Operasi Jantung

Penyakit Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner pada Wanita

Mengenal Penyakit Jantung Koroner pada Wanita

Banyak penelitian menyatakan bahwa penyakit jantung koroner lebih banyak dialami oleh pria. Nyatanya, wanita juga tidak luput dari serangan penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner pada wanita dipicu oleh berbagai faktor risiko spesifik.

Bahkan, penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu pada wanita. Sekitar 80% wanita di dunia pada usia 40-60 tahun memiliki satu faktor resiko atau lebih untuk terserang penyakit ini.

Apa Perbedaan Penyakit Jantung Koroner pada Wanita dan Pria?

Penelitian telah menemukan perbedaan sistem kardiovaskular antara pria dan wanita. Misalnya, wanita memiliki pembuluh darah dan ruang jantung yang lebih kecil daripada pria, sel darah merah yang lebih sedikit, hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi kesehatan jantung, serta adaptasi kardiovaskular yang lebih rendah pada wanita.

Contohnya saja, wanita lebih mudah pingsan dan mengalami penurunan tekanan darah secara tiba-tiba. Oleh karena itu, penyakit jantung koroner pada wanita memiliki sedikit perbedaan dalam gejala dan penanganannya.

Perbedaan Gejala

Batasan untuk membedakan gejala penyakit jantung koroner pada wanita dan pria sebenarnya tidak terlalu banyak. Baik pada pria maupun wanita, gejala yang muncul umumnya seperti;

  • Rasa nyeri, tekanan, atau remasan pada dada;
  • Menjalarnya nyeri ke leher, bahu, punggung, lengan, hingga rahang;
  • Jantung berdebar;
  • Kesulitan dalam bernapas;
  • Mulas, mual, muntah, sakit perut;
  • Keringat dingin dan lembab pada kulit;
  • Pusing.

Beberapa gejala yang lebih spesifik lebih sering muncul pada wanita, seperti:

  1. Gejala yang muncul lebih ringan
  2. Tiba-tiba merasa lemas, sesak napas, rasa lelah akibat penyakit sistemik yang muncul tanpa nyeri dada;
  3. Ketidaknyamanan di punggung, dada, lengan, leher atau rahang tanpa nyeri dada.

Perbedaan Tes dan Penanganan

  1. Biasanya penyakit jantung koroner ditandai dengan adanya plak besar pada arteri (penyakit jantung koroner obstruktif). Pada wanita, terkadang arteri mengandung plak dengan lapisan yang halus. Angiogram koroner tidak selalu dapat mendeteksi plak jenis ini, maka dibutuhkan lebih banyak pemeriksaan pada wanita daripada pria untuk mendeteksi penyakit jantung koroner.
  2. Wanita lebih cenderung mengalami intoleransi pada Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) inhibitor, yaitu salah satu obat untuk penanganan penyakit jantung koroner.
  3. Statin, obat untuk kolesterol tinggi, dapat mengurangi tingkat kolesterol baik pada wanita dan pria, tetapi wanita lebih cenderung mengalami efek samping dari pengobatan ini daripada pria.

Penyebab Penyakit Jantung Koroner pada Wanita

Penyakit jantung koroner pada wanita dapat terjadi akibat lemak, kolesterol, dan substansi lain menumpuk pada dinding bagian dalam arteri jantung, yaitu kondisi yang dinamakan atherosclerosis. Penumpukan ini yang biasa disebut dengan plak dan plak ini dapat mengakibatkan arteri menyempit sehingga menghambat aliran darah. Plak ini dapat pula robek dan menyebabkan penggumpalan darah.

Selain kolesterol tinggi yang menyebabkan plak, kerusakan pada arteri koroner dapat juga disebabkan oleh diabetes atau resistensi insulin, hipertensi, kurang beraktivitas fisik, dan konsumsi rokok atau tembakau.

