Operasi Jantung

Angina Pektoris

Nitrogliserin

Nitrogliserin

Nitrogliserin adalah obat yang digunakan untuk mencegah angina atau nyeri dada yang timbul pada pengidap penyakit jantung koroner. Pada kasus serangan angina, nitrogliserin juga digunakan sebagai obat untuk meredakannya.

Berikut informasi lengkap mengenai penggunaan nitrogliserin.

Apa Itu Nitrogliserin?

Nitrogliserin termasuk dalam kelompok obat-obatan nitrat. Jenis obat ini paling banyak digunakan dalam bentuk tablet yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Pada dasarnya, efek dari nitrogliserin adalah relaksasi otot yang membantu melebarkan pembuluh darah.

Jika digunakan secara rutin dalam jangka panjang atau dikonsumsi sebelum melakukan aktivitas yang meningkatkan stres, nitrogliserin bisa mencegah terjadinya serangan angina.

Nitrogliserin bisa didapatkan dalam bentuk spray, tablet, kapsul lepas tunda, dan bubuk.

Siapa yang Membutuhkan Nitrogliserin?

Nitrogliserin bisa digunakan untuk menangani kondisi seperti:

  • Angina (angina pectoris, angina pectoris prophylaxis, angina Prinzmetal)
  • Infark miokard
  • Penyakit kardiovaskular
  • Tekanan darah tinggi
  • Penyakit jantung
  • Preeklampsia atau eklampsia
  • Penyakit jantung iskemik
  • Hipertensi dengan gagal jantung atau masalah ginjal
  • Robekan pada ujung usus besar atau terbentuknya saluran di ujung usus besar (fisura ani dan fistula ani).

Nitrogliserin tetapi tidak dianjurkan untuk pasien dengan kondisi:

  • Memiliki alergi nitrat
  • Mengonsumsi obat-obatan PDE inhibitor, seperti sildenafil dan tadalafil
  • Mengonsumsi obat untuk perawatan hipertensi arteri pulmonari dan hipertensi thromboembolik pulmonari kronis
  • Mengidap infark pada ventrikel kanan jantung
  • Kardiomiopati hipertrofi (penebalan otot jantung)

Secara umum, nitrogliserin digunakan untuk mengatasi angina. Angina adalah nyeri atau rasa tidak nyaman di dada yang disebabkan jantung tidak mendapat asupan darah yang cukup. Biasanya angina dirasakan seperti nyeri yang menekan dan sesak. Nyeri angina bisa dirasakan pada dada, leher, lengan (terutama lengan kiri), dan rahang bagian bawah.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Nitrogliserin

Riwayat Alergi

Sebelum diresepkan nitrogliserin, pasien harus memberitahu dokter jika memiliki riwayat alergi baik pada nitrogliserin atau obat-obatan lainnya. Pasien juga harus memberitahu alergi lain yang dimiliki, seperti alergi pada makanan, pewarna, pengawet, atau hewan.

Nitrogliserin juga bisa bereaksi dengan obat-obatan, vitamin, atau obat herbal yang dikonsumsi. Interaksi ini bisa mengubah efektivitas dan cara kerja obat, bahkan menimbulkan efek berbahaya. Maka untuk mencegah terjadinya interaksi ini, pasien diharapkan untuk memberitahu secara lengkap obat-obatan, suplemen, dan obat herbal yang sedang dikonsumsi.

Obat yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan dengan Nitrogliserin

Jenis obat-obatan yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan nitrogliserin karena bisa menimbulkan efek berbahaya antara lain:

  • Sildenafil, tadalafil, vardenafil, dan avanafil. Reaksi obat-obatan ini dengan nitrogliserin bisa menyebabkan tekanan darah terlalu rendah
  • Ergotamine, mengonsumsi obat ini bersama dengan nitrogliserin memicu nyeri dada lebih parah
  • Riociguat, interaksinya dengan nitrogliserin menyebabkan tekanan darah sangat rendah.

