Operasi Jantung

Penyakit Jantung

Penyakit Jantung di Usia Muda

Terkena Penyakit Jantung di Usia Muda, Mungkinkah?

Penyakit jantung seringkali dikaitkan dengan usia tua. Tetapi sejatinya baik tua maupun muda sama-sama bisa mengidapnya. Bahkan, penyakit ini lebih sering dialami kalangan orang dewasa yang lebih muda. Salah satu alasannya karena kondisi yang menyebabkan penyakit jantung itu sendiri sudah muncul di usia yang dianggap terlalu dini untuk menderita penyakit jantung.

Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda

Banyak kondisi dan perilaku yang membuat seseorang berisiko terkena penyakit jantung di usia muda. Beberapa diantaranya meliputi:

Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi, juga dikenal sebagai hipertensi adalah kondisi yang dapat merusak arteri dengan membuatnya kurang elastis. Ini menurunkan aliran darah dan oksigen ke jantung dan menyebabkan penyakit jantung.

Mungkin penderita hipertensi kebanyakan adalah orang dewasa. Namun orang yang lebih muda bahkan anak-anak juga bisa mengalaminya, sebagian besar karena faktor keturunan. Sehingga anak-anak yang lahir dari keluarga dengan riwayat tekanan darah tinggi perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mengontrol tekanan darahnya. 

Kolesterol Tinggi

Dalam beberapa kasus, kolesterol tinggi juga diturunkan dalam keluarga. Ini disebut hiperkolesterolemia familial. Sekitar 1% hingga 2% anak-anak mengalami kondisi ini. Sementara pemicu kolesterol tinggi pada usia yang remaja dan lebih dewasa termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, dan merokok.

Kadar kolesterol yang tinggi dapat mengembangkan timbunan lemak di pembuluh darah. Pada akhirnya, endapan ini semakin menumpuk sehingga mempersulit aliran darah yang cukup melalui arteri dan menyebabkan penyakit jantung koroner.

Diabetes

Memiliki diabetes atau kadar gula tinggi berarti seseorang lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit jantung. Ini karena tubuh tidak dapat menggunakan semua gula dengan baik yang membuat lebih banyak gula menempel pada sel darah merah dan menumpuk di darah. Penumpukan ini dapat memblokir dan merusak pembuluh yang membawa darah ke dan dari jantung dan membuat jantung kekurangan oksigen dan nutrisi.

Merokok

Merokok juga menjadi penyebab umum berkembangnya penyakit jantung. Itu karena nikotin yang terkandung dalam rokok dapat mempengaruhi pembuluh darah dengan membuatnya lebih sempit. Demikian ini membuat darah semakin sulit mengalir melalui pembuluh tersebut.

Obesitas

Obesitas merupakan faktor risiko utama penyakit jantung karena ini dapat membawa beban ekstra memberi tekanan pada jantung. Kondisi obesitas juga berkaitan dengan risiko lain seperti diabetes. 

Obesitas pada usia anak-anak lebih cenderung akan dibawa sampai usia dewasa. Oleh karena itu mencegah atau mengobati obesitas pada masa kanak-kanak dapat mengurangi risiko obesitas di usia yang lebih dewasa. Pada gilirannya, ini dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung di usia muda, diabetes, dan penyakit terkait obesitas lainnya. 

Jenis Penyakit Jantung yang Umum Terjadi di Usia Muda

Macam penyakit jantung cukup beragam, namun beberapa penyakit jantung berikut ini umum terjadi di usia muda:

Stenosis Aorta

Stenosis Aorta merupakan salah satu kondisi gangguan jantung di mana katup aorta tidak dapat terbuka sepenuhnya dan aorta yang menyempit. Kondisi ini membuat aliran darah dari jantung ke aorta dan seluruh tubuh menjadi terhalang dan berkurang. Banyak orang di usia muda dengan kondisi stenosis aorta yang parah akan membutuhkan operasi perbaikan atau penggantian katup aorta. 

Aritmia

Aritmia adalah kelainan irama jantung yang artinya detak jantung berdetak secara tidak normal, bisa lebih lambat atau lebih cepat. Hal ini terjadi karena sinyal listrik yang mengkoordinasikan detak jantung tidak bekerja dengan baik.