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Wanita

Wanita memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami kondisi medis yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, yaitu:

  1. Anemia, terutama ketika kehamilan;
  2. Menopause dini, yaitu menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun;
  3. Endometriosis, di mana jaringan di dalam dinding rahim tumbuh di luar dinding rahim;
  4. Riwayat gangguan selama kehamilan, termasuk diabetes gestasional (diabetes yang hanya terjadi selama kehamilan), preeklamsia, eklamsia, atau tekanan darah tinggi ketika hamil, dan melahirkan bayi prematur atau lebih kecil daripada ukuran rata-rata.
  5. Menggunakan KB hormonal, yaitu suntik KB yang mengandung progesteron atau estrogen;
  6. Alat KB Oral (Pil). Menggunakan pil dapat meningkatkan resiko seseorang akan penyakit jantung koroner apabila mereka mempunyai faktor resiko lain, seperti merokok atau obesitas.
  7. Kardiomiopati stres, dipicu oleh stres emosional atau fisik yang intens dan tidak terduga;
  8. Kardiomiopati peripartum (postpartum (masa nifas) atau yang berhubungan dengan kehamilan). Kondisi ini terjadi ketika jantung melemah sehingga dapat mengarah pada gagal jantung.
  9. Postmenopause.

Gejala Umum

Sekalipun gejala penyakit jantung koroner pada wanita sama dengan gejala pada pria, beberapa tipe rasa sakit dada yang dialami wanita atau rasa tertekan dan rasa tidak nyaman biasanya berlangsung beberapa menit lebih lama pada wanita. Rasa sakit itu juga datang dan pergi.

Rasa sakit yang terjadi ketika serangan jantung tidak selalu terasa parah dan kadang bahkan tidak disadari, terutama pada wanita. Wanita umumnya menggambarkan rasa sakit pada serangan dengan rasa yang menekan atau rasa sesak. Ada pula kemungkinan wanita terkena serangan jantung tanpa rasa sakit pada dada, melainkan merasakan gejala-gejala di bawah ini:

  • Rasa tidak nyaman pada leher, rahang, bahu, punggung bagian atas, atau perut bagian atas (abdomen);
  • Napas pendek-pendek;
  • Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri;
  • Mual atau muntah;
  • Kepala terasa ringan (lightheadedness) atau pusing;
  • Kelelahan berlebihan (fatigue) yang tidak biasa ;
  • Sensasi rasa terbakar di dada (gangguan pencernaan atau indigestion).

Jika Anda membutuhkan konsultasi medis seputar penyakit jantung koroner pada wanita, Anda bisa menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614. Kami akan membantu Anda dengan telekonsultasi seputar penyakit jantung atau persiapan berobat jantung di dalam negeri atau luar negeri.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro dan Dokter Umum di  Kavacare)

Sumber:

  1. Cardiovascular Disease in Women. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17645-women–cardiovascular-disease diakses tanggal 14 Januari 2023
  2. Coronary Artery Disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronary-artery-disease/symptoms-causes/syc-20350613 diakses tanggal 14 Januari 2023
  3. Heart disease in women: Understand symptoms and risk factors. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronary-artery-disease/symptoms-causes/syc-20350613 diakses tanggal 14 Januari 2023
  4. Women and Heart Disease. https://www.nhlbi.nih.gov/health/coronary-heart-disease/women#:~:text=Coronary%20heart%20disease%20is%20the,of%20developing%20coronary%20heart%20disease diakses tanggal 14 Januari 2023
  5. Cardiovascular Disease in Women. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6206467/ diakses tanggal 31 Agustus 2023.
Berbagai Penyakit Jantung yang Umum Terjadi

8 Macam Penyakit Jantung yang Umum Terjadi

Penyakit jantung atau yang juga dikenal sebagai penyakit kardiovaskular (CVD) adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia yang merenggut sekitar 17,9 jiwa setiap tahun. Penyakit ini merupakan istilah umum untuk kondisi yang memengaruhi organ jantung atau pembuluh darah. Biasanya, penyakit ini dikaitkan dengan penumpukan timbunan lemak dalam pembuluh darah besar hingga risiko pembekuan darah.

Namun tahukah Anda, terdapat beberapa macam penyakit jantung yang umum terjadi di masyarakat. Masing-masing memiliki penyebab, gejala, hingga penanganan yang berbeda-beda. Apa saja?

