lipoprotein (LDL). Minyak tersebut adalah minyak jagung, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari yang mengandung asam lemak omega-6. Minyak kanola dan minyak zaitun mengandung asam lemak omega-3.

3. Buah dan Sayur

Kedua makanan yang memang menjadi sumber nutrisi ini memiliki kandungan serat, kalium, dan mikronutrien lain, seperti antioksidan dapat melindungi Anda dari penyakit jantung. Keduanya merupakan makanan tinggi serat yang dapat membantu sistem pencernaan serta mengurangi penyerapan kolesterol atau lemak dalam makanan yang dikonsumsi.

Tidak hanya itu, buah dan sayur merupakan sumber folat yang dapat membantu menurunkan tingkat asam amino homosistein dalam darah yang biasanya berhubungan dengan meningkatnya resiko penyakit jantung.

4. Gandum Utuh

Kandungan makanan kaya serat dari gandum utuh, misalnya pada sereal, berhubungan dengan berkurangnya kolesterol low-density lipoprotein (LDL) yang meningkatkan resiko penyakit jantung. Makanan dengan serat yang mudah larut, seperti oat, barley, polong-polongan, sayur, dan buah, dapat membantu menurunkan tingkat trigliserida dan glukosa dalam darah. 

5. Kacang-kacangan dan Biji-bijian

Makanan jenis ini kaya akan protein nabati, serat, lemak yang sehat, dan mikronutrien yang membantu menurunkan resiko penyakit jantung. Namun, konsumsi kacang-kacangan perlu diperhatikan karena memiliki rsiko peningkatan asam urat

6. Teh

Beberapa penelitian menyatakan bahwa kandungan antioksidan dalam teh dapat mencegah penumpukan lemak di pembuluh darah arteri. Teh juga berperan sebagai zat yang mencegah penggumpalan darah dan memperbaiki pengembangan pembuluh darah untuk memperlancar aliran darah yang dapat mencegah penyakit jantung.

7. Makanan Kaya Vitamin E

Alpokat, sayur-sayuran hijau, minyak sayur, dan produk gandum utuh. Vitamin E terbukti bersifat kardioprotektif pasien yang menjalani hemodialisis atau memiliki diabetes.

8. Bawang Putih

Salah satu kandungan bawang putih segar, yaitu alisin, telah ditemukan menurunkan tingkat kolesterol total dan LDL dalam darah yang menurunkan resiko penyakit jantung.

9. Makanan Kaya dengan Sterol

Asupan per hari dari 2-3 gram fitosterol atau stanol menurunkan tingkat kolesterol LDL hingga hampir 10% pada orang yang sehat dan yang mempunyai kolesterol tinggi atau diabetes.

Makanan yang Perlu Dihindari Pasien Penyakit Jantung

Penyakit jantung mempunyai kaitan erat dengan penyakit yang berhubungan dengan ketidakseimbangan nutrisi, seperti tingkat kolesterol dan hipertensi. Oleh karena itu, menurunkan resiko penyakit jantung berhubungan erat pula dengan menjaga berat badan yang sehat dan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

1. Lemak Saturasi

Lemak dalam darah mengandung kolesterol LDL dan HDL. LDL, atau yang biasa dikenal dengan kolesterol jahat, dapat mengarah pada plak yang menumpuk dalam arteri. Sedangkan HDL mengurangi kolesterol di tubuh dan mencegah plak tersebut menumpuk. 

Lemak ini cenderung meningkatkan kolesterol darah, walaupun masih aman dikonsumsi dalam jumlah terbatas. Rekomendasi untuk konsumsi lemak saturasi adalah kurang dari 6% dari total kalori harian.

2. Lemak Trans

Seperti halnya lemak saturasi, lemak trans cenderung meningkatkan LDL dalam darah, tetapi mereka juga cenderung mengurangi tingkat HDL. Lemak trans ada pada minyak nabati yang diproses menjadi margarin, minyak untuk menggoreng, dan mentega putih. Lemak trans juga terdapat pada makanan yang digoreng, biskuit, produk bakeri, dan makanan mengandung susu dan daging hewan memamah biak.

Garam

Garam berhubungan dengan hipertensi, yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan stroke. Pasalnya, garam ini tidak hanya terdapat pada lauk yang Anda makan, tetapi dari semua jenis makanan yang ada di meja, tetapi juga dari semua makanan ringan yang Anda konsumsi, bahkan yang manis. 

Kurangi konsumsi garam ini dengan mengurangi jumlah makanan yang diproses dan makanan siap saji. Anda bisa menggunakan bumbu dan rempah untuk penambah rasa makanan.

Jumlah garam yang dapat dikonsumsi oleh orang dewasa yang sehat tidak lebih dari 2.300 mg per hari. Jumlah ini kira-kira setara dengan satu sendok teh garam. Namun, kebanyakan orang dewasa idealnya perlu membatasi konsumsi garam hingga hanya 1.500 mg per hari.

Buah dan Sayuran Tertentu

Walaupun buah dan sayuran umumnya merupakan makanan sehat, tetapi ada beberapa jenis sayuran yang perlu dihindari bagi penderita penyakit jantung. Salah satunya yang mengandung gas, seperti kol, lobak, dan nangka muda. Beberapa buah, seperti nangka masak, durian, alpukat juga perlu dibatasi, walaupun masih dapat dikonsumsi.

Dengan mengetahui makanan-makanan yang sehat dan yang tidak sehat untuk jantung, Anda dapat mulai menentukan menu diet yang tepat. Jika Anda atau orang terkasih membutuhkan pendampingan medis profesional terkait menu diet dan pola makan pasien penyakit jantung, Anda bisa menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614. Kami menyediakan layanan homecare untuk pendampingan di rumah, telekonsultasi seputar penyakit jantung, atau persiapan berobat jantung di dalam negeri atau luar negeri.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro & Dokter Umum di Kavacare)

Sumber:

  1. Diet and heart disease risk. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/heart-disease-and-food diakses pada tanggal 18 Januari 2023.
  2. Diet Sehat untuk Penderita Jantung Koroner. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220929/0541166/penyakit-jantung-penyebab-utama-kematian-kemenkes-perkuat-layanan-primer/ diakses pada tanggal 18 Januari 2023.
  3. Hubungan Asam Lemak Trans Dengan Risiko Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah. https://journal.untar.ac.id/index.php/ebers_papyrus/article/view/711 diakses pada tanggal 18 Januari 2023.
  4. Heart-healthy diet: 8 steps to prevent heart disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/in-depth/heart-healthy-diet/art-20047702 diakses pada tanggal 18 Januari 2023.
  5. The American Heart Association Diet and Lifestyle Recommendations. https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/nutrition-basics/aha-diet-and-lifestyle-recommendations diakses pada tanggal 18 Januari 2023.
  6. Diet Hipertensi / Darah Tinggi (DASH Diet) https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/96/diet-hipertensi-darah-tinggi-dash-diet diakses pada tanggal 12 September 2023.
  7. Vitamin E in the prevention of cardiovascular disease: the importance of proper patient selection https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3735930/ diakses pada tanggal 12 September 2023.
Henti Jantung Mendadak, Pertolongan Pertama Serangan Jantung

Henti Jantung Mendadak, Siapa yang Berisiko?

Apa Itu Henti Jantung Mendadak?

Henti jantung mendadak adalah kondisi darurat yang mengancam jiwa di mana jantung tiba-tiba berhenti bekerja akibat adanya masalah elektrik pada jantung. Jantung berhenti memompa darah dan karenanya sel-sel di dalam tubuh tidak dapat menerima oksigen yang mereka butuhkan.

Karena sel dan organ tubuh kekurangan oksigen, henti jantung mendadak bisa berakibat fatal yang menyebabkan kematian hanya dalam beberapa menit. Ada pun peluang bertahan hidup, dapat diupayakan bila penanganan yang tepat segera dilakukan saat itu juga.

Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Henti Jantung Mendadak?

Faktor risiko henti jantung, kebanyakan merupakan kondisi kesehatan yang berkaitan dengan jantung. Selain itu, risiko akan bertambah tinggi seiring bertambahnya usia. Beberapa kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami henti jantung mendadak di antaranya, yaitu:

  • Penyakit jantung koroner, yang seringkali disebabkan oleh kolesterol, zat seperti lilin yang menumpuk di dalam lapisan arteri koroner dan membentuk plak yang dapat memblokir aliran darah di arteri besar jantung.
  • Aritmia, Gangguan irama jantung dengan detak tidak beraturan.
  • Komplikasi penyakit jantung koroner, termasuk serangan jantung, angina, dan kejang arteri koroner.
  • Masalah dengan struktur jantung, yang dibawa saat lahir, seperti kardiomiopati dan penyakit katup jantung.
  • Kerusakan pada jantung, seperti peradangan jantung akibat infeksi atau kondisi medis.
  • Gagal jantung, ketika jantung tidak memompa cukup darah untuk kebutuhan tubuh.
  • Henti napas, misalnya karena tersedak, tenggelam, trauma, overdosis obat, keracunan, pneumonia, hingga gangguan kejang.
  • Diabetes dan perubahan kadar elektrolit, seperti potasium, magnesium, dan kalsium dalam darah.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti beberapa antibiotik, diuretik, dan obat jantung.
  • Pukulan keras ke dada, di sisi kiri dada tepat di atas jantung dapat menyebabkan henti jantung, biasanya berasal dari bola bisbol, keping hoki, bola lunak, atau bola lacrosse. 

Selain itu, terdapat pula beberapa aktivitas dan kebiasaan yang dapat memicu seseorang mengalami henti jantung, seperti:

  • Konsumsi alkohol secara berlebihan.
  • Pengerahan tenaga fisik atau stres fisik, termasuk olahraga kompetitif.
  • Penggunaan kokain, amfetamin, atau mariyuana.

Aktivitas fisik yang berat bagi yang tidak berolahraga secara teratur (terutama pria), dan konsumsi alkohol yang berlebihan, merupakan hal yang paling sering dikaitkan dengan kasus henti jantung. Sekitar 2 dari 20 kasus henti jantung berkaitan dengan aktivitas fisik, sedangkan 3 dari 20 kondisi henti jantung berhubungan dengan alkohol*.

Apa Bedanya Serangan Jantung dan Henti Jantung?

Meski banyak orang menggunakan istilah ini secara bergantian untuk satu sama lain, sebenarnya serangan jantung dan henti jantung merupakan dua hal yang berbeda. Serangan jantung terjadi akibat aliran darah menuju jantung yang tersumbat, sedangkan henti jantung terjadi karena jantung mengalami malfungsi dan mendadak berhenti bekerja. Serangan jantung merupakan masalah sirkulasi, sedangkan henti jantung mendadak merupakan masalah elektrik.

Gejala serangan jantung bisa muncul secara langsung dan intens, bisa pula mulai secara perlahan dengan gejala ringan. Seseorang dengan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala sama sekali masih memungkinkan untuk mengalami serangan jantung. Berbeda dengan henti jantung mendadak, jantung biasanya tidak berhenti berdetak saat serangan jantung.

Henti jantung mendadak terjadi secara tiba-tiba dan seringkali tanpa peringatan. Kondisi ini terjadi ketika terdapat kerusakan listrik pada jantung yang menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur, yang disebut dengan aritmia. Gangguan ini mengakibatkan jantung tidak dapat memompa darah ke otak, paru-paru, dan organ lainnya. Ketika henti jantung terjadi, seseorang kehilangan kesadaran dan tidak memiliki denyut nadi. Kematian terjadi dalam beberapa menit jika korban tidak menerima penanganan sesegera mungkin.

