Operasi Jantung

Penyakit Jantung Kongenital

Penyakit Jantung pada Anak

Mengenal Penyakit Jantung Pada Anak

Sudah diketahui secara luas bahwa penyakit jantung adalah penyebab kematian utama di Indonesia. Bahkan, pada tahun 2016, penyakit jantung menyumbang hingga 35% dari seluruh kematian yang berjumlah 1.863.000. Sekalipun penyakit jantung lebih banyak terdengar pada orang dewasa, penyakit jantung sebenarnya dapat pula menyerang anak-anak dan remaja.

Apa Perbedaan Penyakit Jantung pada Anak dan Dewasa?

Penyebab penyakit jantung pada anak-anak berbeda dan lebih bervariasi daripada orang dewasa. Gagal jantung pada anak biasanya disebabkan oleh penyakit jantung bawaan dan kardiomiopati (kelainan otot jantung), sedangkan pada orang dewasa, gagal jantung biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner, hipertensi, dan infark miokard (penyumbatan pada pembuluh darah jantung).

Penyebab Penyakit Jantung pada Anak

Pada beberapa kasus, ada kelainan pada dinding jantung, seperti adanya lubang di jantung, atau gangguan dengan katup jantung yang kadang terlalu sempit atau sepenuhnya tersumbat. Hal ini berarti darah biru (darah yang kehilangan oksigen) dan darah merah bercampur, atau jantung tidak memompa dengan baik. Ketika masalah ini terjadi, tubuh tidak mendapatkan oksigen dengan normal.

Biasanya, kelainan jantung berkembang ketika bayi masih tumbuh di rahim. Hal ini tidak berhubungan dengan apa yang dilakukan ibu ketika hamil dan kadang dokter tidak dapat mendiagnosa masalahnya. Terkadang masalah jantung karena masalah genetik, seperti adanya riwayat penyakit jantung dalam keluarga.

Penyakit jantung bisa jadi pula disebabkan oleh penyakit tertentu di masa kecil yang menyebabkan kerusakan pada jantung. Anak juga dapat mengalami masalah dengan jantung akibat infeksi virus, walaupun kasus ini sangat jarang terjadi.

Gangguan sirkulasi dan gangguan pemompaan darah yang terjadi pada anak mempunyai beberapa penyebab.  

Penyebab Gangguan Sirkulasi

Pada penyakit jantung dengan gangguan sirkulasi, ada kelainan-kelainan yang menyebabkan gangguan ini, yaitu:

  1. Kondisi yang berhubungan dengan meningkatkan aliran darah pulmonalis;
  2. Terdapatnya lubang dari kiri ke kanan jantung, seperti ventricular septal defects, patent ductus arteriosus, aortopulmonary window, dan atrioventricular defect.
  3. Pencampuran lesi (ketidaknormalan jaringan), seperti total anomalous pulmonary venous connection (darah yang membawa oksigen masuk ke ruang kanan jantung), truncus arteriosus (arteri besar tidak terbentuk dengan benar), single ventricle (jantung hanya memiliki satu bilik), dan lain-lain.
  4. Sirkulasi yang paralel, seperti transposisi arteri besar.
  5. Kondisi yang menyebabkan peningkatan curah jantung, atau jumlah darah yang dipompa keluar dari jantung.
  6. Anemia, fistula arteriovenosa sistemik (gangguan pada hubungan antara arteri dan vena), beri-beri, dan lainnya.
  7. Regurgitant valvular lesions (kebocoran pada katup jantung)
  8. Regurgitasi mitral (kebocoran darah kembali ke serambi) dan regurgitasi aorta (katup aorta tidak menutup rapat).

Penyebab Gangguan Pemompaan Darah

Di sisi lain, penyakit jantung juga dapat terjadi akibat gangguan pemompaan darah yang dapat terjadi karena penyebab berikut ini:

  1. Akibat bawaan: lesi obstruktif seperti left ventricular outflow tract obstruction (LVOTO), yaitu kondisi dimana terdapat gangguan peredaran darah yang keluar dari bilik kiri. Ini terjadi pada kasus stenosis aorta (katup jantung tidak terbuka penuh), koarktasio aorta, right ventricular outflow tract obstruction (gangguan peredaran darah dari bilik kanan) pada stenosis pulmonal (penyempitan katup paru-paru), anomalous origin of left coronary artery from pulmonary artery (ALCAPA), atau kondisi di mana arteri koroner kiri terbentuk secara abnormal dari arteri pulmonalis, dan penyakit jantung kongenital pasca operasi dengan gangguan ventrikular.
  2. Peradangan, seperti pada kasus miokarditis (infeksi jantung), peradangan terkait HIV, penyakit neuromuskular (kelainan saraf dan otot), dan penyakit Chagas, yaitu infeksi parasit akibat gigitan serangga (kissing bug).
  3. Kardiomiopati dilatasi (kelemahan kerja jantung akibat perubahan ukuran jantung), seperti miopati inflamasi idiopatik (peradangan otot), familial myopathy (gangguan pada jaringan otot rangka), penyakit neuromuskular, dan metabolic myopathy (kekurangan enzim yang memberikan energi untuk kontraksi otot).
  4. Gangguan irama jantung, seperti tachycardiomyopathy (gangguan irama jantung kronis) dan penyumbatan atrioventrikular (gangguan pada sistem listrik jantung).
  5. Penyebab lain, seperti left ventricular noncompaction (otot pada bilik kiri berkembang ke ruang jantung), keracunan anthracycline, dan lain-lain.

Faktor Risiko Penyakit Jantung pada Anak

Faktor risiko umumnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi, faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, dan faktor risiko yang baru muncul (emerging risk factors).

Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi

Berikut ini merupakan faktor risiko yang dapat diubah apabila Anda melakukan penanganan yang tepat.

  • Riwayat keluarga.
  • Umur.
  • Jenis kelamin.
  • Penyakit jantung biasanya lebih tinggi pada perempuan, yaitu sebesar 1,6% dibandingkan laki-laki yang mencapai angka 1,3%.
  • Obesitas.

Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi

Faktor risiko penyakit jantung berikut ini tidak bisa diubah.

  • Hipertensi.
  • Diabetes melitus.
  • Dislipidemia, yaitu ketidakseimbangan kadar lemak, seperti kolesterol, LDL-C, trigliserida, dan HDL.
  • Kurang aktivitas fisik.
  • Diet tidak sehat.
  • Stres.

Faktor Risiko yang Baru Muncul (Emerging Risk Factors)

Faktor risiko ini merupakan risiko yang baru muncul atau risiko yang sudah ada, tapi dalam bentuk yang baru. Faktor risiko berikut ini dapat berubah dengan cepat di masa mendatang.

  • Inflamasi (peradangan) atau infeksi sistemik (infeksi yang mempengaruhi seluruh tubuh).
  • Sitokin, yaitu senyawa kimia yang menjadi sarana komunikasi antar sel-sel terkait dalam sistem imun. Ketika terjadi infeksi, sitokin dilepaskan dalam jumlah besar dan menyerang organ tubuh sendiri.
  • CRP atau C-Reactive Protein, yaitu protein yang dibuat di hati. Tingkat CRP yang tinggi adalah gejala adanya infeksi dalam tubuh.
  • Homosistein (salah satu jenis asam amino dalam tubuh). Homosistein yang terlalu tinggi menjadi pertanda infeksi.
  • Penyakit pada gusi dapat berhubungan dengan penyakit jantung.
  • Menopause dini. Wanita yang mengalami menopause dini cenderung mengalami serangan jantung atau stroke.[5]

Gejala Umum Penyakit Jantung pada Anak

Gejala-gejala penyakit jantung dapat muncul secara berbeda pada masing-masing anak. Di bawah ini adalah beberapa gejala umum termasuk:

  • Pembengkakan (edema) pada kaki, pergelangan kaki, tungkai kaki bagian bawah, perut bagian atas (abdomen), hati, dan pembuluh darah di leher;
  • Kesulitan bernapas, khususnya ketika beraktivitas. Kesulitan bernapas ini ditandai dengan napas yang cepat, wheezing (nada tinggi yang dihasilkan setiap menarik napas), atau batuk berlebihan;
  • Kebiruan yang muncul saat lahir atau saat anak sedang beraktivitas;
  • Sulit makan dan berat badan buruk, pada bayi;
  • Rasa mudah lelah;
  • Keringat berlebih ketika makan, bermain, atau berolahraga;
  • Rewel;
  • Anak-anak yang lebih tua juga dapat mengalami berkurangnya berat badan, pingsan, dan rasa sakit pada dada.

Jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut terkait kondisi penyakit jantung pada anak atau mendapatkan pendampingan dokter dan perawat profesional di rumah, Anda bisa menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Penyakit Jantung pada Anak dan Dewasa, Begini Pencegahannya. https://fk.ui.ac.id/infosehat/penyakit-jantung-pada-anak-dan-dewasa-begini-pencegahannya/ diakses pada tanggal 20 Januari 2023
  2. Risk Factors for Heart Failure and Its Costs Among Children with Complex Congenital Heart Disease in a Medicaid Cohort. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5105230/ diakses pada tanggal 20 Januari 2023
  3. Emerging Risk Factors. https://www.healtheuniversity.ca/EN/CardiacCollege/Disease/Risk_Factors/Pages/emerging-risk-factors.aspx diakses pada tanggal 20 Januari 2023 
  4. Heart Problems in Children. https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Heart_problems_in_children/ diakses pada tanggal 20 Januari 2023
  5. Widiastuti, Ida Ayu Eka, dkk. 2021. Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler pada Pegawai Rektorat Universitas Mataram. Universitas Mataram: Mataram. Diakses pada tanggal 20 Januari 2023
Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit Jantung Bawaan

Tentang Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan (PJB), atau biasa disebut juga dengan penyakit jantung kongenital, merupakan kondisi di mana terdapat satu atau lebih masalah struktur jantung yang dibawa seseorang sejak lahir. Kebanyakan orang dengan penyakit ini membutuhkan perawatan medis permanen selama masa hidupnya.

Jenis-Jenis

Ada banyak sekali macam penyakit ini. Namun, jenis-jenis utama yang sering terjadi, adalah:

  • Masalah pada ‘dinding’ jantung, seperti atrial septal defect, complete and partial atrioventricular septal defect, large ventricular septal defect, pulmonary atresia with intact ventricular septum, pulmonary atresia with ventricular septal defect. 
  • Cacat katup jantung, misalnya aortic stenosis, double inlet ventricle, pulmonary stenosis, tricuspid atresia. 
  • Cacat pada pembuluh darah besar, contohnya coarctation of aorta, common arterial trunk, d-transposition of the great arteries.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab terjadinya penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang menjadi faktor yang meningkatkan risiko bayi terkena penyakit jantung bawaan, antara lain:

  • Kondisi genetik. Bayi dengan sindrom Down memiliki kemungkinan mengalami cacat pada jantung ketika lahir, atau memiliki keluarga dengan riwayat masalah jantung.
  • Ibu bayi mengalami infeksi tertentu ketika hamil, misalnya rubella (campak Jerman).
  • Ibu bayi sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu selama hamil, seperti statin atau beberapa obat jerawat (isotretinoin dan obat yang mengandung valproate).
  • Ibu bayi merokok atau mengonsumsi alkohol pada saat hamil.
  • Ibu bayi sedang menderita diabetes.

Pencegahan

Ada beberapa langkah yang bisa diambil ibu hamil untuk mencegah terjadinya cacat jantung pada bayi, seperti:

  • Melakukan pemeriksaan dan perawatan rutin sebelum kehamilan.
  • Mengonsumsi multivitamin dengan kandungan folic acid.
  • Tidak merokok dan mengonsumsi alkohol.
  • Vaksinasi rubella.
  • Mengontrol kadar gula dalam darah.
  • Berkonsultasi dengan dokter bila memiliki kondisi kesehatan kronis.
  • Hindari senyawa berbahaya seperti yang terdapat produk berbau menyengat, misalnya larutan pembersih, bahan pengencer cat, atau pembersih kutek kuku.
  • Konsultasikan dengan dokter obat apa pun yang sedang dan akan dikonsumsi, termasuk obat tanpa resep.

Tanda-Tanda Penyakit Jantung Bawaan

Orang dewasa yang memiliki PJB, mungkin tidak menyadari dan merasakan adanya gejala apa pun. Bila ada, gejala yang muncul, seperti:

  • Sesak napas.
  • Bermasalah dalam berolahraga dan beraktivitas.

Sedangkan tanda-tanda PJB yang tampak pada bayi dan anak-anak, antara lain:

  • Kulit, kuku, dan bibir berwarna kebiruan (sianosis, kondisi kekurangan oksigen dalam darah).
  • Bernapas dengan cepat dan nafsu makan yang buruk.
  • Pertambahan berat badan yang buruk.
  • Pembengkakan pada kaki, perut, atau area sekitar mata.
  • Infeksi paru-paru.
  • Tidak dapat berolahraga dan mudah lelah saat beraktivitas.

Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

Sebelum Kelahiran

Dokter mungkin dapat menemukan beberapa masalah pada janin selama kehamilan, dengan cara:

  • Ekokardiogram janin, yaitu pengambilan gambar bergerak jantung dengan menggunakan ultrasonografi.
  • Pemeriksaan gen, dengan cara mengambil sedikit sampel darah ibu sebelum dan selama kehamilan.

Pada Anak-anak dan Dewasa

Bila terdapat gejala yang ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa, dokter akan mendengarkan detak jantung dengan stetoskop untuk memeriksa apakah ada suara yang tidak biasa atau murmur jantung. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, dengan menggunakan:

  • Oximeter, untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah pada bayi yang baru lahir menggunakan sensor jari.
  • Ekokardiogram, yaitu penggunaan ultrasonografi untuk menangkap gambar jantung.
  • Elektrokardiogram (EKG/ECG), yaitu pemeriksaan aktivitas elektrik jantung.
  • Pemeriksaan sinar-X pada dada, untuk menemukan anomali pada dan tanda kegagalan jantung.
  • MRI dan CT scan, tes pencitraan untuk melihat keadaan jantung lebih detail.
  • Kateterisasi jantung, untuk melihat kondisi di dalam jantung setelah ditemukan adanya cacat pada jantung anak.

Pengobatan Penyakit Jantung Bawaan

Beberapa langkah penanganan untuk penderita PJB, antara lain:

  • Pemberian obat-obatan, misalnya angiotensin-2 receptor blocker (ARBs) dan ACE inhibitor, beta blocker, diuretik.
  • Kateterisasi jantung, yaitu penggunaan pipa kecil yang dimasukkan melalui pembuluh darah menuju jantung untuk memperbaiki cacat sederhana, seperti lubang kecil pada dinding jantung.
  • Pembedahan jantung, yang mungkin diperlukan untuk memperbaiki cacat pada jantung dan pembuluh darah, memperbaiki atau mengganti katup jantung, memasang alat untuk membantu memompa darah, hingga transplantasi jantung.

Pertanyaan Seputar Penyakit Jantung Bawaan

Seberapa Seriuskah Penyakit Jantung Bawaan?

Beberapa tipe PJB bisa bersifat ringan. Namun, PJB yang kompleks dapat menyebabkan komplikasi yang membahayakan nyawa. Meskipun begitu, diagnosis dan penanganan dini dapat membantu pasien untuk bertahan hidup lebih lama. 

Beberapa kecacatan jantung tidak memerlukan penanganan apa pun. Pada beberapa orang lain, penanganan bisa berupa beberapa kali operasi atau prosedur. Di kasus lain, mungkin hanya perlu satu kali proses pembedahan. Beberapa orang ada yang perlu terus mengonsumsi obat sepanjang hidupnya. Selain itu, mereka juga harus melakukan pemeriksaan rutin ke kardiolog.

Kapan Saya Harus Menemui Dokter?

Bila Anda menemukan gejala yang dirasa mengkhawatirkan, seperti nyeri dada atau sesak napas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan bantuan. Bila Anda pernah didiagnosis dan ditangani sebagai penderita PJB sebelumnya, buat janji dengan dokter untuk segera berkonsultasi.

Apabila Anda perlu berkonsultasi tentang penanganan atau perawatan penyakit jantung bawaan di rumah, Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Congenital Heart Disease: Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment. https://www.webmd.com/heart-disease/guide/congenital-heart-disease. Diakses pada 18 September 2022.
  2. Congenital Heart Defects | MedlinePlus. https://medlineplus.gov/congenitalheartdefects.html. Diakses pada 18 September 2022.
  3. Congenital heart disease in adults – Symptoms and causes – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/adult-congenital-heart-disease/symptoms-causes/syc-20355456. Diakses pada 18 September 2022.
  4. Congenital heart disease – NHS. https://www.nhs.uk/conditions/congenital-heart-disease/. Diakses pada 18 September 2022.
  5. Congenital heart defects in children – Symptoms and causes – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/congenital-heart-defects-children/symptoms-causes/syc-20350074. Diakses pada 18 September 2022.
  6. Understanding your congenital condition | BHF. https://www.bhf.org.uk/informationsupport/conditions/understanding-your-congenital-heart-condition. Diakses pada 18 September 2022.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, PhD., Co-Founder & CEO Kavacare)

× Hubungi Via WhatsApp