Gejala umum yang timbul sebab kelainan aritmia meliputi:

  • Rasa berdebar di dada
  • Detak jantung yang lebih cepat (takikardia) atau sebaliknya detak jantung melambat (bradikardia)
  • Rasa nyeri pada dada
  • Sesak napas

Atrial Septal Defect

Atrial Septal Defect (ASD) atau defek septum atrium adalah penyakit jantung bawaan dimana ini menyebabkan lubang di bagian atrium. Lubang ini membuat peningkatan jumlah aliran darah yang mengalir melalui paru-paru.

Meskipun ASD bisa dibawa saat lahir, akan tetapi kondisi ini mungkin baru bisa terdiagnosis saat usia dewasa. Beberapa ASD yang kecil dapat menutup dengan sendirinya. Sementara pada kondisi yang parah atau kelainan lubang terlalu besar maka diperlukan tindakan bedah untuk mengoreksi kelainan.

Koarktasio Aorta

Koarktasio aorta juga merupakan salah satu penyakit jantung bawaan, namun ini dapat terjadi akibat kelainan jantung lainnya. Penyakit koartasio aorta terjadi ketika arteri besar yang mengambil darah kaya oksigen dari hati ke anggota tubuh lain mengalami penyempitan. Kondisi ini dapat memaksa jantung untuk memompa lebih keras untuk memindahkan darah melalui aorta.

Gagal Jantung

Gagal jantung adalah kondisi dimana jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik. Biasanya ini terjadi akibat komplikasi dari berbagai macam kondisi. Meskipun gagal jantung paling sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, namun siapapun dari semua kalangan usia juga dapat mengalaminya.

Serangan Jantung

Penyakit jantung yang umum di usia muda termasuk juga serangan jantung. Sebelumnya, serangan jantung menjadi masalah utama yang dihadapi oleh orang dewasa yang lebih tua. Dengan kata lain, sangat jarang orang yang berusia di bawah 40 tahun mengalami serangan jantung. 

Namun, sekarang mengalami serangan jantung di usia 20-an atau awal 30-an cukup umum terjadi. Bahkan antara tahun 2000-2016, angka kasus serangan jantung pada kelompok usia muda ini meningkat 2% setiap tahunnya.

Gejala Umum Masalah Jantung

Tanda-tanda penyakit jantung berbeda-beda dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi jenis kelainan jantung yang mungkin terjadi, usia seseorang, tingkat keparahan, dsb. Tetapi, dibawah ini adalah tanda atau gejala secara umum yang dapat dirasakan apabila seseorang mengalami masalah pada jantung.

Bayi

  • Kesulitan menambah berat badan
  • Warna kebiruan pada bibir, lidah atau di bagian bawah kuku
  • Napas cepat, atau kesulitan bernapas, bahkan saat istirahat
  • Mudah lelah saat makan
  • Berkeringat saat menyusu, yang tidak diketahui pemicunya

Anak-anak & Remaja

  • Pingsan saat beraktivitas
  • Sesak nafas saat bermain atau beraktivitas
  • Detak jantung yang terasa tidak normal atau berdebar-debar bagi seorang anak
  • Sakit dada

Orang Dewasa

  • Nyeri dada
  • Sesak dada, seperti merasakan dada tertekan
  • Ketidaknyamanan dada (angina)
  • Sesak napas
  • Pingsan, atau hampir pingsan
  • Nyeri di bagian leher, rahang, tenggorokan, dan perut bagian atas atau punggung
  • Nyeri, mati rasa, lemas atau dingin di kaki/ lengan apabila pembuluh darah di area tubuh tersebut menyempit

Pengobatan & Penanganan

Pengobatan dan penangan penyakit jantung di usia muda umumnya tidak berbeda dengan penanganan pada pasien yang lebih tua. Perawatan untuk penyakit jantung biasanya bertujuan untuk mengontrol gejala selama mungkin dan memperlambat perkembangan kondisi tersebut. Beberapa opsi perawatan yang umum meliputi:

  • Terapi obat
  • Penerapan gaya hidup sehat
  • Pemantauan kesehatan rutin
  • Operasi tanam alat pacu jantung, jika berkaitan dengan gangguan irama jantung
  • Operasi lain, seperti operasi bypass atau transplantasi jantung, dsb.

Pertanyaan Seputar Penyakit Jantung di Usia Muda

Bisakah Penyakit Jantung di Usia Muda Dicegah? 

Banyak jenis penyakit jantung yang dapat dicegah karena sejatinya Anda dapat mengelola faktor yang dapat memperburuk kondisi jantung Anda, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, dan diabetes.