Pertolongan Pertama Henti Jantung Mendadak

Henti jantung mendadak bisa ditangani dan terdapat peluang selamat, bila tindakan darurat segera dimulai tepat ketika seseorang mulai mengalami gejala henti jantung. Peluang kelangsungan hidup bisa setinggi 90% jika penanganan dimulai dalam menit pertama henti jantung mendadak. Peluang ini turun sekitar 10% setiap menit lebih lama.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan bila menemukan seseorang yang mungkin mengalami henti jantung mendadak, antara lain:

  1. Jika Anda melihat seseorang pingsan, periksa apakah orang tersebut merespons teriakan dan tepukan pada tubuhnya. Periksa pernapasan dan denyut nadi orang tersebut. Jika tidak bernapas dengan normal dan tidak merespons segala stimulus yang Anda beri, segera hubungi 911 untuk meminta bantuan.
  2. Lakukan resusitasi jantung, meskipun hanya dengan menggunakan tangan. Langkah pertolongan ini seringkali dapat membantu menyelamatkan nyawa. Tindakan ini membuat darah dan oksigen tetap beredar sampai bantuan tiba.
  3. Gunakan AED (Automated External Defibrillator) bila tersedia. Semakin singkat waktu yang diperlukan sampai bisa dilakukan tindakan, semakin besar peluang seseorang dengan henti jantung untuk bertahan hidup.

Setelah petugas medis darurat tiba, AED akan terpasang dan mendeteksi irama atau melakukan kejut jantung jika diperlukan secara otomatis berdasarkan deteksi dari alat. Perangkat ini mengejutkan jantung melalui sebuah alat pacu yang diletakkan di dada. 

Pertanyaan Umum Seputar Henti Jantung

Bisakah Henti Jantung Terjadi Pada Anak-Anak?

Henti jantung mendadak jarang terjadi pada anak-anak muda, tetapi bisa saja terjadi. Kondisi ini dianggap sebagai penyebab utama kematian pada atlet muda, tetapi juga bisa memengaruhi kalangan berusia muda yang tidak banyak melakukan kegiatan olahraga secara teratur. Henti jantung ini bisa terjadi saat berolahraga atau saat istirahat, bahkan saat tidur. 

Adakah Cara Mencegah Terjadinya Henti Jantung Mendadak?

Anda dapat mengurangi risiko mengalami henti jantung mendadak dengan berbagai cara, seperti:

  • Melakukan kunjungan rutin ke dokter spesialis jantung Anda.
  • Melakukan gaya hidup sehat, seperti menurunkan berat badan dan mengonsumsi makanan rendah lemak.
  • Menghindari rokok dan produk tembakau lainnya.
  • Minum obat yang diresepkan dokter untuk kolesterol tinggi atau aritmia.
  • Menjalani prosedur atau operasi yang direkomendasikan dokter, seperti angioplasti atau ablasi kateter.
  • Melakukan pengujian genetik jika direkomendasikan dokter untuk mencari penyebab potensial kematian jantung mendadak.
  • Mengajari keluarga Anda pentingnya perawatan segera dan mempelajari resusitasi jantung.

Atlet sekolah menengah dan perguruan tinggi harus menjalani pemeriksaan jantung setiap dua tahun. Pemeriksaan ini mencakup evaluasi riwayat pribadi dan keluarga mereka (diperbarui setiap tahun), serta pemeriksaan fisik. Dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan tambahan seperti elektrokardiogram, jika ada temuan yang mengkhawatirkan pada evaluasi awal.

Jika Anda atau orang terkasih membutuhkan pendampingan medis profesional pasca mengalami henti jantung mendadak, Anda bisa menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614. Kami menyediakan layanan homecare untuk pendampingan di rumah, telekonsultasi seputar penyakit jantung,  atau persiapan berobat jantung di dalam negeri atau luar negeri.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro dan Dokter Umum di  Kavacare)

Sumber:

  1. Sudden Cardiac Arrest: Causes & Symptoms. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17522-sudden-cardiac-death-sudden-cardiac-arrest. Diakses 21 Februari 2023.
  2. Heart Attack and Sudden Cardiac Arrest Differences. https://www.heart.org/en/health-topics/heart-attack/about-heart-attacks/heart-attack-or-sudden-cardiac-arrest-how-are-they-different. Diakses 21 Februari 2023.
  3. Sudden Cardiac Arrest in Young People – HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/injuries-emergencies/sports-injuries/Pages/Sudden-Cardiac-Death.aspx. Diakses 21 Februari 2023.
  4. Cardiac Arrest – Causes and Risk Factors | NHLBI, NIH. https://www.nhlbi.nih.gov/health/cardiac-arrest/causes. Diakses 21 Februari 2023.
Penyakit Jantung Koroner pada Wanita

Mengenal Penyakit Jantung Koroner pada Wanita

Banyak penelitian menyatakan bahwa penyakit jantung koroner lebih banyak dialami oleh pria. Nyatanya, wanita juga tidak luput dari serangan penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner pada wanita dipicu oleh berbagai faktor risiko spesifik.

Bahkan, penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu pada wanita. Sekitar 80% wanita di dunia pada usia 40-60 tahun memiliki satu faktor resiko atau lebih untuk terserang penyakit ini.

Apa Perbedaan Penyakit Jantung Koroner pada Wanita dan Pria?

Penelitian telah menemukan perbedaan sistem kardiovaskular antara pria dan wanita. Misalnya, wanita memiliki pembuluh darah dan ruang jantung yang lebih kecil daripada pria, sel darah merah yang lebih sedikit, hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi kesehatan jantung, serta adaptasi kardiovaskular yang lebih rendah pada wanita.

Contohnya saja, wanita lebih mudah pingsan dan mengalami penurunan tekanan darah secara tiba-tiba. Oleh karena itu, penyakit jantung koroner pada wanita memiliki sedikit perbedaan dalam gejala dan penanganannya.

Perbedaan Gejala

Batasan untuk membedakan gejala penyakit jantung koroner pada wanita dan pria sebenarnya tidak terlalu banyak. Baik pada pria maupun wanita, gejala yang muncul umumnya seperti;

  • Rasa nyeri, tekanan, atau remasan pada dada;
  • Menjalarnya nyeri ke leher, bahu, punggung, lengan, hingga rahang;
  • Jantung berdebar;
  • Kesulitan dalam bernapas;
  • Mulas, mual, muntah, sakit perut;
  • Keringat dingin dan lembab pada kulit;
  • Pusing.

Beberapa gejala yang lebih spesifik lebih sering muncul pada wanita, seperti:

  1. Gejala yang muncul lebih ringan
  2. Tiba-tiba merasa lemas, sesak napas, rasa lelah akibat penyakit sistemik yang muncul tanpa nyeri dada;
  3. Ketidaknyamanan di punggung, dada, lengan, leher atau rahang tanpa nyeri dada.

Perbedaan Tes dan Penanganan

  1. Biasanya penyakit jantung koroner ditandai dengan adanya plak besar pada arteri (penyakit jantung koroner obstruktif). Pada wanita, terkadang arteri mengandung plak dengan lapisan yang halus. Angiogram koroner tidak selalu dapat mendeteksi plak jenis ini, maka dibutuhkan lebih banyak pemeriksaan pada wanita daripada pria untuk mendeteksi penyakit jantung koroner.
  2. Wanita lebih cenderung mengalami intoleransi pada Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) inhibitor, yaitu salah satu obat untuk penanganan penyakit jantung koroner.
  3. Statin, obat untuk kolesterol tinggi, dapat mengurangi tingkat kolesterol baik pada wanita dan pria, tetapi wanita lebih cenderung mengalami efek samping dari pengobatan ini daripada pria.

Penyebab Penyakit Jantung Koroner pada Wanita

Penyakit jantung koroner pada wanita dapat terjadi akibat lemak, kolesterol, dan substansi lain menumpuk pada dinding bagian dalam arteri jantung, yaitu kondisi yang dinamakan atherosclerosis. Penumpukan ini yang biasa disebut dengan plak dan plak ini dapat mengakibatkan arteri menyempit sehingga menghambat aliran darah. Plak ini dapat pula robek dan menyebabkan penggumpalan darah.

Selain kolesterol tinggi yang menyebabkan plak, kerusakan pada arteri koroner dapat juga disebabkan oleh diabetes atau resistensi insulin, hipertensi, kurang beraktivitas fisik, dan konsumsi rokok atau tembakau.

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Wanita

Wanita memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami kondisi medis yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, yaitu:

  1. Anemia, terutama ketika kehamilan;
  2. Menopause dini, yaitu menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun;
  3. Endometriosis, di mana jaringan di dalam dinding rahim tumbuh di luar dinding rahim;
  4. Riwayat gangguan selama kehamilan, termasuk diabetes gestasional (diabetes yang hanya terjadi selama kehamilan), preeklamsia, eklamsia, atau tekanan darah tinggi ketika hamil, dan melahirkan bayi prematur atau lebih kecil daripada ukuran rata-rata.
  5. Menggunakan KB hormonal, yaitu suntik KB yang mengandung progesteron atau estrogen;
  6. Alat KB Oral (Pil). Menggunakan pil dapat meningkatkan resiko seseorang akan penyakit jantung koroner apabila mereka mempunyai faktor resiko lain, seperti merokok atau obesitas.
  7. Kardiomiopati stres, dipicu oleh stres emosional atau fisik yang intens dan tidak terduga;
  8. Kardiomiopati peripartum (postpartum (masa nifas) atau yang berhubungan dengan kehamilan). Kondisi ini terjadi ketika jantung melemah sehingga dapat mengarah pada gagal jantung.
  9. Postmenopause.

Gejala Umum

Sekalipun gejala penyakit jantung koroner pada wanita sama dengan gejala pada pria, beberapa tipe rasa sakit dada yang dialami wanita atau rasa tertekan dan rasa tidak nyaman biasanya berlangsung beberapa menit lebih lama pada wanita. Rasa sakit itu juga datang dan pergi.

Rasa sakit yang terjadi ketika serangan jantung tidak selalu terasa parah dan kadang bahkan tidak disadari, terutama pada wanita. Wanita umumnya menggambarkan rasa sakit pada serangan dengan rasa yang menekan atau rasa sesak. Ada pula kemungkinan wanita terkena serangan jantung tanpa rasa sakit pada dada, melainkan merasakan gejala-gejala di bawah ini:

  • Rasa tidak nyaman pada leher, rahang, bahu, punggung bagian atas, atau perut bagian atas (abdomen);
  • Napas pendek-pendek;
  • Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri;
  • Mual atau muntah;
  • Kepala terasa ringan (lightheadedness) atau pusing;
  • Kelelahan berlebihan (fatigue) yang tidak biasa ;
  • Sensasi rasa terbakar di dada (gangguan pencernaan atau indigestion).

Jika Anda membutuhkan konsultasi medis seputar penyakit jantung koroner pada wanita, Anda bisa menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614. Kami akan membantu Anda dengan telekonsultasi seputar penyakit jantung atau persiapan berobat jantung di dalam negeri atau luar negeri.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro dan Dokter Umum di  Kavacare)

Sumber:

  1. Cardiovascular Disease in Women. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17645-women–cardiovascular-disease diakses tanggal 14 Januari 2023
  2. Coronary Artery Disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronary-artery-disease/symptoms-causes/syc-20350613 diakses tanggal 14 Januari 2023
  3. Heart disease in women: Understand symptoms and risk factors. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronary-artery-disease/symptoms-causes/syc-20350613 diakses tanggal 14 Januari 2023
  4. Women and Heart Disease. https://www.nhlbi.nih.gov/health/coronary-heart-disease/women#:~:text=Coronary%20heart%20disease%20is%20the,of%20developing%20coronary%20heart%20disease diakses tanggal 14 Januari 2023
  5. Cardiovascular Disease in Women. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6206467/ diakses tanggal 31 Agustus 2023.
Penyakit Jantung di Usia Muda

Terkena Penyakit Jantung di Usia Muda, Mungkinkah?