Selain itu, nitrogliserin sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan untuk menangani kondisi depresi seperti amitriptyline, desipramine, dan doxepine. Efektivitas nitrogliserin bisa berkurang karena obat-obatan ini menyebabkan berkurangnya kadar air liur dan mulut lebih kering, sehingga nitrogliserin tidak bisa larut dan bekerja sebagaimana mestinya.

Efek samping nitrogliserin bisa lebih parah jika bereaksi dengan obat-obatan tertentu. Jika pasien mengonsumsi obat-obatan ini, sebaiknya informasikan ke dokter untuk dilakukan penyesuaian dosis, yaitu:

  • Acetylcysteine
  • Apomorphine
  • Aspirin
  • Dihydroergotamine
  • Pancuronium

Pasien yang mengonsumsi alkohol juga perlu menginformasikan pada dokter. Nitrogliserin bisa bereaksi dengan alkohol, memicu tekanan darah terlalu rendah.

Kondisi Tertentu

Ada beberapa kondisi medis yang perlu diperhatikan jika hendak mengonsumsi nitrogliserin karena ada kemungkinan memperburuk masalah kesehatan tersebut. Pasien dengan kondisi-kondisi ini sebaiknya memberitahu dokter:

  • Anemia
  • Tumor otak
  • Gagal atau syok fungsi sirkulasi
  • Serangan jantung
  • Cedera kepala, terutama dengan tekanan di area kepala
  • Gagal jantung kongestif
  • Penyakit jantung, seperti kardiomiopati hipertropik, perikarditis konstriktif
  • Tekanan darah rendah
  • Volume darah rendah atau hipovolemia.

Pada ibu hamil atau menyusui, sebaiknya konsultasikan lebih dulu pada dokter sebelum diresepkan nitrogliserin. Belum ada studi yang menemukan nitrogliserin berdampak pada kehamilan, tetapi perlu pertimbangan dokter untuk menggunakannya dalam keadaan hamil. Sedangkan pada ibu menyusui, perlu diketahui jika nitrogliserin bisa masuk ke ASI dan menyebabkan efek samping pada bayi yang meminumnya*.

Aturan Penggunaan Nitrogliserin

Nitrogliserin umumnya diberikan dalam bentuk tablet yang diserap secara sublingual, atau tidak boleh ditelan dan dikunyah. Tablet nitrogliserin hanya boleh diberikan sesuai arahan dokter. Biasanya tablet diletakkan di bawah lidah, kemudian dibiarkan larut dan diserap oleh air liur pada mulut*.

Ada 3 dosis nitrogliserin tablet sublingual, yaitu 0.3 mg, 0.4 mg, dan 0.6 mg. Dosis-dosis ini bisa diulang setiap 5 menit hingga nyeri reda. Jika nyeri angina masih terasa setelah 3 kali dosis, maka pertolongan medis harus segera diberikan*.

Pemberian dosis nitrogliserin dalam tablet sublingual biasanya ditentukan dari*:

  • Usia
  • Kondisi yang perlu ditangani
  • Seberapa parah kondisi pasien
  • Kondisi medis penyerta
  • Bagaimana reaksi pasien terhadap dosis pertama.

Selain itu nitrogliserin juga bisa diberikan secara intravena atau melalui infus. Pemberian nitrogliserin lewat infus paling sering dilakukan di IGD atau ICU.

Nitrogliserin diberikan secara intravena pada kondisi-kondisi seperti adanya gejala jantung koroner, kegawatan tekanan darah tinggi, dan gagal jantung kongestif. Pemberian nitrogliserin via infus harus dengan pengawasan ketat untuk mencegah terjadinya toleransi nitrat yang memicu berkurangnya efektivitas obat.

Pada pasien serangan angina akut, nitrogliserin bisa diberikan secara transdermal dalam bentuk salep 2%. 