Upaya pencegahan termasuk meminum obat jika memang diresepkan untuk melindungi kesehatan, serta melakukan perubahan gaya hidup seperti:

  • Jaga pola makan sehat. Lakukan perubahan pola makan yang menyehatkan jantung, yakni makan makanan rendah lemak trans, lemak jenuh, gula tambahan, dan garam. 
  • Kelola BMI (Body Mass Index) untuk menjaga berat badan tetap ideal.
  • Berolahraga secara rutin dan tetap aktif bergerak secara fisik.
  • Tidak merokok.

Bisakah Penyakit Jantung pada Usia Muda Disembuhkan?

Penyakit jantung secara umum tidak dapat disembuhkan namun masih ada peluang di mana kondisi tertentu bisa disembuhkan. Seperti misalnya kelainan kongenital dengan tindakan operasi, pada beberapa pasien keluhan sudah tidak muncul kembali saat dewasa. 

Tidak dapat dipungkiri, bahwa bentuk pengobatan jantung yang tersedia cukup beragam dan semakin canggih. Dokter spesialis dapat membuka dan memasang ring pada pembuluh darah untuk meredakan gejala penyakit arteri koroner, memperbaiki maupun mengganti katup yang bermasalah. Atau menanamkan alat bantu mekanis untuk membantu jantung memompa lebih kuat, hingga melakukan prosedur transplantasi jantung.

Namun, berbagai prosedur pengobatan jantung yang ada tidaklah menyembuhkan penyakit. Tetapi, kontribusi pengobatan jantung adalah untuk mencegah penyakit kian parah dan membantu kinerja jantung sehingga memungkinkan seseorang untuk pulih dan menjalani kehidupan fungsional yang panjang.

Jika Anda membutuhkan pendampingan medis profesional untuk menjalani hidup sehat tanpa atau dengan riwayat penyakit jantung, Anda bisa menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614. Kami akan membantu Anda dengan telekonsultasi seputar penyakit jantung atau persiapan berobat jantung di dalam negeri atau luar negeri.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro dan Dokter Umum di Kavacare)

Sumber:

  1. Heart Condition in Young People. https://www.bhf.org.uk/informationsupport/support/children-and-young-people/heart-condtions-in-young-people. Diakses 18 Januari 2023. 
  2. Heart Disease Risk Factor For Children and Teenagers. https://www.texasheart.org/heart-health/heart-information-center/topics/heart-disease-risk-factors-for-children-and-teenagers. Diakses 18 Januari 2023.
  3. Signs of Heart Problem in Children and Teens. https://www.choa.org/parent-resources/heart/signs-of-heart-problems-in-children-and-teens. Diakses 18 Januari 2023. 
  4. Why Are Heart Attacks on the Rise in Young People. https://health.clevelandclinic.org/why-are-heart-attacks-on-the-rise-in-young-people. Diakses 18 Januari 2023.
  5. Heart Disease. https://www.cdc.gov/heartdisease/any_age.htm. Diakses 18 Januari 2023. 
  6. Coarctation of the Aorta. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coarctation-of-the-aorta. Diakses 18 Januari 2023.
  7. What’s Behind the Rise in Heart Attack Among Young People. https://www.cminj.com/blog/whats-behind-the-rise-in-heart-attacks-among-young-people. Diakses 18 Januari 2023.
  8. Heart Failure. https://www.nhs.uk/conditions/heart-failure/. Diakses 18 Januari 2023.
Berbagai Penyakit Jantung yang Umum Terjadi

8 Macam Penyakit Jantung yang Umum Terjadi

Penyakit jantung atau yang juga dikenal sebagai penyakit kardiovaskular (CVD) adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia yang merenggut sekitar 17,9 jiwa setiap tahun. Penyakit ini merupakan istilah umum untuk kondisi yang memengaruhi organ jantung atau pembuluh darah. Biasanya, penyakit ini dikaitkan dengan penumpukan timbunan lemak dalam pembuluh darah besar hingga risiko pembekuan darah.

Namun tahukah Anda, terdapat beberapa macam penyakit jantung yang umum terjadi di masyarakat. Masing-masing memiliki penyebab, gejala, hingga penanganan yang berbeda-beda. Apa saja?