Penyakit jantung seringkali dikaitkan dengan usia tua. Tetapi sejatinya baik tua maupun muda sama-sama bisa mengidapnya. Bahkan, penyakit ini lebih sering dialami kalangan orang dewasa yang lebih muda. Salah satu alasannya karena kondisi yang menyebabkan penyakit jantung itu sendiri sudah muncul di usia yang dianggap terlalu dini untuk menderita penyakit jantung.

Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda

Banyak kondisi dan perilaku yang membuat seseorang berisiko terkena penyakit jantung di usia muda. Beberapa diantaranya meliputi:

Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi, juga dikenal sebagai hipertensi adalah kondisi yang dapat merusak arteri dengan membuatnya kurang elastis. Ini menurunkan aliran darah dan oksigen ke jantung dan menyebabkan penyakit jantung.

Mungkin penderita hipertensi kebanyakan adalah orang dewasa. Namun orang yang lebih muda bahkan anak-anak juga bisa mengalaminya, sebagian besar karena faktor keturunan. Sehingga anak-anak yang lahir dari keluarga dengan riwayat tekanan darah tinggi perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mengontrol tekanan darahnya. 

Kolesterol Tinggi

Dalam beberapa kasus, kolesterol tinggi juga diturunkan dalam keluarga. Ini disebut hiperkolesterolemia familial. Sekitar 1% hingga 2% anak-anak mengalami kondisi ini. Sementara pemicu kolesterol tinggi pada usia yang remaja dan lebih dewasa termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, dan merokok.

Kadar kolesterol yang tinggi dapat mengembangkan timbunan lemak di pembuluh darah. Pada akhirnya, endapan ini semakin menumpuk sehingga mempersulit aliran darah yang cukup melalui arteri dan menyebabkan penyakit jantung koroner.

Diabetes

Memiliki diabetes atau kadar gula tinggi berarti seseorang lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit jantung. Ini karena tubuh tidak dapat menggunakan semua gula dengan baik yang membuat lebih banyak gula menempel pada sel darah merah dan menumpuk di darah. Penumpukan ini dapat memblokir dan merusak pembuluh yang membawa darah ke dan dari jantung dan membuat jantung kekurangan oksigen dan nutrisi.

Merokok

Merokok juga menjadi penyebab umum berkembangnya penyakit jantung. Itu karena nikotin yang terkandung dalam rokok dapat mempengaruhi pembuluh darah dengan membuatnya lebih sempit. Demikian ini membuat darah semakin sulit mengalir melalui pembuluh tersebut.

Obesitas

Obesitas merupakan faktor risiko utama penyakit jantung karena ini dapat membawa beban ekstra memberi tekanan pada jantung. Kondisi obesitas juga berkaitan dengan risiko lain seperti diabetes. 

Obesitas pada usia anak-anak lebih cenderung akan dibawa sampai usia dewasa. Oleh karena itu mencegah atau mengobati obesitas pada masa kanak-kanak dapat mengurangi risiko obesitas di usia yang lebih dewasa. Pada gilirannya, ini dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung di usia muda, diabetes, dan penyakit terkait obesitas lainnya. 

Jenis Penyakit Jantung yang Umum Terjadi di Usia Muda

Macam penyakit jantung cukup beragam, namun beberapa penyakit jantung berikut ini umum terjadi di usia muda:

Stenosis Aorta

Stenosis Aorta merupakan salah satu kondisi gangguan jantung di mana katup aorta tidak dapat terbuka sepenuhnya dan aorta yang menyempit. Kondisi ini membuat aliran darah dari jantung ke aorta dan seluruh tubuh menjadi terhalang dan berkurang. Banyak orang di usia muda dengan kondisi stenosis aorta yang parah akan membutuhkan operasi perbaikan atau penggantian katup aorta. 

Aritmia

Aritmia adalah kelainan irama jantung yang artinya detak jantung berdetak secara tidak normal, bisa lebih lambat atau lebih cepat. Hal ini terjadi karena sinyal listrik yang mengkoordinasikan detak jantung tidak bekerja dengan baik.

Gejala umum yang timbul sebab kelainan aritmia meliputi:

  • Rasa berdebar di dada
  • Detak jantung yang lebih cepat (takikardia) atau sebaliknya detak jantung melambat (bradikardia)
  • Rasa nyeri pada dada
  • Sesak napas

Atrial Septal Defect

Atrial Septal Defect (ASD) atau defek septum atrium adalah penyakit jantung bawaan dimana ini menyebabkan lubang di bagian atrium. Lubang ini membuat peningkatan jumlah aliran darah yang mengalir melalui paru-paru.

Meskipun ASD bisa dibawa saat lahir, akan tetapi kondisi ini mungkin baru bisa terdiagnosis saat usia dewasa. Beberapa ASD yang kecil dapat menutup dengan sendirinya. Sementara pada kondisi yang parah atau kelainan lubang terlalu besar maka diperlukan tindakan bedah untuk mengoreksi kelainan.

Koarktasio Aorta

Koarktasio aorta juga merupakan salah satu penyakit jantung bawaan, namun ini dapat terjadi akibat kelainan jantung lainnya. Penyakit koartasio aorta terjadi ketika arteri besar yang mengambil darah kaya oksigen dari hati ke anggota tubuh lain mengalami penyempitan. Kondisi ini dapat memaksa jantung untuk memompa lebih keras untuk memindahkan darah melalui aorta.

Gagal Jantung

Gagal jantung adalah kondisi dimana jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik. Biasanya ini terjadi akibat komplikasi dari berbagai macam kondisi. Meskipun gagal jantung paling sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, namun siapapun dari semua kalangan usia juga dapat mengalaminya.

Serangan Jantung

Penyakit jantung yang umum di usia muda termasuk juga serangan jantung. Sebelumnya, serangan jantung menjadi masalah utama yang dihadapi oleh orang dewasa yang lebih tua. Dengan kata lain, sangat jarang orang yang berusia di bawah 40 tahun mengalami serangan jantung. 

Namun, sekarang mengalami serangan jantung di usia 20-an atau awal 30-an cukup umum terjadi. Bahkan antara tahun 2000-2016, angka kasus serangan jantung pada kelompok usia muda ini meningkat 2% setiap tahunnya.

Gejala Umum Masalah Jantung

Tanda-tanda penyakit jantung berbeda-beda dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi jenis kelainan jantung yang mungkin terjadi, usia seseorang, tingkat keparahan, dsb. Tetapi, dibawah ini adalah tanda atau gejala secara umum yang dapat dirasakan apabila seseorang mengalami masalah pada jantung.

Bayi

  • Kesulitan menambah berat badan
  • Warna kebiruan pada bibir, lidah atau di bagian bawah kuku
  • Napas cepat, atau kesulitan bernapas, bahkan saat istirahat
  • Mudah lelah saat makan
  • Berkeringat saat menyusu, yang tidak diketahui pemicunya

Anak-anak & Remaja

  • Pingsan saat beraktivitas
  • Sesak nafas saat bermain atau beraktivitas
  • Detak jantung yang terasa tidak normal atau berdebar-debar bagi seorang anak
  • Sakit dada

Orang Dewasa

  • Nyeri dada
  • Sesak dada, seperti merasakan dada tertekan
  • Ketidaknyamanan dada (angina)
  • Sesak napas
  • Pingsan, atau hampir pingsan
  • Nyeri di bagian leher, rahang, tenggorokan, dan perut bagian atas atau punggung
  • Nyeri, mati rasa, lemas atau dingin di kaki/ lengan apabila pembuluh darah di area tubuh tersebut menyempit

Pengobatan & Penanganan

Pengobatan dan penangan penyakit jantung di usia muda umumnya tidak berbeda dengan penanganan pada pasien yang lebih tua. Perawatan untuk penyakit jantung biasanya bertujuan untuk mengontrol gejala selama mungkin dan memperlambat perkembangan kondisi tersebut. Beberapa opsi perawatan yang umum meliputi:

  • Terapi obat
  • Penerapan gaya hidup sehat
  • Pemantauan kesehatan rutin
  • Operasi tanam alat pacu jantung, jika berkaitan dengan gangguan irama jantung
  • Operasi lain, seperti operasi bypass atau transplantasi jantung, dsb.

Pertanyaan Seputar Penyakit Jantung di Usia Muda

Bisakah Penyakit Jantung di Usia Muda Dicegah? 

Banyak jenis penyakit jantung yang dapat dicegah karena sejatinya Anda dapat mengelola faktor yang dapat memperburuk kondisi jantung Anda, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, dan diabetes.

Upaya pencegahan termasuk meminum obat jika memang diresepkan untuk melindungi kesehatan, serta melakukan perubahan gaya hidup seperti:

  • Jaga pola makan sehat. Lakukan perubahan pola makan yang menyehatkan jantung, yakni makan makanan rendah lemak trans, lemak jenuh, gula tambahan, dan garam. 
  • Kelola BMI (Body Mass Index) untuk menjaga berat badan tetap ideal.
  • Berolahraga secara rutin dan tetap aktif bergerak secara fisik.
  • Tidak merokok.

Bisakah Penyakit Jantung pada Usia Muda Disembuhkan?

Penyakit jantung secara umum tidak dapat disembuhkan namun masih ada peluang di mana kondisi tertentu bisa disembuhkan. Seperti misalnya kelainan kongenital dengan tindakan operasi, pada beberapa pasien keluhan sudah tidak muncul kembali saat dewasa. 

Tidak dapat dipungkiri, bahwa bentuk pengobatan jantung yang tersedia cukup beragam dan semakin canggih. Dokter spesialis dapat membuka dan memasang ring pada pembuluh darah untuk meredakan gejala penyakit arteri koroner, memperbaiki maupun mengganti katup yang bermasalah. Atau menanamkan alat bantu mekanis untuk membantu jantung memompa lebih kuat, hingga melakukan prosedur transplantasi jantung.

Namun, berbagai prosedur pengobatan jantung yang ada tidaklah menyembuhkan penyakit. Tetapi, kontribusi pengobatan jantung adalah untuk mencegah penyakit kian parah dan membantu kinerja jantung sehingga memungkinkan seseorang untuk pulih dan menjalani kehidupan fungsional yang panjang.

Jika Anda membutuhkan pendampingan medis profesional untuk menjalani hidup sehat tanpa atau dengan riwayat penyakit jantung, Anda bisa menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614. Kami akan membantu Anda dengan telekonsultasi seputar penyakit jantung atau persiapan berobat jantung di dalam negeri atau luar negeri.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro dan Dokter Umum di Kavacare)

Sumber:

  1. Heart Condition in Young People. https://www.bhf.org.uk/informationsupport/support/children-and-young-people/heart-condtions-in-young-people. Diakses 18 Januari 2023. 
  2. Heart Disease Risk Factor For Children and Teenagers. https://www.texasheart.org/heart-health/heart-information-center/topics/heart-disease-risk-factors-for-children-and-teenagers. Diakses 18 Januari 2023.
  3. Signs of Heart Problem in Children and Teens. https://www.choa.org/parent-resources/heart/signs-of-heart-problems-in-children-and-teens. Diakses 18 Januari 2023. 
  4. Why Are Heart Attacks on the Rise in Young People. https://health.clevelandclinic.org/why-are-heart-attacks-on-the-rise-in-young-people. Diakses 18 Januari 2023.
  5. Heart Disease. https://www.cdc.gov/heartdisease/any_age.htm. Diakses 18 Januari 2023. 
  6. Coarctation of the Aorta. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coarctation-of-the-aorta. Diakses 18 Januari 2023.
  7. What’s Behind the Rise in Heart Attack Among Young People. https://www.cminj.com/blog/whats-behind-the-rise-in-heart-attacks-among-young-people. Diakses 18 Januari 2023.
  8. Heart Failure. https://www.nhs.uk/conditions/heart-failure/. Diakses 18 Januari 2023.
Berbagai Penyakit Jantung yang Umum Terjadi

8 Macam Penyakit Jantung yang Umum Terjadi

Penyakit jantung atau yang juga dikenal sebagai penyakit kardiovaskular (CVD) adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia yang merenggut sekitar 17,9 jiwa setiap tahun. Penyakit ini merupakan istilah umum untuk kondisi yang memengaruhi organ jantung atau pembuluh darah. Biasanya, penyakit ini dikaitkan dengan penumpukan timbunan lemak dalam pembuluh darah besar hingga risiko pembekuan darah.