Cara Kerja Nitrogliserin

Nitrogliserin termasuk klasifikasi obat yang disebut sebagai vasodilator. Obat-obatan vasodilator seringkali digunakan untuk menangani kondisi serupa.

Nitrogliserin bekerja dengan mengurangi ketegangan hingga otot-otot halus dan pembuluh darah menjadi rileks. Ketika otot dan pembuluh darah lebih rileks, maka aliran darah ke jantung meningkat, begitu pula oksigen yang sangat dibutuhkan. Kondisi ini kemudian dapat mengurangi beban kerja jantung. Jika beban kerja jantung berkurang, maka nyeri dada pun reda.

Efek Samping Nitrogliserin

Nitrogliserin dapat menimbulkan efek samping berupa pusing dalam beberapa jam pertama setelah diberikan. Efek samping lainnya seperti*:

  • Sakit kepala
  • Hilang keseimbangan, pusing
  • Lemas
  • Detak jantung lebih cepat
  • Mual
  • Muntah
  • Kulit lebih hangat dan tampak kemerahan
  • Muncul ruam

Efek samping ringan dapat menghilang dengan sendirinya setelah beberapa hari atau beberapa minggu. Namun jika efek samping terasa sangat mengganggu, sebaiknya pasien berkonsultasi pada dokter.

Segera hubungi dokter jika terjadi efek samping serius seperti tekanan darah rendah. Kondisi ini ditandai dengan pusing, pingsan, pandangan berkunang-kunang, mual, keringat dingin, dan napas pendek yang cepat.

Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614 untuk konsultasi gratis mengenai penggunaan nitrogliserin. Dapatkan konsultasi dengan tenaga medis ahli dan profesional dari rumah Anda.

SUMBER:

  1. Nitroglycerin (Oral Route, Sublingual Route) Description and Brand Names. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/nitroglycerin-oral-route-sublingual-route/description/drg-20072863 diakses 18 Februari 2023
  2. Nitroglycerin: Side Effects, Dosage, Uses, and More. https://www.healthline.com/health/drugs/nitroglycerin-sublingual-tablet diakses 18 Februari 2023
  3. Nitroglycerin. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482382/ diakses 18 Februari 2023
  4. Nitroglycerin (Nitrostat) – Side Effects, Interactions, Uses, Dosage, Warnings. https://www.everydayhealth.com/drugs/nitroglycerin diakses 18 Februari 2023
  5. Isosorbide. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557839/ diakses 22 Maret 2023
  6. Nitrates. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545149/ diakses 22 Maret 2023

(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah , Care Pro dan Dokter Umum di Kavacare)

Enhanced External Counterpulsation EECP

Enhanced External Counterpulsation (EECP)

Apa Itu Enhanced External Counterpulsation (EECP)?

Enhanced external counterpulsation (EECP) adalah prosedur yang digunakan untuk menangani nyeri dada berulang (angina pektoris refrakter) yang telah diakui oleh Food and Drug Administration (FDA). EECP bekerja dengan cara menggunakan tekanan untuk mengembalikan alirah darah seperti semula. Prosedur ini bersifat noninvasif dan dapat dilakukan dengan cara rawat jalan.

Kapan EECP Dibutuhkan?

Kriteria dan Manfaat

Ketika seseorang mengalami angina pektoris, jantung tidak mendapatkan darah kaya oksigen yang cukup akibat penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah arteri. EECP biasanya digunakan ketika langkah pengobatan yang lain tidak dapat meredakan nyeri pada angina, dan tidak dapat mengembalikan kondisi vaskular pasien pasca prosedur revaskularisasi (Percutaneous Coronary Intervention). Prosedur ini mungkin juga disarankan untuk penderita yang membutuhkan pengembalian aliran darah tetapi tidak memungkinkan untuk melakukan prosedur pembedahan.

Siapa Saja yang Membutuhkannya?

Dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan EECP jika Anda mengalami:

  • Nyeri dada berulang.
  • Batuk.
  • Kelelahan.
  • Sesak napas.

Selain itu, EECP dapat pula mengatasi beberapa kondisi lain, seperti:

  • Cardiac syndrome X (CSX).
  • Penyakit serebrovaskular.
  • Gagal jantung.
  • Gagal ginjal.
  • Disfungsi ventrikel kiri.
  • Penyakit paru-paru (penyakit pulmonal).
  • Peripheral artery disease (PAD).

Sebelum EECP: Persiapan

Risiko

Kebanyakan orang tidak mengalami efek samping, rasa tidak nyaman, atau komplikasi yang serius. Namun, terdapat kondisi yang amat jarang ditemui di mana beberapa orang mengalami sesak napas dan membutuhkan perawatan dari rumah sakit. Selain itu, beberapa risiko komplikasi lain yang dapat terjadi setelah menjalani prosedur EECP, yaitu:

  • Kelelahan atau nyeri otot
  • Lecet atau iritasi kulit ringan akibat perangkat EECP
  • Memar
  • Edema
  • Rasa tidak nyaman pada otot atau sendi
  • Kebas atau kesemutan
  • Luka tekan.

Persiapan 

Sebelum menjalani prosedur, Andaperlu mempersiapkan beberapa hal, seperti:

  • Mendapatkan rujukan dokter
  • Menjadwalkan janji praperawatan, yang meliputi penilaian perawatan, tes stres latihan, dan orientasi prosedur serta perangkat.

Saat Prosedur EECP: Seperti Apa Prosedurnya?

Tahap-Tahap Prosedur EECP

Prinsip kerja alat ini adalah untuk membentuk pembuluh kolateral baru. Dokter akan menggunakan tiga set manset yang diisi udara secara cepat dengan tekanan yang dapat diatur berurutan mulai dari betis, paha, lalu pinggul, yang menyebabkan darah dari tungkai bawah diperas dan disalurkan ke pangkal aorta (counterpulsation). Terjadinya peningkatan tekanan diastolik akan memengaruhi peningkatan tekanan perfusi arteri koroner yang kemudian dapat menyebabkan terbentuknya kolateral baru untuk memasok darah pada otot jantung. 

Sebelum pemasangan EECP dilakukan, Anda biasanya akan diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan berganti pakaian dan mengenakan celana khusus perawatan. Pelaksanaan prosedur kemudian dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain:

  1. Dokter memasang tiga tempelan elektrokardiogram (EKG) pada dada Anda dan tiga buah manset karet (pneumatic cuffs) yang terhubung dengan selang udara dipasangkan pada tiga lokasi, yaitu betis, paha, dan pinggul Anda.  
  2. Dokter memasang sensor pada jari Anda untuk memeriksa kadar oksigen dan tingkat tekanan pada darah, sehingga tenaga medis dapat menyesuaikan pengaturan alat untuk hasil terapi yang terbaik.
  3. Selama prosedur, Anda berbaring di atas meja empuk sementara udara mengisi manset di sekitar tungkai bawah Anda.
  4. Anda akan merasakan manset mengencang di sekitar tungkai atas dan bawah, serta pinggul Anda sampai mencapai tekanan yang diinginkan oleh dokter.
  5. EKG dan monitor tekanan darah berfungsi untuk menyelaraskan inflasi dan deflasi dengan detak jantung Anda. 
  6. Manset akan mengembang setiap jantung beristirahat, meningkatkan suplai darah ke pembuluh darah arteri yang mengantarkan darah ke jantung Anda. Kemudian dengan cepat kembali mengempis untuk memudahkan jantung Anda memompa lagi.
  7. Setelah Anda terbiasa dengan setiap sensasi yang ada, terapi harusnya membuat Anda kembali merasa nyaman. 

Setelah Prosedur EECP: Apa yang Harus Dilakukan?