Daftar Penyakit Jantung yang Umum Terjadi

1. Penyakit Jantung Koroner

Di antara berbagai macam penyakit jantung yang ada, kemungkinan penyakit jantung koroner adalah yang paling sering Anda dengar. Perlu diketahui, penyakit ini masih menjadi penyebab utama kematian pada orang berusia di atas 35 tahun. Penyakit ini terjadi ketika pembuluh darah arteri jantung menyempit atau tersumbat sehingga kesulitan memasok cukup darah ke jantung.

Penyakit jantung koroner merupakan kondisi yang paling umum terjadi di dunia dan memiliki angka kematian cukup tinggi. Meski begitu, penyakit ini dapat dicegah. Salah satunya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga secara rutin. Berikut dua jenis jantung koroner yang perlu Anda pahami:

  1. Angina Stabil

Angina adalah kondisi ketika Anda merasakan sakit atau ketidaknyamanan di dada, lengan, leher, perut, atau rahang karena suplai darah ke jantung Anda terbatas. Keterbatasan suplai tersebut diakibatkan pembuluh arteri Anda menyempit atau tersumbat (ateroma). Angina juga merupakan salah satu gejala dari penyakit jantung koroner.

Jika Anda mengalami angina saat melakukan aktivitas berat atau sedang stres, hal itu merupakan sinyal dari jantung bahwa Anda tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi inilah yang disebut sebagai angina stabil. Anda harus segera menuju rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis karena ini adalah kasus gawat darurat.

  1. Angina Tidak Stabil

Berbeda dengan angina stabil yang terjadi karena aktivitas berat atau stres, angina tidak stabil muncul secara mendadak. Kondisi ini dapat berupa nyeri dada yang sebelumnya tidak terdiagnosis atau angina yang tiba-tiba memburuk. Penyebabnya adalah keterbatasan suplai darah ke jantung atau serangan angina yang cukup sering terjadi.

Serangan ini bahkan dapat terjadi saat Anda beristirahat atau saat Anda dibangunkan dari tidur. Jika serangan ini terjadi, Anda harus segera menemui dokter serta menjalani tes dan pengobatan.

Untuk pasien dengan STEMI atau serangan jantung berupa penyumbatan pembuluh darah arteri koroner total, PCI primer (angioplasti primer) atau tindakan untuk pasien serangan jantung dianggap sebagai pengobatan yang menyelamatkan jiwa. Pedoman ACS merekomendasikan waktu door-to-balloon (DTB) tidak boleh lebih dari 90 menit. Waktu DTB sendiri merupakan proses tindakan mulai dari pasien masuk pintu IGD hingga pemasangan balloon terhadap pasien saat terjadi serangan jantung.

2. Serangan Jantung

Serangan jantung, atau yang juga dikenal dengan istilah infark miokard (MI) merupakan macam penyakit jantung yang terjadi ketika suplai darah ke bagian otot jantung Anda tersumbat total. Penyebab yang paling sering terjadi adalah penumpukan plak atau lemak, kolesterol, dan sejenisnya hingga mengakibatkan kerusakan pada jantung itu sendiri.

Untuk membedakan apakah Anda terkena angina tidak stabil atau serangan jantung, Anda harus menjalani tes untuk memastikan diagnosisnya. Jika benar Anda mengalami serangan jantung, dokter biasanya menyebut kondisi ini dengan nama Acute Coronary Syndrome (ACS) atau sindrom koroner akut*.

3. Gagal Jantung

Gagal jantung dapat terjadi jika aksi pemompaan jantung tidak bekerja secara efektif sehingga otot jantung tidak dapat memenuhi kebutuhan darah dan oksigen tubuh Anda, Akibatnya, Anda mungkin akan merasakan gejala seperti kelelahan dan sesak napas hingga penurunan kesadaran.

Mengapa disebut gagal jantung? Itu karena jantung Anda gagal bekerja sebagaimana mestinya. Macam penyakit jantung ini dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti tekanan darah tinggi atau serangan jantung.

4. Aritmia

Perlu diketahui, otot jantung memiliki sistem kelistrikan yang membantu merangsang detak jantung Anda. Jika sinyal listrik di dalam jantung Anda terganggu, maka jantung Anda dapat berdetak terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak teratur. Berbagai macam kondisi inilah yang disebut aritmia.

Macam penyakit jantung ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya gagal jantung, angina, riwayat serangan jantung, long Covid, stroke, gangguan kesehatan mental, hingga penggunaan obat-obatan.