Daftar Penyakit Jantung yang Umum Terjadi

1. Penyakit Jantung Koroner

Di antara berbagai macam penyakit jantung yang ada, kemungkinan penyakit jantung koroner adalah yang paling sering Anda dengar. Perlu diketahui, penyakit ini masih menjadi penyebab utama kematian pada orang berusia di atas 35 tahun. Penyakit ini terjadi ketika pembuluh darah arteri jantung menyempit atau tersumbat sehingga kesulitan memasok cukup darah ke jantung.

Penyakit jantung koroner merupakan kondisi yang paling umum terjadi di dunia dan memiliki angka kematian cukup tinggi. Meski begitu, penyakit ini dapat dicegah. Salah satunya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga secara rutin. Berikut dua jenis jantung koroner yang perlu Anda pahami:

  1. Angina Stabil

Angina adalah kondisi ketika Anda merasakan sakit atau ketidaknyamanan di dada, lengan, leher, perut, atau rahang karena suplai darah ke jantung Anda terbatas. Keterbatasan suplai tersebut diakibatkan pembuluh arteri Anda menyempit atau tersumbat (ateroma). Angina juga merupakan salah satu gejala dari penyakit jantung koroner.

Jika Anda mengalami angina saat melakukan aktivitas berat atau sedang stres, hal itu merupakan sinyal dari jantung bahwa Anda tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi inilah yang disebut sebagai angina stabil. Anda harus segera menuju rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis karena ini adalah kasus gawat darurat.

  1. Angina Tidak Stabil

Berbeda dengan angina stabil yang terjadi karena aktivitas berat atau stres, angina tidak stabil muncul secara mendadak. Kondisi ini dapat berupa nyeri dada yang sebelumnya tidak terdiagnosis atau angina yang tiba-tiba memburuk. Penyebabnya adalah keterbatasan suplai darah ke jantung atau serangan angina yang cukup sering terjadi.

Serangan ini bahkan dapat terjadi saat Anda beristirahat atau saat Anda dibangunkan dari tidur. Jika serangan ini terjadi, Anda harus segera menemui dokter serta menjalani tes dan pengobatan.

Untuk pasien dengan STEMI atau serangan jantung berupa penyumbatan pembuluh darah arteri koroner total, PCI primer (angioplasti primer) atau tindakan untuk pasien serangan jantung dianggap sebagai pengobatan yang menyelamatkan jiwa. Pedoman ACS merekomendasikan waktu door-to-balloon (DTB) tidak boleh lebih dari 90 menit. Waktu DTB sendiri merupakan proses tindakan mulai dari pasien masuk pintu IGD hingga pemasangan balloon terhadap pasien saat terjadi serangan jantung.

2. Serangan Jantung

Serangan jantung, atau yang juga dikenal dengan istilah infark miokard (MI) merupakan macam penyakit jantung yang terjadi ketika suplai darah ke bagian otot jantung Anda tersumbat total. Penyebab yang paling sering terjadi adalah penumpukan plak atau lemak, kolesterol, dan sejenisnya hingga mengakibatkan kerusakan pada jantung itu sendiri.

Untuk membedakan apakah Anda terkena angina tidak stabil atau serangan jantung, Anda harus menjalani tes untuk memastikan diagnosisnya. Jika benar Anda mengalami serangan jantung, dokter biasanya menyebut kondisi ini dengan nama Acute Coronary Syndrome (ACS) atau sindrom koroner akut*.

3. Gagal Jantung

Gagal jantung dapat terjadi jika aksi pemompaan jantung tidak bekerja secara efektif sehingga otot jantung tidak dapat memenuhi kebutuhan darah dan oksigen tubuh Anda, Akibatnya, Anda mungkin akan merasakan gejala seperti kelelahan dan sesak napas hingga penurunan kesadaran.

Mengapa disebut gagal jantung? Itu karena jantung Anda gagal bekerja sebagaimana mestinya. Macam penyakit jantung ini dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti tekanan darah tinggi atau serangan jantung.

4. Aritmia

Perlu diketahui, otot jantung memiliki sistem kelistrikan yang membantu merangsang detak jantung Anda. Jika sinyal listrik di dalam jantung Anda terganggu, maka jantung Anda dapat berdetak terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak teratur. Berbagai macam kondisi inilah yang disebut aritmia.