Namun tahukah Anda, terdapat beberapa macam penyakit jantung yang umum terjadi di masyarakat. Masing-masing memiliki penyebab, gejala, hingga penanganan yang berbeda-beda. Apa saja?

Daftar Penyakit Jantung yang Umum Terjadi

1. Penyakit Jantung Koroner

Di antara berbagai macam penyakit jantung yang ada, kemungkinan penyakit jantung koroner adalah yang paling sering Anda dengar. Perlu diketahui, penyakit ini masih menjadi penyebab utama kematian pada orang berusia di atas 35 tahun. Penyakit ini terjadi ketika pembuluh darah arteri jantung menyempit atau tersumbat sehingga kesulitan memasok cukup darah ke jantung.

Penyakit jantung koroner merupakan kondisi yang paling umum terjadi di dunia dan memiliki angka kematian cukup tinggi. Meski begitu, penyakit ini dapat dicegah. Salah satunya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga secara rutin. Berikut dua jenis jantung koroner yang perlu Anda pahami:

  1. Angina Stabil

Angina adalah kondisi ketika Anda merasakan sakit atau ketidaknyamanan di dada, lengan, leher, perut, atau rahang karena suplai darah ke jantung Anda terbatas. Keterbatasan suplai tersebut diakibatkan pembuluh arteri Anda menyempit atau tersumbat (ateroma). Angina juga merupakan salah satu gejala dari penyakit jantung koroner.

Jika Anda mengalami angina saat melakukan aktivitas berat atau sedang stres, hal itu merupakan sinyal dari jantung bahwa Anda tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi inilah yang disebut sebagai angina stabil. Anda harus segera menuju rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis karena ini adalah kasus gawat darurat.

  1. Angina Tidak Stabil

Berbeda dengan angina stabil yang terjadi karena aktivitas berat atau stres, angina tidak stabil muncul secara mendadak. Kondisi ini dapat berupa nyeri dada yang sebelumnya tidak terdiagnosis atau angina yang tiba-tiba memburuk. Penyebabnya adalah keterbatasan suplai darah ke jantung atau serangan angina yang cukup sering terjadi.

Serangan ini bahkan dapat terjadi saat Anda beristirahat atau saat Anda dibangunkan dari tidur. Jika serangan ini terjadi, Anda harus segera menemui dokter serta menjalani tes dan pengobatan.

Untuk pasien dengan STEMI atau serangan jantung berupa penyumbatan pembuluh darah arteri koroner total, PCI primer (angioplasti primer) atau tindakan untuk pasien serangan jantung dianggap sebagai pengobatan yang menyelamatkan jiwa. Pedoman ACS merekomendasikan waktu door-to-balloon (DTB) tidak boleh lebih dari 90 menit. Waktu DTB sendiri merupakan proses tindakan mulai dari pasien masuk pintu IGD hingga pemasangan balloon terhadap pasien saat terjadi serangan jantung.

2. Serangan Jantung

Serangan jantung, atau yang juga dikenal dengan istilah infark miokard (MI) merupakan macam penyakit jantung yang terjadi ketika suplai darah ke bagian otot jantung Anda tersumbat total. Penyebab yang paling sering terjadi adalah penumpukan plak atau lemak, kolesterol, dan sejenisnya hingga mengakibatkan kerusakan pada jantung itu sendiri.

Untuk membedakan apakah Anda terkena angina tidak stabil atau serangan jantung, Anda harus menjalani tes untuk memastikan diagnosisnya. Jika benar Anda mengalami serangan jantung, dokter biasanya menyebut kondisi ini dengan nama Acute Coronary Syndrome (ACS) atau sindrom koroner akut*.

3. Gagal Jantung

Gagal jantung dapat terjadi jika aksi pemompaan jantung tidak bekerja secara efektif sehingga otot jantung tidak dapat memenuhi kebutuhan darah dan oksigen tubuh Anda, Akibatnya, Anda mungkin akan merasakan gejala seperti kelelahan dan sesak napas hingga penurunan kesadaran.

Mengapa disebut gagal jantung? Itu karena jantung Anda gagal bekerja sebagaimana mestinya. Macam penyakit jantung ini dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti tekanan darah tinggi atau serangan jantung.

4. Aritmia

Perlu diketahui, otot jantung memiliki sistem kelistrikan yang membantu merangsang detak jantung Anda. Jika sinyal listrik di dalam jantung Anda terganggu, maka jantung Anda dapat berdetak terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak teratur. Berbagai macam kondisi inilah yang disebut aritmia.

Macam penyakit jantung ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya gagal jantung, angina, riwayat serangan jantung, long Covid, stroke, gangguan kesehatan mental, hingga penggunaan obat-obatan.

5. Penyakit Katup Jantung

Untuk mengatur aliran darah melalui jantung, terdapat katup yang bekerja dengan membuka dan menutup. Jika terjadi masalah pada katup jantung Anda, maka hal ini dapat meningkatkan beban kerja jantung dan menyebabkan berbagai gejala. Misalnya, sesak napas, pergelangan kaki bengkak, kelelahan, nyeri dada atau angina, perubahan warna kulit, pusing, atau bahkan pingsan. Apakah Anda pernah merasakannya?

6. Tekanan Darah Tinggi

Salah satu kondisi kesehatan yang sebaiknya rutin Anda pantau adalah tekanan darah. Sebab, tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat berpengaruh pada jantung. Sebagian besar dokter menyebut bahwa tekanan darah yang ideal adalah sekitar 120/80mmHg. Jika tekanan darah Anda 140/90mmHg atau lebih, maka kemungkinan Anda menderita tekanan darah tinggi.

Hipertensi memang salah satu penyakit yang tak menular, tapi kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam penyakit jantung yang serius seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, hingga stroke. Untuk itu, Anda harus mengontrolnya dengan mengonsumsi makanan yang sehat, berolahraga secara rutin, serta menghindari minuman beralkohol.

7. Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan adalah istilah umum yang merujuk pada serangkaian cacat lahir yang memengaruhi jantung. Dari sekian banyak macam penyakit jantung bawaan, terdapat dua jenis yang paling umum terjadi, yaitu penyakit jantung sianotik dan asianotik.

Penyakit jantung sianotik terjadi ketika bayi yang lahir kekurangan oksigen dalam darah dan umumnya akan muncul semburat warna biru di area jari tangan, kaki, dan bibir. Sedangkan, penyakit jantung asianotik terjadi ketika oksigen dalam darah sudah cukup, tetapi dipompa secara tidak normal ke seluruh tubuh. Bayi yang lahir dengan penyakit jantung asianotik umumnya tidak memiliki gejala yang jelas, tapi seiring waktu dapat menyebabkan masalah kesehatan hingga kematian langsung saat lahir.

8. Penyakit Jantung Turunan

Jika penyakit jantung bawaan terjadi karena kondisi ketika bayi lahir, penyakit jantung turunan terjadi karena kondisi yang diwariskan melalui keluarga. Maka dari itu, penyakit jantung ini besifat genetik.

Yang sering terjadi, tanda pertama adanya masalah ini adalah ketika seseorang dalam keluarga meninggal secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Karena itulah, macam penyakit jantung ini dapat mengancam jiwa segala usia.

Kondisi ini berbeda dengan jantung bawaan, meskipun beberapa penyakit jantung bawaan dapat diwariskan dan menjadi penyakit jantung turunan. Misalnya, sindrom Brugada, kondisi ketika irama jantung (aritmia) langka dan berpotensi mengancam jiwa. Orang dengan sindrom Brugada memiliki peningkatan risiko irama jantung tidak teratur, dimulai di ruang bawah jantung (ventrikel).

Itulah 8 macam penyakit jantung yang umum terjadi di masyarakat. Jika Anda ingin melakukan pemeriksaan kesehatan dan berkonsultasi seputar pencegahan, pengobatan, hingga perawatan penyakit jantung, Anda dapat menghubungi  OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Common heart conditions. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/common-heart-conditions, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  2. High blood pressure (hypertension. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/high-blood-pressure-hypertension/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  3. Heart Arrhythmias. https://www.chss.org.uk/living-well/heart-arrhythmias/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  4. Congenital heart disease. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/congenital-heart-disease/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  5. Heart failure. nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/heart-failure/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  6. Heart attack. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/heart-attack/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  7. Coronary heart disease. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/coronary-heart-disease/#about-coronary-heart-disease, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  8. Cardiovascular disease. https://www.nhs.uk/conditions/cardiovascular-disease/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  9. Cardiovascular diseases. https://www.who.int/health-topics/cardiovascular-diseases#tab=tab_1, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  10. Brugada syndrome. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/brugada-syndrome/symptoms-causes/syc-20370489#:, diakses pada 12 Mei 2023.
  11. The Management and Prognostic Factors of Acute Coronary Syndrome: Evidence from the Taiwan Acute Coronary Syndrome Full Spectrum Registry. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5534412/, diakses pada 12 Mei 2023.
  12. Acute Coronary Syndrome. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459157/, diakses pada 12 Mei 2023.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro dan Dokter Umum di Kavacare)

Penyakit Jantung pada Anak

Mengenal Penyakit Jantung Pada Anak

Sudah diketahui secara luas bahwa penyakit jantung adalah penyebab kematian utama di Indonesia. Bahkan, pada tahun 2016, penyakit jantung menyumbang hingga 35% dari seluruh kematian yang berjumlah 1.863.000. Sekalipun penyakit jantung lebih banyak terdengar pada orang dewasa, penyakit jantung sebenarnya dapat pula menyerang anak-anak dan remaja.

Apa Perbedaan Penyakit Jantung pada Anak dan Dewasa?

Penyebab penyakit jantung pada anak-anak berbeda dan lebih bervariasi daripada orang dewasa. Gagal jantung pada anak biasanya disebabkan oleh penyakit jantung bawaan dan kardiomiopati (kelainan otot jantung), sedangkan pada orang dewasa, gagal jantung biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner, hipertensi, dan infark miokard (penyumbatan pada pembuluh darah jantung).

Penyebab Penyakit Jantung pada Anak

Pada beberapa kasus, ada kelainan pada dinding jantung, seperti adanya lubang di jantung, atau gangguan dengan katup jantung yang kadang terlalu sempit atau sepenuhnya tersumbat. Hal ini berarti darah biru (darah yang kehilangan oksigen) dan darah merah bercampur, atau jantung tidak memompa dengan baik. Ketika masalah ini terjadi, tubuh tidak mendapatkan oksigen dengan normal.

Biasanya, kelainan jantung berkembang ketika bayi masih tumbuh di rahim. Hal ini tidak berhubungan dengan apa yang dilakukan ibu ketika hamil dan kadang dokter tidak dapat mendiagnosa masalahnya. Terkadang masalah jantung karena masalah genetik, seperti adanya riwayat penyakit jantung dalam keluarga.

Penyakit jantung bisa jadi pula disebabkan oleh penyakit tertentu di masa kecil yang menyebabkan kerusakan pada jantung. Anak juga dapat mengalami masalah dengan jantung akibat infeksi virus, walaupun kasus ini sangat jarang terjadi.

Gangguan sirkulasi dan gangguan pemompaan darah yang terjadi pada anak mempunyai beberapa penyebab.  