5. Penyakit Katup Jantung

Untuk mengatur aliran darah melalui jantung, terdapat katup yang bekerja dengan membuka dan menutup. Jika terjadi masalah pada katup jantung Anda, maka hal ini dapat meningkatkan beban kerja jantung dan menyebabkan berbagai gejala. Misalnya, sesak napas, pergelangan kaki bengkak, kelelahan, nyeri dada atau angina, perubahan warna kulit, pusing, atau bahkan pingsan. Apakah Anda pernah merasakannya?

6. Tekanan Darah Tinggi

Salah satu kondisi kesehatan yang sebaiknya rutin Anda pantau adalah tekanan darah. Sebab, tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat berpengaruh pada jantung. Sebagian besar dokter menyebut bahwa tekanan darah yang ideal adalah sekitar 120/80mmHg. Jika tekanan darah Anda 140/90mmHg atau lebih, maka kemungkinan Anda menderita tekanan darah tinggi.

Hipertensi memang salah satu penyakit yang tak menular, tapi kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam penyakit jantung yang serius seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, hingga stroke. Untuk itu, Anda harus mengontrolnya dengan mengonsumsi makanan yang sehat, berolahraga secara rutin, serta menghindari minuman beralkohol.

7. Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan adalah istilah umum yang merujuk pada serangkaian cacat lahir yang memengaruhi jantung. Dari sekian banyak macam penyakit jantung bawaan, terdapat dua jenis yang paling umum terjadi, yaitu penyakit jantung sianotik dan asianotik.

Penyakit jantung sianotik terjadi ketika bayi yang lahir kekurangan oksigen dalam darah dan umumnya akan muncul semburat warna biru di area jari tangan, kaki, dan bibir. Sedangkan, penyakit jantung asianotik terjadi ketika oksigen dalam darah sudah cukup, tetapi dipompa secara tidak normal ke seluruh tubuh. Bayi yang lahir dengan penyakit jantung asianotik umumnya tidak memiliki gejala yang jelas, tapi seiring waktu dapat menyebabkan masalah kesehatan hingga kematian langsung saat lahir.

8. Penyakit Jantung Turunan

Jika penyakit jantung bawaan terjadi karena kondisi ketika bayi lahir, penyakit jantung turunan terjadi karena kondisi yang diwariskan melalui keluarga. Maka dari itu, penyakit jantung ini besifat genetik.

Yang sering terjadi, tanda pertama adanya masalah ini adalah ketika seseorang dalam keluarga meninggal secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Karena itulah, macam penyakit jantung ini dapat mengancam jiwa segala usia.

Kondisi ini berbeda dengan jantung bawaan, meskipun beberapa penyakit jantung bawaan dapat diwariskan dan menjadi penyakit jantung turunan. Misalnya, sindrom Brugada, kondisi ketika irama jantung (aritmia) langka dan berpotensi mengancam jiwa. Orang dengan sindrom Brugada memiliki peningkatan risiko irama jantung tidak teratur, dimulai di ruang bawah jantung (ventrikel).

Itulah 8 macam penyakit jantung yang umum terjadi di masyarakat. Jika Anda ingin melakukan pemeriksaan kesehatan dan berkonsultasi seputar pencegahan, pengobatan, hingga perawatan penyakit jantung, Anda dapat menghubungi  OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Common heart conditions. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/common-heart-conditions, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  2. High blood pressure (hypertension. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/high-blood-pressure-hypertension/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  3. Heart Arrhythmias. https://www.chss.org.uk/living-well/heart-arrhythmias/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  4. Congenital heart disease. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/congenital-heart-disease/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  5. Heart failure. nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/heart-failure/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  6. Heart attack. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/heart-attack/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  7. Coronary heart disease. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/coronary-heart-disease/#about-coronary-heart-disease, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  8. Cardiovascular disease. https://www.nhs.uk/conditions/cardiovascular-disease/, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  9. Cardiovascular diseases. https://www.who.int/health-topics/cardiovascular-diseases#tab=tab_1, diakses pada Sabtu, 31 Desember 2022.
  10. Brugada syndrome. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/brugada-syndrome/symptoms-causes/syc-20370489#:, diakses pada 12 Mei 2023.
  11. The Management and Prognostic Factors of Acute Coronary Syndrome: Evidence from the Taiwan Acute Coronary Syndrome Full Spectrum Registry. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5534412/, diakses pada 12 Mei 2023.
  12. Acute Coronary Syndrome. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459157/, diakses pada 12 Mei 2023.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro dan Dokter Umum di Kavacare)