Macam penyakit jantung ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya gagal jantung, angina, riwayat serangan jantung, long Covid, stroke, gangguan kesehatan mental, hingga penggunaan obat-obatan.

5. Penyakit Katup Jantung

Untuk mengatur aliran darah melalui jantung, terdapat katup yang bekerja dengan membuka dan menutup. Jika terjadi masalah pada katup jantung Anda, maka hal ini dapat meningkatkan beban kerja jantung dan menyebabkan berbagai gejala. Misalnya, sesak napas, pergelangan kaki bengkak, kelelahan, nyeri dada atau angina, perubahan warna kulit, pusing, atau bahkan pingsan. Apakah Anda pernah merasakannya?

6. Tekanan Darah Tinggi

Salah satu kondisi kesehatan yang sebaiknya rutin Anda pantau adalah tekanan darah. Sebab, tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat berpengaruh pada jantung. Sebagian besar dokter menyebut bahwa tekanan darah yang ideal adalah sekitar 120/80mmHg. Jika tekanan darah Anda 140/90mmHg atau lebih, maka kemungkinan Anda menderita tekanan darah tinggi.

Hipertensi memang salah satu penyakit yang tak menular, tapi kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam penyakit jantung yang serius seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, hingga stroke. Untuk itu, Anda harus mengontrolnya dengan mengonsumsi makanan yang sehat, berolahraga secara rutin, serta menghindari minuman beralkohol.

7. Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan adalah istilah umum yang merujuk pada serangkaian cacat lahir yang memengaruhi jantung. Dari sekian banyak macam penyakit jantung bawaan, terdapat dua jenis yang paling umum terjadi, yaitu penyakit jantung sianotik dan asianotik.

Penyakit jantung sianotik terjadi ketika bayi yang lahir kekurangan oksigen dalam darah dan umumnya akan muncul semburat warna biru di area jari tangan, kaki, dan bibir. Sedangkan, penyakit jantung asianotik terjadi ketika oksigen dalam darah sudah cukup, tetapi dipompa secara tidak normal ke seluruh tubuh. Bayi yang lahir dengan penyakit jantung asianotik umumnya tidak memiliki gejala yang jelas, tapi seiring waktu dapat menyebabkan masalah kesehatan hingga kematian langsung saat lahir.

8. Penyakit Jantung Turunan

Jika penyakit jantung bawaan terjadi karena kondisi ketika bayi lahir, penyakit jantung turunan terjadi karena kondisi yang diwariskan melalui keluarga. Maka dari itu, penyakit jantung ini besifat genetik.

Yang sering terjadi, tanda pertama adanya masalah ini adalah ketika seseorang dalam keluarga meninggal secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Karena itulah, macam penyakit jantung ini dapat mengancam jiwa segala usia.

Kondisi ini berbeda dengan jantung bawaan, meskipun beberapa penyakit jantung bawaan dapat diwariskan dan menjadi penyakit jantung turunan. Misalnya, sindrom Brugada, kondisi ketika irama jantung (aritmia) langka dan berpotensi mengancam jiwa. Orang dengan sindrom Brugada memiliki peningkatan risiko irama jantung tidak teratur, dimulai di ruang bawah jantung (ventrikel).

Itulah 8 macam penyakit jantung yang umum terjadi di masyarakat. Jika Anda ingin melakukan pemeriksaan kesehatan dan berkonsultasi seputar pencegahan, pengobatan, hingga perawatan penyakit jantung, Anda dapat menghubungi  OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Common heart conditions. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/common-heart-conditions, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  2. High blood pressure (hypertension. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/high-blood-pressure-hypertension/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  3. Heart Arrhythmias. https://www.chss.org.uk/living-well/heart-arrhythmias/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  4. Congenital heart disease. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/congenital-heart-disease/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  5. Heart failure. nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/heart-failure/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  6. Heart attack. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/heart-attack/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  7. Coronary heart disease. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/coronary-heart-disease/#about-coronary-heart-disease, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  8. Cardiovascular disease. https://www.nhs.uk/conditions/cardiovascular-disease/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  9. Cardiovascular diseases. https://www.who.int/health-topics/cardiovascular-diseases#tab=tab_1, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  10. Brugada syndrome. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/brugada-syndrome/symptoms-causes/syc-20370489#:, diakses pada 12 Mei 2023.
  11. The Management and Prognostic Factors of Acute Coronary Syndrome: Evidence from the Taiwan Acute Coronary Syndrome Full Spectrum Registry. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5534412/, diakses pada 12 Mei 2023.
  12. Acute Coronary Syndrome. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459157/, diakses pada 12 Mei 2023.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro dan Dokter Umum di Kavacare)