Perawatan

Prosedur EECP tidak memerlukan perawatan di rumah sakit dan Anda dapat kembali beraktivitas seperti rutinitas sehari-hari segera setelah perawatan selesai. 

Reaksi setiap orang terhadap prosedur EECP bervariasi. Anda mungkin merasa lelah selama beberapa hari setelah perawatan. Kebanyakan orang merasakan kemajuan kondisi dalam beberapa minggu terakhir sesi pengobatan selama tujuh minggu.

Gaya Hidup yang Perlu Diubah

Olahraga dapat membantu menjaga kesehatan jantung Anda. Dokter akan membantu Anda merencanakan program latihan yang sesuai selama minggu perawatan dan setelahnya. Bicaralah dengan dokter jika Anda berencana untuk berolahraga atau aktif secara seksual.

Pertanyaan Umum Seputar EECP

Berapa Lama Prosedur Ini Dilakukan?

Prosedur ini adalah pengobatan rawat jalan. Anda biasanya memiliki total 35 jam untuk melakukan perawatan ini: satu jam sehari, lima hari seminggu, selama tujuh minggu. Anda juga dapat melakukannya dua kali sehari selama tiga setengah minggu dengan cara melakukan prosedur selama satu jam, istirahat, kemudian melanjutkan satu jam sesi lain.

Sekitar 20% orang perlu mengulangi prosedur EECP, terutama jika mereka tidak menyelesaikan sesi awal selama 35 jam tersebut.

Kapan Saya Harus Menghubungi Dokter?

Segera temui dokter bila gejala yang Anda rasakan muncul kembali dan bahkan nyeri dada atau tekanan karena aktivitas fisik atau stres terjadi cukup sering.

Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614 untuk konsultasi gratis mengenai pemasangan EECP di dalam maupun luar negeri. Dapatkan rekomendasi rumah sakit dan dokter, perhitungan estimasi biaya, hingga pengaturan janji temu dan akomodasi.

Sumber:

  1. EECP Therapy (Enhanced External Counterpulsation). https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/16949-enhanced-external-counterpulsation-eecp. Diakses 15 November 2022.
  2. EECP Treatment | Frankel Cardiovascular Center | Michigan Medicine. https://www.umcvc.org/conditions-treatments/eecp-enhanced-external-counter-pulsation-treatment. Diakses 15 November 2022.
  3. Tinjauan Terapi Enhanced External Counterpulsation EECP. https://www.neliti.com/publications/150698/tinjauan-terapi-enhanced-external-counterpulsation-eecp. Diakses 13 Januari 2023.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Albert Novianto, Care Pro dan Dokter Umum di Kavacare)

Angina Pektoris

Angina Pektoris

Tentang Angina Pektoris

Angina pektoris adalah nyeri atau keadaan tidak nyaman yang terasa pada dada akibat aliran darah yang berkurang pada jantung. Meski tidak membahayakan, kondisi ini seringnya merupakan tanda atau peringatan bahwa seseorang berisiko mengalami masalah jantung, seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, hingga stroke. Selain itu, kondisi angina pektoris juga bisa menunjukkan adanya masalah pada saluran cerna (GERD), gangguan pada otot dan tulang di dada (misal: chostocondritis), serangan panik

Jenis-Jenis

Terdapat beberapa jenis angina pektoris, bergantung pada penyebab dan apakah istirahat atau pemberian obat-obatan dapat meringankan gejala atau tidak, di antaranya:

  • Angina stabil, merupakan jenis angina pektoris paling umum yang disebabkan oleh kelelahan beraktivitas dan biasanya hilang dengan sendirinya setelah beristirahat atau mengonsumsi obat nyeri dada.
  • Angina tidak stabil, biasanya terjadi secara tiba-tiba bahkan saat tidak sedang melakukan aktivitas apa pun dan tidak hilang meski beristirahat maupun mengonsumsi obat nyeri dada. Angina jenis ini berbahaya dan memerlukan penanganan sesegera mungkin.
  • Angina mikrovaskuler, terjadi ketika beraktivitas sehari-hari akibat pengerahan tenaga atau adanya emosi yang kuat. Nyeri ini biasanya merupakan gejala penyakit mikrovaskuler koroner.
  • Angina Prinzmetal, merupakan jenis paling langka. Angina ini biasanya terjadi ketika sedang beristirahat pada malam hari dan datang berulang kali. Rasa nyeri yang ditimbulkan cukup serius dan memerlukan obat pereda nyeri dada. 