Penyebab Gangguan Sirkulasi

Pada penyakit jantung dengan gangguan sirkulasi, ada kelainan-kelainan yang menyebabkan gangguan ini, yaitu:

  1. Kondisi yang berhubungan dengan meningkatkan aliran darah pulmonalis;
  2. Terdapatnya lubang dari kiri ke kanan jantung, seperti ventricular septal defects, patent ductus arteriosus, aortopulmonary window, dan atrioventricular defect.
  3. Pencampuran lesi (ketidaknormalan jaringan), seperti total anomalous pulmonary venous connection (darah yang membawa oksigen masuk ke ruang kanan jantung), truncus arteriosus (arteri besar tidak terbentuk dengan benar), single ventricle (jantung hanya memiliki satu bilik), dan lain-lain.
  4. Sirkulasi yang paralel, seperti transposisi arteri besar.
  5. Kondisi yang menyebabkan peningkatan curah jantung, atau jumlah darah yang dipompa keluar dari jantung.
  6. Anemia, fistula arteriovenosa sistemik (gangguan pada hubungan antara arteri dan vena), beri-beri, dan lainnya.
  7. Regurgitant valvular lesions (kebocoran pada katup jantung)
  8. Regurgitasi mitral (kebocoran darah kembali ke serambi) dan regurgitasi aorta (katup aorta tidak menutup rapat).

Penyebab Gangguan Pemompaan Darah

Di sisi lain, penyakit jantung juga dapat terjadi akibat gangguan pemompaan darah yang dapat terjadi karena penyebab berikut ini:

  1. Akibat bawaan: lesi obstruktif seperti left ventricular outflow tract obstruction (LVOTO), yaitu kondisi dimana terdapat gangguan peredaran darah yang keluar dari bilik kiri. Ini terjadi pada kasus stenosis aorta (katup jantung tidak terbuka penuh), koarktasio aorta, right ventricular outflow tract obstruction (gangguan peredaran darah dari bilik kanan) pada stenosis pulmonal (penyempitan katup paru-paru), anomalous origin of left coronary artery from pulmonary artery (ALCAPA), atau kondisi di mana arteri koroner kiri terbentuk secara abnormal dari arteri pulmonalis, dan penyakit jantung kongenital pasca operasi dengan gangguan ventrikular.
  2. Peradangan, seperti pada kasus miokarditis (infeksi jantung), peradangan terkait HIV, penyakit neuromuskular (kelainan saraf dan otot), dan penyakit Chagas, yaitu infeksi parasit akibat gigitan serangga (kissing bug).
  3. Kardiomiopati dilatasi (kelemahan kerja jantung akibat perubahan ukuran jantung), seperti miopati inflamasi idiopatik (peradangan otot), familial myopathy (gangguan pada jaringan otot rangka), penyakit neuromuskular, dan metabolic myopathy (kekurangan enzim yang memberikan energi untuk kontraksi otot).
  4. Gangguan irama jantung, seperti tachycardiomyopathy (gangguan irama jantung kronis) dan penyumbatan atrioventrikular (gangguan pada sistem listrik jantung).
  5. Penyebab lain, seperti left ventricular noncompaction (otot pada bilik kiri berkembang ke ruang jantung), keracunan anthracycline, dan lain-lain.

Faktor Risiko Penyakit Jantung pada Anak

Faktor risiko umumnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi, faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, dan faktor risiko yang baru muncul (emerging risk factors).

Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi

Berikut ini merupakan faktor risiko yang dapat diubah apabila Anda melakukan penanganan yang tepat.

  • Riwayat keluarga.
  • Umur.
  • Jenis kelamin.
  • Penyakit jantung biasanya lebih tinggi pada perempuan, yaitu sebesar 1,6% dibandingkan laki-laki yang mencapai angka 1,3%.
  • Obesitas.

Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi

Faktor risiko penyakit jantung berikut ini tidak bisa diubah.

  • Hipertensi.
  • Diabetes melitus.
  • Dislipidemia, yaitu ketidakseimbangan kadar lemak, seperti kolesterol, LDL-C, trigliserida, dan HDL.
  • Kurang aktivitas fisik.
  • Diet tidak sehat.
  • Stres.

Faktor Risiko yang Baru Muncul (Emerging Risk Factors)

Faktor risiko ini merupakan risiko yang baru muncul atau risiko yang sudah ada, tapi dalam bentuk yang baru. Faktor risiko berikut ini dapat berubah dengan cepat di masa mendatang.

  • Inflamasi (peradangan) atau infeksi sistemik (infeksi yang mempengaruhi seluruh tubuh).
  • Sitokin, yaitu senyawa kimia yang menjadi sarana komunikasi antar sel-sel terkait dalam sistem imun. Ketika terjadi infeksi, sitokin dilepaskan dalam jumlah besar dan menyerang organ tubuh sendiri.
  • CRP atau C-Reactive Protein, yaitu protein yang dibuat di hati. Tingkat CRP yang tinggi adalah gejala adanya infeksi dalam tubuh.
  • Homosistein (salah satu jenis asam amino dalam tubuh). Homosistein yang terlalu tinggi menjadi pertanda infeksi.
  • Penyakit pada gusi dapat berhubungan dengan penyakit jantung.
  • Menopause dini. Wanita yang mengalami menopause dini cenderung mengalami serangan jantung atau stroke.[5]

Gejala Umum Penyakit Jantung pada Anak

Gejala-gejala penyakit jantung dapat muncul secara berbeda pada masing-masing anak. Di bawah ini adalah beberapa gejala umum termasuk:

  • Pembengkakan (edema) pada kaki, pergelangan kaki, tungkai kaki bagian bawah, perut bagian atas (abdomen), hati, dan pembuluh darah di leher;
  • Kesulitan bernapas, khususnya ketika beraktivitas. Kesulitan bernapas ini ditandai dengan napas yang cepat, wheezing (nada tinggi yang dihasilkan setiap menarik napas), atau batuk berlebihan;
  • Kebiruan yang muncul saat lahir atau saat anak sedang beraktivitas;
  • Sulit makan dan berat badan buruk, pada bayi;
  • Rasa mudah lelah;
  • Keringat berlebih ketika makan, bermain, atau berolahraga;
  • Rewel;
  • Anak-anak yang lebih tua juga dapat mengalami berkurangnya berat badan, pingsan, dan rasa sakit pada dada.

Jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut terkait kondisi penyakit jantung pada anak atau mendapatkan pendampingan dokter dan perawat profesional di rumah, Anda bisa menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Penyakit Jantung pada Anak dan Dewasa, Begini Pencegahannya. https://fk.ui.ac.id/infosehat/penyakit-jantung-pada-anak-dan-dewasa-begini-pencegahannya/ diakses pada tanggal 20 Januari 2023
  2. Risk Factors for Heart Failure and Its Costs Among Children with Complex Congenital Heart Disease in a Medicaid Cohort. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5105230/ diakses pada tanggal 20 Januari 2023
  3. Emerging Risk Factors. https://www.healtheuniversity.ca/EN/CardiacCollege/Disease/Risk_Factors/Pages/emerging-risk-factors.aspx diakses pada tanggal 20 Januari 2023 
  4. Heart Problems in Children. https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Heart_problems_in_children/ diakses pada tanggal 20 Januari 2023
  5. Widiastuti, Ida Ayu Eka, dkk. 2021. Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler pada Pegawai Rektorat Universitas Mataram. Universitas Mataram: Mataram. Diakses pada tanggal 20 Januari 2023
Kenapa Jantung Berdebar karena Minum Kopi

Kenapa Jantung Berdebar Setelah Minum Kopi?

Anda pernah merasakan jantung Anda berdebar setelah minum kopi? Kondisi ini cukup sering terjadi pada beberapa orang, terutama setelah meminum kopi dengan kadar kafein yang tinggi. Namun, apakah minum kopi selalu menyebabkan jantung berdebar?

Penyebab Jantung Berdebar

Jantung berdebar, atau biasa disebut juga dengan palpitasi jantung, adalah kondisi di mana Anda merasakan jantung berdetak dengan cepat, berdebar-debar, atau berdenyut dengan tidak teratur. Jantung berdebar sendiri umumnya tidak berbahaya dan akan berhenti sendiri setelah beberapa saat. Durasinya bisa berkisar dari hitungan detik hingga menit.

Ada beberapa penyebab dari jantung berdebar ini. Berikut ini merupakan penyebab umum dari kondisi tersebut, yaitu:

  • Emosi yang kuat, yang biasanya dipicu oleh kecemasan atau stres. Sering juga terjadi ketika Anda mengalami serangan panik;
  • Aktivitas fisik yang cukup tinggi, seperti olahraga;
  • Konsumsi zat tertentu, seperti kafein, nikotin, alkohol, hingga obat-obatan, seperti kokain dan amfetamin;
  • Beberapa kondisi medis juga bisa memicu jantung berdebar, yaitu penyakit tiroid, gula darah rendah, anemia, tekanan darah rendah, demam, dan dehidrasi.
  • Perubahan hormon ketika menstruasi, kehamilan, atau menjelang menopause, bisa juga memicu jantung berdebar;
  • Pengobatan tertentu, termasuk konsumsi pil diet, dekongestan (obat untuk gejala hidung tersumbat), obat asma, dan obat untuk aritmia (kelainan irama jantung) atau pengobatan tiroid. Suplemen herbal dan makanan juga dapat memicu kondisi ini;
  • Tingkat elektrolit, seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfat, dan fosfor yang tidak normal;
  • Pada beberapa orang, jantung berdebar dapat terjadi setelah mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat, gula, atau lemak. Makanan dengan MSG atau penyedap rasa dan garam yang banyak dapat juga memicu jantung berdebar.

Apakah Kopi Menyebabkan Jantung Berdebar?

Efek kopi umumnya berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang mempunyai tingkat sensitivitas yang lebih tinggi terhadap kafein yang terkandung dalam kopi, tetapi apakah kopi menyebabkan jantung berdebar?

Journal of the American Heart Association tertanggal 26 Januari 2016 melakukan penelitian tentang konsumsi kopi pada 1.400 orang dewasa yang sehat atau tidak mengalami gangguan irama jantung. Penelitian ini menggunakan data dari survey makanan dan monitor Holter, yang merekam irama jantung partisipannya selama 24 jam. Sekitar 60% partisipan penelitian tersebut menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi lebih dari produk yang mengandung kafein, termasuk kopi, setiap harinya. Ternyata, penelitian tersebut menemukan bahwa partisipan yang mengkonsumsi produk tersebut tidak memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami jantung berdebar dibanding partisipan yang tidak mengkonsumsinya.

Kadar Konsumsi Kopi Harian

Sekalipun kopi atau kandungan kafein pada kopi pada orang yang sehat biasanya tidak memicu palpitasi jantung, kopi memicu pelepasan hormon noradrenalin dan norepinefrin yang dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Selain itu, kopi juga mendorong pelepasan enzim yang dapat memacu kontraksi pada jantung, sehingga membuat jantung bekerja dengan lebih kuat.

Maka, pada orang-orang yang cukup sensitif akan kopi atau jarang minum kopi, kopi bisa menimbulkan palpitasi jantung, yang membuat Anda merasakan sensasi jantung berdebar-debar atau jantung yang terasa bertalu-talu di dada Anda. Kalau Anda mengkonsumsi terlalu banyak kopi, Anda juga bisa mengalami kondisi ini.

Oleh karena itu, Anda perlu menjaga kadar konsumsi kopi harian Anda agar tidak menimbulkan efek yang buruk bagi tubuh. Kadar kafein yang aman bagi tubuh adalah sekitar 400 mg per hari. Kadar ini biasanya terkandung pada 4 cangkir kopi bubuk yang diseduh. Kadar kafein sebanyak 400 mg ini juga terdapat pada sekitar 10 kaleng cola dan dua minuman energi

Apakah Jantung Berdebar Normal?