Sakit Jantung, Penyakit Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner

Tentang Penyakit Jantung Koroner

Pengertian

Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah arteri jantung menyempit akibat plak yang terbentuk dari penumpukan lemak, kolesterol, dan senyawa-senyawa lain. Penyakit ini kemudian bisa memicu terjadinya serangan jantung dan komplikasi lainnya, seperti aritmia dan gagal jantung. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung yang paling umum terjadi. 

Jenis-Jenis

Ada dua jenis utama penyakit jantung koroner, yaitu:

  • Penyakit jantung iskemik, yaitu proses penyempitan pembuluh darah arteri secara bertahap dalam kurun waktu beberapa tahun dan bersifat kronis.
  • Sindrom koroner akut, yaitu kondisi darurat medis yang muncul secara tiba-tiba karena pecahnya plak di pembuluh darah yang kemudian membentuk gumpalan darah dan menyebabkan serangan jantung.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan plak pada dinding pembuluh darah arteri yang menyuplai darah menuju jantung dan bagian lain di dalam tubuh. Plak ini terbentuk dari penumpukan lemak yang disebut ateroma. Sedangkan proses penyempitan dinding pembuluh darah arteri disebut dengan aterosklerosis. 

Beberapa hal yang menjadi faktor risiko seseorang terkena penyakit ini, antara lain:

  • Semakin tinggi usia seseorang maka semakin tinggi pula risiko terkena penyakit jantung koroner
  • Pria pada umumnya memiliki risiko lebih besar terkena penyakit ini. Meski begitu, risiko pada wanita meningkat setelah menopause.
  • Terdapat riwayat keluarga mengalami penyakit jantung koroner pada usia relatif muda, ayah atau saudara laki-laki pada usia kurang dari 55 tahun dan ibu atau saudara perempuan pada usia kurang dari 65 tahun.
  • Memiliki kebiasaan merokok dan sering terpapar asap rokok.
  • Tekanan darah tinggi, biasanya saat pembacaan angka mencapai 140/90 ke atas.
  • Kadar kolesterol tinggi.
  • Menderita diabetes.
  • Kelebihan berat badan/obesitas.
  • Memiliki penyakit ginjal kronis.
  • Jarang berolahraga.
  • Stres.
  • Pola makan yang tidak sehat, di mana terlalu banyak konsumsi lemak jenuh, lemak trans, garam, dan gula.
  • Mengonsumsi alkohol.
  • Jam tidur yang tidak seimbang, baik itu terlalu sedikit maupun terlalu panjang.

Pencegahan

Ada beberapa cara untuk menurunkan risiko terkenanya penyakit jantung koroner, antara lain:

  • Menerapkan pola makan yang sehat dan diet yang seimbang, memperbanyak konsumsi makanan rendah lemak, tinggi serat, dan mengurangi konsumsi gula, garam serta lemak jenuh.
  • Lebih aktif bergerak, seperti berolahraga aerobik, berjalan kaki, berenang, dan menari.
  • Menjaga berat badan yang sehat.
  • Berhenti dari kebiasaan merokok, karena rokok merupakan faktor risiko utama terjadinya aterosklerosis.
  • Mengurangi konsumsi alkohol.
  • Menjaga agar tekanan darah tetap terkendali.
  • Mengurangi kadar gula dalam darah.
  • Mengonsumsi obat yang sudah diresepkan secara rutin.