Penyebab

Angina pektoris umumnya terjadi karena adanya penyakit jantung koroner. Selain itu, penyakit atau kondisi lain yang dapat menyebabkan terjadinya angina pektoris, antara lain:

  • Penyakit mikrovaskuler koroner, yaitu kerusakan pembuluh darah halus cabang dari pembuluh darah arteri. 
  • Kejang arteri koroner, ketika pembuluh darah arteri berulang kali menegang lalu membuka.
  • Emboli paru, yaitu penyumbatan pembuluh arteri utama pada paru-paru.
  • Kardiomiopati hipertrofi, yaitu pembesaran atau penebalan jantung.
  • Stenosis aorta, yaitu penyempitan katup pada satu bagian utama jantung.
  • Perikarditis, yaitu pembengkakan lapisan kantong yang menyelubungi jantung.
  • Diseksi aorta, ketika terjadi robekan pada dinding aorta.

Sementara itu, angina pektoris dapat terjadi karena dipicu oleh beberapa hal, yaitu:

  • Aktivitas fisik.
  • Tekanan emosional.
  • Cuaca dingin.
  • Makan dalam porsi besar.

Faktor Risiko

Selain karena penyebab di atas, seseorang memiliki risiko lebih mengalami angina pektoris dengan kondisi-kondisi, seperti:

  • Bertambahnya usia, yang mana lebih umum terjadi pada orang dewasa berusia di atas 60 tahun.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung.
  • Penggunaan tembakau, seperti merokok, mengunyah tembakau, dan terpapar asap rokok dalam jangka waktu yang lama.
  • Memiliki penyakit diabetes.
  • Memiliki tekanan darah yang tinggi, biasanya ketika menunjukkan angka 130/80 mmHg atau lebih tinggi.
  • Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi.
  • Memiliki kondisi kesehatan yang lain, seperti penyakit ginjal kronis, penyakit arteri perifer, sindrom metabolisme atau riwayat stroke.
  • Jarang berolahraga.
  • Kelebihan berat badan/obesitas.
  • Mengalami tekanan emosional.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, misalnya obat migrain dapat memicu terjadinya angina Prinzmetal.
  • Menggunakan obat-obatan terlarang.
  • Berada di tempat dengan suhu rendah. 

Pencegahan

Mencegah terjadinya angina dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan mengobati kondisi ini, antara lain:

  • Berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok.
  • Mengonsumsi makan-makanan yang sehat, dengan memperbanyak asupan buah dan sayur.
  • Menghindari atau membatasi konsumsi alkohol.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Menjaga berat badan yang sehat dan ideal.
  • Mengelola kondisi kesehatan yang lain yang berhubungan dengan penyakit jantung.
  • Mengurangi stres.
  • Mendapatkan rekomendasi vaksin untuk menghindari komplikasi jantung.

Gejala Angina Pektoris

Angina pektoris sendiri merupakan gejala atas suatu kondisi atau penyakit yang dialami oleh seseorang. Rasa nyeri itu selain terjadi di dada, dapat pula terjadi di lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung. Setiap orang merasakan rasa nyeri dengan sensasi yang berbeda-beda, misalnya:

  • Terasa panas seperti terbakar.
  • Terasa penuh.
  • Terasa seperti ditekan.
  • Terasa seperti diremas.