Jantung berdebar biasanya dipicu oleh kondisi-kondisi fisiologis seseorang. Misalnya saja, pada kondisi stres, tubuh akan melepaskan lebih banyak hormon adrenalin. Hormon ini yang akan meningkatkan detak jantung dan bahkan tekanan darah Anda. Hal ini sebenarnya berfungsi untuk mendorong reaksi Anda dalam menghadapi situasi yang menyebabkan stres tersebut.

Pada saat Anda berolahraga, jantung biasanya akan berdetak lebih cepat. Hal ini terjadi karena olahraga meningkatkan sirkulasi darah agar darah dapat membawa oksigen ke otot-otot Anda dengan lebih cepat. Oleh karena kebutuhan darah meningkat, maka jantung pun bereaksi dengan meningkatkan detak jantung untuk meningkatkan aliran darah.

Bisa disimpulkan bahwa jantung berdebar adalah kondisi yang cukup normal apabila tidak diikuti gejala lainnya.

Kapan Perlu ke Dokter?

Sekalipun jantung berdebar adalah kondisi yang cukup umum, tetapi jantung berdebar bisa menjadi salah satu gejala dari penyakit jantung. Kondisi ini bisa juga terjadi apabila seseorang pernah mengalami serangan jantung sebelumnya, penyakit jantung koroner, gagal jantung, penyakit katup jantung, dan kardiomiopati (kelainan otot jantung).

Oleh karena itu, Anda juga tetap harus mengamati gejala lain yang mengikuti kondisi jantung berdebar ini. Anda harus segera menghubungi dokter apabila jantung berdebar diikuti dengan pusing yang berlebihan, sesak napas, timbulnya rasa sakit, tekanan, atau sesak pada dada, leher, rahang, lengan, atau bagian atas punggung.

Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan tentang rekam medis Anda, termasuk pengobatan, makanan, dan gaya hidup Anda sehari-hari, dan menanyakan secara spesifik kapan kejadian jantung berdebar yang Anda alami.

Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa tes, termasuk tes darah, elektrokardiogram (EKG), monitor Holter, X-ray pada jantung, dan/atau echokardiogram.

Pertanyaan Seputar Jantung Berdebar

Jantung Berdebar Tandanya Apa?

Jantung berdebar biasanya terjadi karena peningkatan aktivitas jantung yang dipicu oleh kondisi fisiologis lain, seperti meningkatnya hormon adrenalin atau ketika Anda berolahraga. Pada kondisi ini, tubuh membutuhkan oksigen yang lebih banyak untuk otot-otot, sehingga jantung merespons dengan cara memompa darah lebih cepat. Darah yang kemudian akan membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otot-otot Anda.

Apakah Jantung Berdebar Berbahaya?

Jantung berdebar adalah kondisi yang cukup umum dan sering terjadi, terutama apabila adanya peningkatan aktivitas atau emosi yang cukup kuat. Kondisi ini juga biasanya hanya berlangsung singkat, selama hitungan detik atau menit dan akan mereda dengan sendirinya. Namun, jantung berdebar bisa menjadi tanda-tanda gangguan pada jantung, maka Anda harus segera menghubungi dokter apabila jantung berdebar diikuti dengan pusing berlebih, sesak napas atau napas menjadi pendek-pendek, dan/atau rasa sakit pada area dada, leher, rahang, atau punggung bagian atas.

Jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut terkait kondisi jantung berdebar atau mendapatkan pendampingan dokter dan perawat profesional di rumah, Anda bisa menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Stress and Heart Health. https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-lifestyle/stress-management/stress-and-heart-health (11 Oktober 2022)
  2. Heart palpitations. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-palpitations/symptoms-causes/syc-20373196 (11 Oktober 2022)
  3. How Does Exercise Affect Your Heart, and What are the Benefits? https://www.nebh.org/blog/how-does-exercise-affect-your-heart-and-what-are-the-benefits/ (11 Oktober 2022)
  4. Heart palpitations. https://www.nhs.uk/conditions/heart-palpitations/ (11 Oktober 2022)
  5. Heart Palpitations. https://www.webmd.com/heart-disease/guide/what-causes-heart-palpitations (11 Oktober 2022)

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, PhD., Co-Founder dan CEO  Kavacare)

Pemeriksaan Lab Jantung

6 Pemeriksaan Lab Jantung yang Penting

Pemeriksaan lab jantung secara rutin menjadi semakin penting sebagai salah satu bentuk pencegahan sejak dini dari penyakit jantung. Sebab, tidak sedikit orang menyadari bahwa dirinya menderita penyakit jantung sampai ketika mengalami tanda/ gejala serangan jantung dan gagal jantung.

Hasil dari pemeriksaan lab jantung nantinya dapat membantu dokter memahami kondisi jantung seseorang yang menunjukkan ada atau tidaknya tanda/ gejala penyakit jantung pada orang tersebut. 

6 Jenis Pemeriksaan Jantung

Berikut ini adalah 6 jenis pemeriksaan jantung yang membantu mengidentifikasi kondisi jantung secara umum dan mendeteksi tanda atau gejala penyakit jantung sejak dini.

1. EKG

Yang pertama yaitu tes EKG atau Elektrokardiogram. Meskipun terdapat kata ‘elektro’ dalam penamaannya, tes pemeriksaan jantung ini tidak mengalirkan listrik ke dalam tubuh. Justru sebaliknya. Tes ini menerima impuls listrik kecil dari jantung yang berdetak dan merekamnya dalam pola zig-zag pada selembar kertas yang bergerak. Dengan kata lain, EKG ini merupakan tes yang mengukur aktivitas listrik otot jantung.

Perekaman aktivitas listrik otot jantung ini dapat mengetahui interval waktu perjalanan gelombang listrik yang melewati jantung. Sehingga nantinya diperoleh informasi apakah aktivitas kelistrikan pada jantung tersebut normal, cepat, lambat, atau tidak teratur.

Selain itu, EKG juga membantu dokter mengukur jumlah aktivitas listrik yang melewati otot jantung. Demikian ini memungkinkan dokter dapat mengetahui apakah ada bagian jantung yang membesar atau bekerja terlalu keras. Jika ada bagian jantung yang membesar, maka hal tersebut menunjukkan bahwa ada kelainan pada jantung.

Kapan Kita Harus Cek EKG? 

Pemeriksaan EKG sebaiknya setiap 1 bulan sekali, terutama apabila ada keluhan sebagai berikut: 

  • Nyeri dada
  • Sesak nafas
  • Palpitasi jantung atau jantung berdebar
  • Mudah lelah, atau mengalami penurunan kemampuan untuk berolahraga

2. Tes Darah

Unsur-unsur tertentu dalam darah, seperti kolesterol, trigliserida, atau fibrinogen turut berperan dalam menentukan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, tes darah merupakan jenis pemeriksaan lab jantung yang juga perlu Anda lakukan secara rutin. Tes darah ini umumnya dilakukan dengan pengambilan sampel darah dari pasien. Kemudian sampel darah di bawah ke laboratorium untuk diketahui hasilnya.

Saat mendeteksi risiko penyakit jantung melalui tes darah, dokter biasanya akan memperhatikan kadar unsur-unsur dalam darah termasuk kolesterol total, trigliserida, High Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik, Low Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat, Complete blood count  (CBC), dan Lipoprotein (a). Adanya kelainan pada hasil pemeriksaan tes darah ini dapat menjadi tanda meningkatnya risiko penyakit jantung koroner. Selain itu tes darah juga bisa dipertimbangkan untuk memeriksa enzim jantung seperti troponin, CKMB, NT-ProBNP.

Kapan Kita Harus Tes Darah?

Tes tekanan darah perlu Anda lakukan 1 bulan sekali, terlebih jika Anda:

  • Seorang perokok.
  • Memiliki pola makan yang tidak sehat.
  • Obesitas atau kelebihan berat badan.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner, terutama yang diagnosis pada usia 50 atau lebih muda.
  • Tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup.
  • Memiliki penyakit penyerta atau kondisi lain seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau stroke sebelumnya.

3. Profil Lipid

Profil lipid atau lebih dikenal dengan tes kolesterol merupakan jenis pemeriksaan yang dapat membantu menentukan tingkat risiko terkena serangan jantung dan penyakit jantung lainnya. Tes ini juga masuk dalam kategori tes darah, hanya saja lebih spesifik mengukur jumlah molekul lemak tertentu (lipid) dalam darah.

Ada 5 jenis lipid yang diukur dalam tes ini, meliputi:

  • Kolesterol total:
  • Low Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat
  • Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
  • High Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik
  • Trigliserida

Kapan Kita Harus Tes Profil Lipid?

Pemeriksaan profil lipid dapat dilakukan rutin 3 bulan sekali untuk menentukan apakah kadar kolesterol Anda normal atau termasuk dalam kategori risiko ambang, sedang, atau tinggi. Tes ini penting untuk dilakukan terlebih bagi:

  • Pria yang telah berusia di atas 45 tahun atau wanita di atas 50 tahun.
  • Perokok.
  • Seseorang yang memiliki hasil kolesterol tinggi pada tes sebelumnya.
  • Mengalami obesitas.
  • Tidak mendapatkan aktivitas fisik yang cukup.
  • Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Menderita diabetes atau pradiabetes.
  • Memiliki kerabat tingkat pertama yaitu orang tua atau saudara kandung yang menderita penyakit jantung pada usia dini (di bawah 55 tahun pada pria dan di bawah 65 tahun pada wanita).

Tes darah profil lipid tidak hanya untuk orang dewasa saja. Anak-anak pun berpotensi dapat memiliki kolesterol tinggi sehingga mereka mungkin juga memerlukan tes ini. Kadar kolesterol tinggi pada anak ini erat kaitannya dengan faktor diet, obesitas, dan kebanyakan kasus merupakan faktor keturunan.

4. GDS

GDS atau Gula Darah Sewaktu merupakan salah satu jenis tes untuk mengukur kadar glukosa/ gula dalam darah. Tes gula darah satu ini bisa Anda lakukan setiap saat tanpa perlu berpuasa terlebih dahulu atau tanpa harus memperhatikan kapan terakhir kali makan.

Terlalu banyak atau terlalu sedikit glukosa dalam darah bisa menjadi tanda kondisi medis yang serius. Kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemia) merupakan salah satu tanda diabetes. Penyakit diabetes ini dapat menyebabkan kondisi kesehatan jangka panjang yang serius termasuk risiko penyakit jantung. 

Sebab, tingginya kadar gula darah dapat memicu lebih banyak gula yang menempel dan menumpuk pada sel darah merah. Penumpukan ini dapat memblokir dan merusak pembuluh yang membawa darah ke dan dari jantung sehingga membuat jantung kekurangan oksigen dan nutrisi.

Kapan Kita Harus Tes GDS?

Bagi pengidap diabetes, kapan harus tes gula darah tergantung pada kondisi diabetes yang dialami. Jika Anda mengidap diabetes melitus sebaiknya melakukan pemeriksaan GDS setiap hari. Hal ini bertujuan untuk memantau sesering mungkin kadar gula darah Anda. Dan jika suatu saat hasil gula darah Anda tidak normal, maka Anda bisa mengetahui kapan Anda harus lebih berhati-hati dan mengontrol pola makan, aktivitas, dsb guna mencegah komplikasi serius akibat penyakit diabetes tersebut.

5. Gula Darah Puasa

Selain tes gula darah sewaktu, terdapat pula jenis tes gula darah yang perlu Anda lakukan secara rutin untuk meminimalkan risiko penyakit jantung, yakni tes gula darah puasa. Tes gula darah puasa adalah pemeriksaan gula darah yang mengharuskan pasien berpuasa (tidak makan atau minum) setidaknya delapan jam sebelum melakukan tes.

Kapan Kita Harus Tes Gula Darah Puasa?