Gejala Penyakit Jantung Koroner

Di beberapa kasus, gejala penyakit ini bisa sangat mudah dirasakan. Tetapi pada beberapa kasus lain, ada pula pasien yang tidak merasakan tanda-tanda apa pun, biasanya di tahap awal penyakit. Tanda yang mungkin terlihat dari penyakit jantung koroner, antara lain:

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman pada dada, merupakan gejala yang paling umum dirasakan. Sensasi yang dirasakan pada setiap orang berbeda-beda, ada yang merasa seperti jantungnya sedang diremas, ada yang merasakannya di bagian bawah tulang dada, bahkan ada yang merasakannya pada leher, lengan, perut, atau punggung atas.
  • Napas tersengal-sengal, khususnya setelah melakukan suatu aktivitas.
  • Kelelahan.
  • Serangan jantung.

Diagnosis Penyakit Jantung Koroner

Bila seseorang memiliki risiko tinggi terkena penyakit jantung koroner, atau bahkan sudah menunjukkan gejala, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk menentukan diagnosis. Pemeriksaan tersebut, antara lain:

  • Pemeriksaan fisik.
  • Tes darah, untuk memeriksa senyawa yang mungkin merusak pembuluh darah arteri, enzim jantung, atau menilai faktor-faktor resiko seperti kadar lemak.
  • Kateterisasi jantung, dengan memasukkan alat menyerupai tabung kecil (kateter) ke dalam pembuluh darah arteri untuk mengevaluasi atau mengonfirmasi penyakit jantung koroner.
  • Angiografi koroner, untuk mendeteksi lokasi penyempitan pembuluh darah arteri.
  • Scan kalsium koroner, penggunaan CT scan untuk mencari penumpukan plak kalsium.
  • Elektrokardiogram, untuk mengukur aktivitas dan detak jantung.
  • Ekokardiogram, menggunakan gelombang suara untuk mencitrakan jantung.
  • Tes treadmill, untuk memeriksa kinerja jantung ketika berjalan di atas treadmill.

Pengobatan dan Penanganan Penyakit Jantung Koroner

Penanganan untuk penyakit ini biasanya melibatkan perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok, menerapkan pola makan yang sehat dan berolahraga lebih sering. Selain itu, pengobatan dan prosedur tindakan masih dapat diperlukan untuk menangani penyakit ini, seperti:

  • Pemberian obat-obatan, seperti obat penurun kolesterol atau lemak darah, aspirin untuk mengurangi kekentalan darah, nitrogliserin yang melebarkan pembuluh darah, ranolazine yang mempengaruhi kerja otot jantung, dan lain-lain.
  • Angioplasti koroner, yaitu membuka pembuluh darah arteri yang tersumbat.
  • Operasi bypass jantung, yaitu pembuatan jalan pintas untuk aliran darah menggunakan saluran baru yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah.

Pertanyaan Seputar Penyakit Jantung Koroner

Apakah Penyakit Jantung Koroner Bisa Disembuhkan?

Penyakit ini tidak bisa disembuhkan secara total. Akan tetapi Anda bisa mengontrol kondisi kesehatan Anda dan mencegah agar penyakit tersebut tidak bertambah parah. Lakukan perawatan yang diberikan dokter dengan baik supaya Anda bisa mendapatkan kemungkinan untuk berusia panjang dan hidup dengan sehat.

Apabila Anda perlu berkonsultasi tentang gejala, perawatan, atau pengobatan penyakit jantung koroner di dalam atau luar negeri, Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Coronary heart disease. https://www.bhf.org.uk/informationsupport/conditions/coronary-heart-disease. Diakses pada 1 September 2022.
  2. Coronary Artery Disease | cdc.gov. https://www.cdc.gov/heartdisease/coronary_ad.htm. Diakses pada 1 September 2022.
  3. Coronary artery disease – Symptoms and causes – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronary-artery-disease/symptoms-causes/syc-20350613. Diakses pada 1 September 2022.
  4. Coronary heart disease – Medical Encyclopedia. https://medlineplus.gov/ency/article/007115.htm. Diakses pada 1 September 2022.
  5. Coronary Artery Disease: Symptoms, Causes & Treatment. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16898-coronary-artery-disease. Diakses pada 1 September 2022.
  6. Coronary heart disease – NHS. https://www.nhs.uk/conditions/coronary-heart-disease/. Diakses pada 1 September 2022.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, PhD., Co-Founder & CEO Kavacare)

× Hubungi Via WhatsApp