Kondisi lain yang biasanya terjadi bersamaan dengan angina, antara lain:

  • Pusing.
  • Kelelahan.
  • Mual.
  • Sesak napas.
  • Berkeringat.

Selain masalah jantung, kondisi dengan gejala yang sama dengan angina pektoris juga dapat menjadi diagnosis banding adanya masalah kesehatan lain, seperti saluran pencernaan (gastroesophageal reflux disease/GERD), gangguan pada otot dan tulang pada dada (seperti kostokondritis), serangan panik, dan sebagainya.

Diagnosis Angina Pektoris

Tes yang digunakan untuk mendiagnosis dan mengonfirmasi angina pektoris, yaitu:

  • Elektrokardiogram (EKG).
  • Sinar-X pada dada.
  • Tes darah.
  • Tes stres/treadmill.
  • Ekokardiogram.
  • Computed tomography (CT) scan.
  • Magnetic resonance imaging (MRI) scan.
  • Angiografi koroner.

Pengobatan Angina Pektoris

Untuk menangani kondisi ini, dokter terlebih dulu akan mengatasi masalah yang menyebabkan terjadinya angina. Tujuan penanganan ini adalah untuk melancarkan aliran darah menuju jantung dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi. Pengobatan yang umumnya diberikan pada seseorang dengan angina, yaitu:

  • Obat antikoagulan atau antiplatelet. Obat golongan ini digunakan untuk memecah gumpalan darah.
  • Obat-obatan untuk hipertensi. Pada kasus angina pektoris, obat hipertensi sangat diperlukan untuk mengontrol tekanan darah pasien, mengingat darah tinggi dapat menyebabkan risiko angina kembali berulang.
  • Obat-obatan untuk kolesterol. Pemberian obat antikolesterol untuk mengontrol kadar kolesterol sehingga bisa mencegah terjadinya angina atau serangan jantung.
  • Obat-obatan yang digunakan spesifik untuk menangani angina, misalnya nitrat (nitrogliserin).
  • Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, dengan tidak merokok, membatasi konsumsi alkohol, berolahraga dan menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan rendah lemak dan memperbanyak buah serta sayur. 
  • Pada kasus angina pektoris tidak stabil dan yang mengarah ke serangan jantung opsi operasi bypass jantung/coronary artery bypass grafting (CABG) sangat dianjurkan.
  • Angioplasti koroner atau stenting.

Pertanyaan Umum Seputar Angina Pektoris

Seberapa Seriuskah Angina Pektoris?

Karena merupakan gejala, angina pektoris dikatakan serius atau tidak bergantung pada penyakit yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Beberapa kasus angina termasuk kondisi ringan yang dapat membaik dengan perubahan gaya hidup atau konsumsi obat-obatan nyeri dada. Namun, pada beberapa kasus lainnya, angina yang terjadi dapat cukup serius hingga memerlukan penanganan secara langsung.

Kapan Saya Harus Menemui Dokter?

Bila angina yang muncul disertai dengan gejala serangan jantung atau stroke, segera hubungi ambulans untuk mendapatkan perawatan medis darurat sesegera mungkin.

Apabila Anda perlu berkonsultasi tentang penanganan atau perawatan setelah angina pektoris, Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Angina – Symptoms and causes – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/angina/symptoms-causes/syc-20369373. Diakses pada 19 Oktober 2022.
  2. Angina – Causes, symptoms & treatments | British Heart Foundation. https://www.bhf.org.uk/informationsupport/conditions/angina. Diakses pada 19 Oktober 2022.
  3. Angina (Ischemic Chest Pain): Symptoms, Causes, Diagnosis, and Treatment. https://www.webmd.com/heart-disease/heart-disease-angina. Diakses pada 19 Oktober 2022.
  4. Angina: Symptoms, Causes & Treatment. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21489-angina. Diakses pada 19 Oktober 2022.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Albert Novianto, Care Pro dan Dokter Umum di Kavacare)

× Hubungi Via WhatsApp