Pemeriksaan gula darah puasa dapat Anda lakukan setidaknya 1 bulan sekali untuk memantau gula darah dari waktu ke waktu, terlebih bagi:

  • Seseorang yang mengalami obesitas/ berat badan berlebih.
  • Memiliki riwayat keluarga diabetes.
  • Seseorang yang telah memiliki kadar gula darah tinggi hasil pemeriksaan sebelumnya.

6. Tes HBA1C

Tes HbA1c (hemoglobin A1c) adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur gula darah (glukosa) yang melekat pada hemoglobin. Hemoglobin sendiri merupakan bagian dari sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Jenis pemeriksaan ini menjadi salah satu jenis tes darah yang penting karena memberikan indikasi yang baik tentang seberapa baik diabetes Anda dikendalikan.

Kapan Kita Harus Tes HBA1C?

Mengetahui tingkat HBA1C dan melakukan upaya sedini mungkin untuk menurunkannya akan membantu Anda mengurangi risiko komplikasi, termasuk dari penyakit jantung. Ini berarti melakukan tes HBA1C harus secara rutin, setidaknya setahun sekali. Tetapi jika HBA1C Anda tinggi dan memerlukan sedikit perhatian, ada baiknya Anda lakukan setiap 3 bulan sekali. 

Sebelum memulai tes pemeriksaan, biasanya ahli medis akan mendiskusikan dengan Anda jenis tes apa yang Anda perlukan. Jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut terkait pemeriksaan lab jantung atau mendapatkan pendampingan dokter dan perawat profesional di rumah, Anda bisa menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Common Tests for Congenital Heart Defects. https://www.heart.org/en/health-topics/congenital-heart-defects/symptoms–diagnosis-of-congenital-heart-defects/common-tests-for-congenital-heart-defects. Diakses 11 Oktober 2022.
  2. Electrocardiogram. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/ekg/about/pac-20384983. Diakses 11 Oktober 2022. 
  3. Blood Tests to Determine Risk of Coronary Artery Disease. https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/16792-blood-tests-to-determine-risk-of-coronary-artery-disease. Diakses 11 Oktober 2022. 
  4. Lipid Panel. https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/17176-lipid-panel. Diakses 11 Oktober 2022. 
  5. Blood Glucose Test. https://medlineplus.gov/lab-tests/blood-glucose-test/. Diakses 11 Oktober 2022. Whats is HbA1c. https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/managing-your-diabetes/hba1c. Diakses 11 Oktober 2022.
Makanan untuk Pasien Penyakit Jantung

Pilihan Makanan untuk Pasien Penyakit Jantung

Untuk pasien dengan kelainan jantung, ada banyak hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan kesehatannya. Dimulai dari pola makan, kebutuhan olahraga yang cukup hingga aktivitas lainnya agar tidak memberatkan kerja jantung. 

Dalam artikel ini akan dibahas peran penting makanan dalam meningkatkan maupun mengurangi risiko penyakit jantung. Selain informasi tersebut, Anda juga dapat menemukan pilihan makanan untuk pasien jantung yang bisa digunakan dalam diet sehari-hari dengan gizi seimbang.

Tentang Gangguan Jantung

Penyakit jantung adalah gangguan yang terjadi ketika jantung tidak dapat melakukan fungsinya sebagai organ tubuh seperti seharusnya. Istilah penyakit jantung merujuk pada beberapa kondisi yang mempengaruhi kinerja jantung hingga berada di bawah normal. Penyakit jantung dapat terjadi pada bagian katup jantung, pembuluh darah jantung, maupun otot jantung. Penyebab penyakit jantung juga beragam, dimulai dari pola hidup tidak sehat hingga bawaan genetik.

Setiap jenis penyakit jantung memiliki gejala dan perawatannya masing-masing. Pada kasus tertentu, perubahan pola hidup dengan didukung obat-obatan sudah bisa memberikan dampak besar untuk memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Namun pada kasus lain, tindakan berupa operasi mungkin perlu dilakukan untuk memastikan jantung dapat bekerja dengan lebih baik.

Tipe-Tipe Gangguan Jantung

Beberapa tipe gangguan jantung antara lain: 

  • Penyakit jantung koroner, penyempitan/pengerasan pada pembuluh darah jantung
  • Aritmia, gangguan irama detak jantung
  • Gangguan jantung bawaan (genetik), kondisi jantung sudah mengalami kelainan sejak lahir
  • Kardiomiopati, kelainan pada otot jantung (menebal dan kaku)
  • Penyakit katup jantung, salah satu atau keempat katup jantung memiliki kelainan (lebih sempit, tidak menutup sempurna, bocor) yang mengganggu kerja jantung secara menyeluruh
  • Gagal jantung, kondisi jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh karena terlalu lemah
  • Endokarditis, infeksi yang menyerang katup dan jaringan pelapis dinding jantung

Gejala Gangguan Jantung

Beberapa gejala yang dapat mengindikasikan adanya gangguan jantung:

  • Sesak napas
  • Nyeri dada 
  • Detak jantung terasa cepat/lambat
  • Pembengkakan di kaki, tungkai, maupun sekitar leher
  • Kelelahan yang berlebihan
  • Lemas
  • Pingsan

Penyebab Gangguan Jantung

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita gangguan jantung. Faktor tersebut di antaranya:

  • Usia. Semakin bertambahnya umur, risiko kerusakan atau penyempitan arteri jantung dan melemahnya otot jantung pun meningkat.
  • Jenis kelamin. Laki-laki secara umum lebih berisiko terkena gangguan jantung. Perempuan lebih berisiko terkena gangguan jantung setelah menopause.
  • Riwayat keluarga. Keluarga dengan riwayat penyakit jantung berpotensi meningkatkan risiko terkena penyakit jantung pada keturunannya.
  • Merokok
  • Pola makan tidak sehat. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan lemak, kolesterol, garam, dan gula dapat meningkatkan risiko menderita penyakit jantung
  • Tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penebalan pada arteri jantung yang menganggu aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh.
  • Kolesterol tinggi. Kadar kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyempitan pembuluh darah yang dapat memicu serangan jantung
  • Diabetes mellitus (kencing manis)
  • Obesitas
  • Kurang berolahraga
  • Stress
  • Kesehatan gigi yang buruk. Gigi dan gusi yang tidak sehat memudahkan bakteri masuk ke aliran darah yang dapat menyebabkan endokarditis. 

Perawatan untuk Pasien Jantung

Perawatan untuk pasien jantung disesuaikan kembali dengan tipe gangguan yang diderita. Seperti yang sudah disebutkan di atas, perawatan pasien jantung dapat bervariasi dari perubahan pola hidup hingga tindakan operasi.

Selain penyakit jantung bawaan, beberapa tindakan pencegahan dapat dilakukan untuk mencegah penyakit jantung. Beberapa tindakan pencegahan itu diantaranya:

  • Tidak merokok
  • Kurangi konsumsi garam dan lemak jenuh
  • Olahraga setidaknya 30 menit tiap beberapa hari, seperti berjalan kaki atau jogging
  • Jaga berat badan ideal
  • Kurangi dan kelola stress
  • Kontrol tekanan darah, tingkat kolesterol, dan kadar gula darah dalam batas normal
  • Jaga pola tidur. Bagi orang dewasa, usahakan untuk mendapat waktu tidur 7-9 jam per hari.

Makanan dan Gizi yang Diperlukan Pasien Jantung

Memilih makanan untuk pasien jantung memerlukan ketelitian. Selain memastikan nutrisi yang tersedia tetap seimbang, variasi rasa, tekstur dan warna makanan juga bisa harus diperhatikan. Makanan untuk pasien jantung tidak berarti harus tawar maupun memiliki tampilan yang pucat.

Penting diingat bahwa makanan untuk pasien jantung berperan dalam  menjaga dan mencegah kondisi pasien agar tidak semakin menurun. Makanan untuk pasien jantung harus dibatasi konsumsi kalori, garam, gula maupun lemak jenuhnya.

Berikut daftar makanan untuk pasien jantung:

1. Sayur dan Buah

Makanan untuk pasien jantung yang kaya sayur dan buah memiliki kandungan vitamin dan mineral yang tinggi. Sayur dan buah dapat mengurangi konsumsi makanan berkalori tinggi seperti daging, keju dan makanan ringan instan lainnya. Pilihlah buah dan sayuran segar atau yang beku. Jika mengonsumsi sayur dan buah kalengan, carilah yang memiliki kadar sodium rendah dan kaleng berisi air biasa.

2. Gandum

Gandum dapat dijadikan sebagai makanan untuk pasien jantung karena sumber seratnya yang tinggi. Gandum juga dilengkapi nutrisi lain yang diperlukan untuk meregulasi aliran darah dan kesehatan jantung. Pilihlah olahan gandum dalam bentuk tepung gandum, roti gandum (usahakan yang kandungan gandumnya 100%), sereal dengan serat tinggi, pasta gandum, oatmeal

3. Kurangi Lemak Jenuh dan Lemak Trans

Dalam menu makanan untuk pasien jantung pilih sumber protein dengan lemak rendah seperti susu skim atau susu rendah lemak, telur, ikan (terutama ikan air dingin seperti salmon), dan olahan kedelai.

4. Kurangi Makanan dengan Kadar Garam Tinggi

Dengan menggunakan panduan di atas, pilihlah menu yang seimbang antara sayur, buah dan konsumsi gandum. Pilihlah menu dengan sumber protein rendah lemak dan batasi konsumsi makanan asin.

Makanan yang Perlu Dihindari Pasien Jantung

Selain beberapa makanan yang perlu lebih banyak dikonsumsi, juga ada beberapa makanan untuk pasien jantung yang harus dihindari. Sejumlah kandungan dalam makanan tersebut berpotensi memperburuk kondisi pasien jantung bahkan dapat memicu serangan jantung selanjutnya jika tidak diawasi.

Jenis-jenis makanan yang perlu dihindari pasien jantung antara lain:

1. Makanan dengan Kadar Gula, Garam, dan Lemak Tinggi

Untuk mengakali hal ini, pasien jantung dapat menggantinya dengan konsumsi sayur dan buah, olahan gandum maupun alternatif olahan susu rendah lemak lainnya.

2. Bacon

Bacon berasal dari bagian tubuh babi dengan tingkat lemak jenuh dan garam yang tinggi. Kandungan garam ini dapat memicu stroke, gangguan jantung hingga gagal jantung.

3. Daging Merah

Mengonsumsi terlalu banyak daging merah seperti daging sapi, kambing maupun babi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Hal ini karena daging merah memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi.

4. Minuman Bersoda

Sebotol soda memiliki kandungan gula yang jauh lebih tinggi dari yang dianjurkan dokter untuk dikonsumsi dalam satu hari.

5. Alkohol

Konsumsi alkohol dalam kadar sedikit tidak akan mengganggu kondisi jantung. Namun, bagi pasien jantung sebaiknya menghindari konsumsi alkohol secara menyeluruh.

6. Makanan Olahan dalam Kaleng

Dalam proses pembuatannya, makanan olahan dalam kaleng memerlukan banyak kandungan garam untuk mencegah makanan dari kerusakan. Tingginya kadar garam dan lemak jenuh terutama pada sup berbahan dasar krim dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Demikian informasi jenis makanan untuk pasien jantung yang dapat dikonsumsi dan dihindari. Dapatkan resep diet sehat dan seimbang bagi pasien jantung dengan pendampingan ahli gizi dan perawat profesional di rumah. Hubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. About Heart Disease https://www.cdc.gov/heartdisease/about.htm. Diakses 30 Agustus 2022
  2. Heart Disease https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/symptoms-causes/syc-20353118. Diakses 1 September 2022
  3. Heart Disease: Types, Causes, and Symptoms https://www.webmd.com/heart-disease/heart-disease-types-causes-symptoms. Diakses 1 September 2022
  4. Heart-healthy diet: 8 steps to prevent heart disease https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/in-depth/heart-healthy-diet/art-20047702. Diakses 1 September 2022
  5. Foods That Are Bad for Your Heart https://www.webmd.com/heart-disease/ss/slideshow-foods-bad-heart. Diakses 1 September 2022 

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, PhD., Co-Founder & CEO Kavacare)

Olahraga untuk Pasien Penyakit Jantung

3 Jenis Olahraga untuk Pasien Penyakit Jantung

Sekalipun pasien dengan penyakit jantung perlu membatasi aktivitas, olahraga untuk pasien jantung justru sangat penting bagi kekuatan organ vital. Namun, pasien dengan riwayat penyakit ini tetap harus berhati-hati dalam memilih olahraga yang tepat agar tidak membebani kerja jantung. Sebelum membahas olahraga untuk pasien jantung, Anda perlu memahami pentingnya olahraga bagi pasien jantung.

Pentingnya Olahraga untuk Pasien Penyakit Jantung

Kenapa Olahraga Penting?

Tidak hanya bagi pasien jantung, olahraga penting untuk dilakukan secara teratur oleh siapa saja. Olahraga membawa banyak keuntungan dalam pembentukan stamina dan penguatan fisik seseorang. Hal ini juga termasuk menguatkan jantung, sehingga tidak hanya mengendalikan kelainan pada jantung, tetapi juga mencegah penyakit jantung. Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa olahraga meningkatkan kualitas hidup sejalan dengan fungsinya yang mendorong sekresi hormon endorfin yang dapat mengurangi stres.

Apa Manfaat Olahraga Untuk Pasien Penyakit Jantung?

Olahraga atau latihan fisik dapat memberikan berbagai keuntungan bagi kesehatan karena perannya dalam meningkatkan fungsi mitokondria, memulihkan serta memperbaiki sistem vaskular, juga melepaskan miokin, yaitu salah satu senyawa protein yang dihasilkan dari mikosit, yang berguna untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskuler.

Peristiwa kimia di atas memberikan keuntungan-keuntungan dalam keseharian pasien jantung, yaitu: 

  1. Mengurangi Faktor Risiko Penyakit Jantung. Kekurangan olahraga sendiri bisa memicu berbagai faktor risiko utama penyakit jantung, yaitu tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tinggi, stres, kegemukan, dan rokok. Pencegahan faktor-faktor risiko ini dapat mengendalikan gejala penyakit jantung.
  2. Memperkuat Jantung dan Sistem Kardiovaskular. Olahraga secara teratur juga menguatkan kerja jantung dan sistem kardiovaskuler berkat adaptasi tubuh terhadap olahraga tersebut. Olahraga rutin juga menurunkan detak jantung pada saat beristirahat dan meningkatkan perfusi jantung, dan meningkatkan High-Density Lipoprotein (HDL), yang biasa disebut dengan ‘kolesterol baik’. Hal ini menurunkan tekanan darah pada jantung, yang pada selanjutnya, memperbaiki fungsi jantung.  
  3. Memperbaiki Sirkulasi Darah. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga juga memperbaiki kapasitas pembuluh darah untuk mengembang ketika beraktivitas fisik, sehingga darah dapat mengalir lebih lancar. Selanjutnya, hal ini akan mendorong pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh yang mencegah pasien jantung mudah lelah dan lebih mudah melakukan aktivitas fisik sehari-hari.
  4. Memperbaiki Kekuatan dan Fleksibilitas Otot. Berolahraga juga telah terbukti memperbaiki kekuatan dan fleksibilitas. Penelitian menunjukkan adanya perbaikan dalam kesehatan tulang dan kemampuan untuk melakukan kegiatan fisik sehari-hari setelah para responden mengikuti program latihan fisik. Hal ini juga menurunkan kecenderungan terjadinya sakit pada punggung dan disabilitas, terutama pada lansia.
  5. Mengurangi Stres. Tidak hanya peningkatan pada kekuatan fisik, tetapi olahraga pun dapat meningkatkan kesehatan mental pada lansia. Pasalnya, ketika Anda berolahraga, tubuh Anda melepaskan hormon yang disebut endorfin. Endorfin ini adalah salah satu hormon yang disebut sebagai ‘hormon bahagia’. Efek hormon ini mendorong perasaan positif yang dapat menimbulkan pandangan yang positif dan penuh semangat tentang hidup. Karena stres adalah salah satu faktor risiko utama pada penyakit jantung, tentunya efek ini sangat dibutuhkan oleh para pasien jantung.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan

Sebelum melakukan aktivitas fisik, hal pertama yang harus diperhatikan adalah pemeriksaan kondisi tubuh. Untuk ini, pasien harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter tentang program latihan yang tepat.

Periode

Secara umum, periode olahraga yang dianjurkan bagi pasien jantung adalah selama 30 menit setiap sesi olahraga. Tentu saja, hal ini akan mengacu pada saran dokter Anda.

Intensitas Olahraga

Sekalipun olahraga dianjurkan, pasien jantung tetap harus memastikan kondisi tubuh agar mereka tidak membebani jantung secara berlebihan. Awali olahraga perlahan dan tingkatkan intensitasnya secara bertahap setiap tiga menit hingga aktivitas fisik pada tahap sedang. Hal ini ditunjukkan dengan pernapasan yang semakin cepat, tapi Anda masih bisa berbicara dengan normal. Kalau pernapasan terlalu cepat dan napas menjadi terlalu pendek-pendek, maka aktivitas fisik harus dikurangi.

Durasi

Ketika melakukan olahraga pertama kali, lakukan olahraga berdurasi sekitar 5-10 menit. Durasi olahraga yang dianjurkan adalah 30 menit setiap sesi dengan total selama 150 menit seminggu. Dalam melakukan olahraga, Anda tetap harus memperhatikan kondisi tubuh Anda.

Jenis Olahraga yang Baik

Jenis olahraga terbaik bagi pasien jantung adalah olahraga dengan jenis kardio yang meningkatkan efisiensi kerja jantung. Kardio sendiri berfungsi memperlancar penyerapan dan sirkulasi oksigen dalam tubuh. Jenis-jenis olahraga yang termasuk kardio, di antaranya adalah berjalan, berlari, senam, b dst.

Jenis Olahraga yang Baik untuk Pasien Penyakit Jantung

Tidak semua olahraga baik bagi pasien yang mengalami riwayat penyakit jantung. Secara umum, ada dua kategori olahraga yang baik untuk pasien jantung, yaitu:

1. Fleksibilitas

Olahraga yang menekankan fleksibilitas ini dapat memperbaiki keseimbangan tubuh, sekaligus melonggarkan persendian sehingga membantu lancarnya gerakan tubuh. Mempunyai fleksibilitas otot yang baik artinya akan mencegah cedera ketika melakukan kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan fisik.

Latihan fisik yang memfokuskan diri pada peningkatan fleksibilitas tubuh salah satunya adalah yoga, yang kegiatannya mencakup meditasi, latihan pernapasan, dan gerakan yang lambat. Contoh olahraga fleksibilitas lain adalah Tai Chi. Seni beladiri dari negeri Tirai Bambu ini juga cocok sekali untuk pasien jantung karena menggunakan gerakan-gerakan bertempo pelan.

2. Kardioaerobik

Sesuai dengan namanya, jenis olahraga yang satu ini menekankan pada kerja jantung. Gerakan-gerakannya bertujuan pada penguatan otot jantung dan memperlancar sirkulasi darah di tubuh. Berikut ini adalah aktivitas-aktivitas fisik yang termasuk ke dalam latihan kardio:

  •  Brisk Walking. Tidak seperti jalan biasa, brisk walking ini dilakukan dengan agak cepat. Tentu saja, Anda tidak perlu memaksakan diri untuk berjalan cepat. Kuncinya adalah mengenali kekuatan Anda sendiri. Salah satu aturan yang menunjukkan bahwa aktivitas ini masih aman adalah Anda masih bisa bercakap-cakap dengan nyaman.
  • Jogging atau Lari. Walaupun jogging atau lari terkesan berat, sebenarnya olahraga satu ini bisa dilakukan dengan santai. Anda cukup berlari ringan dan sesuaikan dengan kekuatan atau stamina Anda. Awali dengan pelan dan dalam durasi yang singkat, lalu naikkan perlahan sesuai dengan kemampuan dan saran-saran dari dokter.
  • Menari. Kunci kesuksesan olahraga rutin adalah melakukan aktivitas yang Anda sukai. Menari termasuk aktivitas yang menyenangkan dan bisa dilakukan bersama partner Anda. Sekaligus, Anda bisa melatih otot jantung Anda selagi bersenang-senang.
  • Berenang. Olahraga di dalam air juga sangat disarankan untuk melatih stamina dan fleksibilitas otot. Pasalnya, tekanan air akan membantu gerakan Anda sekaligus mengurangi risiko cedera. Pasien jantung biasanya juga perlu menghindari panas menyengat, maka kolam renang yang sejuk akan sesuai untuk melakukan olahraga.
  • Bersepeda. Salah satu aktivitas fisik lain yang cukup menyenangkan adalah bersepeda. Gerakan mengayuh sepeda juga merupakan latihan kardio yang baik bagi pasien jantung. Tidak perlu memaksakan diri untuk bersepeda di luar ruangan, Anda juga bisa memilih alat gim berupa sepeda. 

3. Latihan Kekuatan Otot

Olahraga ini mencakup gerakan-gerakan otot yang berulang-ulang hingga bagian tubuh yang Anda gerakkan terasa letih. Latihan ini akan memperkuat otot dan membangun kekuatan tulang. Bahkan, latihan ini akan membakar kalori lebih baik sehingga Anda bisa menurunkan berat badan. Untuk latihan kekuatan otot ini, Anda bisa menggunakan resistance bands atau dumbel yang cukup ringan.

Pertanyaan Umum Seputar Olahraga untuk Penyakit Jantung

Apakah Olahraga Aman untuk Pasien Penyakit Jantung?

Tidak hanya aman, olahraga justru sangat dianjurkan untuk melatih dan meningkatkan efisiensi kerja jantung. Olahraga juga berfungsi untuk membakar kalori sehingga dapat mengendalikan kadar lemak dan LDL dalam tubuh. Sebaliknya, olahraga akan meningkatkan kadar HDL yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, berolahraga terbukti dapat mendorong sekresi hormon endorfin yang mengurangi tingkat stres dan selanjutnya dapat memperbaiki kualitas dan harapan hidup pasien jantung.

Kapan Harus Menghentikan Olahraga?

Sekalipun dianjurkan, olahraga dapat juga memberi tekanan pada jantung, sehingga pasien jantung perlu memeriksa kondisi tubuh ketika olahraga. Pernapasan dan detak jantung umumnya menjadi lebih cepat ketika berolahraga, tetapi kalau terlalu berlebihan hingga tidak reda setelah 15 menit beristirahat dan disertai dengan pusing, sakit pada dada atau Anda merasa lemas, Anda harus menghentikan aktivitas berolahraga dan segera hubungi dokter.

Untuk merancang dan mempraktikkan program olahraga atau fisioterapi yang tepat bagi kondisi Anda atau orang terkasih di rumah yang mengalami penyakit jantung, Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/01.CIR.0000048890.59383.8D (10 September 2022)
  2. https://my.clevelandclinic.org/departments/heart/patient-education/recovery-care/heart-failure/exercise-activity (10 September 2022)
  3. https://www.healthgrades.com/right-care/heart-attack/9-safe-exercises-after-a-heart-attack (10 September 2022)
  4. https://www.heartandstroke.ca/articles/exercising-when-you-have-heart-disease (10 September 2022)
  5. https://www.webmd.com/depression/guide/exercise-depression#1 (10 September 2022)

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, PhD., Co-Founder & CEO Kavacare)

× Hubungi Via WhatsApp