Penyakit Jantung pada Anak

Mengenal Penyakit Jantung Pada Anak

Sudah diketahui secara luas bahwa penyakit jantung adalah penyebab kematian utama di Indonesia. Bahkan, pada tahun 2016, penyakit jantung menyumbang hingga 35% dari seluruh kematian yang berjumlah 1.863.000. Sekalipun penyakit jantung lebih banyak terdengar pada orang dewasa, penyakit jantung sebenarnya dapat pula menyerang anak-anak dan remaja.

Apa Perbedaan Penyakit Jantung pada Anak dan Dewasa?

Penyebab penyakit jantung pada anak-anak berbeda dan lebih bervariasi daripada orang dewasa. Gagal jantung pada anak biasanya disebabkan oleh penyakit jantung bawaan dan kardiomiopati (kelainan otot jantung), sedangkan pada orang dewasa, gagal jantung biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner, hipertensi, dan infark miokard (penyumbatan pada pembuluh darah jantung).

Penyebab Penyakit Jantung pada Anak

Pada beberapa kasus, ada kelainan pada dinding jantung, seperti adanya lubang di jantung, atau gangguan dengan katup jantung yang kadang terlalu sempit atau sepenuhnya tersumbat. Hal ini berarti darah biru (darah yang kehilangan oksigen) dan darah merah bercampur, atau jantung tidak memompa dengan baik. Ketika masalah ini terjadi, tubuh tidak mendapatkan oksigen dengan normal.

Biasanya, kelainan jantung berkembang ketika bayi masih tumbuh di rahim. Hal ini tidak berhubungan dengan apa yang dilakukan ibu ketika hamil dan kadang dokter tidak dapat mendiagnosa masalahnya. Terkadang masalah jantung karena masalah genetik, seperti adanya riwayat penyakit jantung dalam keluarga.

Penyakit jantung bisa jadi pula disebabkan oleh penyakit tertentu di masa kecil yang menyebabkan kerusakan pada jantung. Anak juga dapat mengalami masalah dengan jantung akibat infeksi virus, walaupun kasus ini sangat jarang terjadi.

Gangguan sirkulasi dan gangguan pemompaan darah yang terjadi pada anak mempunyai beberapa penyebab.  

Penyebab Gangguan Sirkulasi

Pada penyakit jantung dengan gangguan sirkulasi, ada kelainan-kelainan yang menyebabkan gangguan ini, yaitu:

  1. Kondisi yang berhubungan dengan meningkatkan aliran darah pulmonalis;
  2. Terdapatnya lubang dari kiri ke kanan jantung, seperti ventricular septal defects, patent ductus arteriosus, aortopulmonary window, dan atrioventricular defect.
  3. Pencampuran lesi (ketidaknormalan jaringan), seperti total anomalous pulmonary venous connection (darah yang membawa oksigen masuk ke ruang kanan jantung), truncus arteriosus (arteri besar tidak terbentuk dengan benar), single ventricle (jantung hanya memiliki satu bilik), dan lain-lain.
  4. Sirkulasi yang paralel, seperti transposisi arteri besar.
  5. Kondisi yang menyebabkan peningkatan curah jantung, atau jumlah darah yang dipompa keluar dari jantung.
  6. Anemia, fistula arteriovenosa sistemik (gangguan pada hubungan antara arteri dan vena), beri-beri, dan lainnya.
  7. Regurgitant valvular lesions (kebocoran pada katup jantung)
  8. Regurgitasi mitral (kebocoran darah kembali ke serambi) dan regurgitasi aorta (katup aorta tidak menutup rapat).

Penyebab Gangguan Pemompaan Darah

Di sisi lain, penyakit jantung juga dapat terjadi akibat gangguan pemompaan darah yang dapat terjadi karena penyebab berikut ini:

  1. Akibat bawaan: lesi obstruktif seperti left ventricular outflow tract obstruction (LVOTO), yaitu kondisi dimana terdapat gangguan peredaran darah yang keluar dari bilik kiri. Ini terjadi pada kasus stenosis aorta (katup jantung tidak terbuka penuh), koarktasio aorta, right ventricular outflow tract obstruction (gangguan peredaran darah dari bilik kanan) pada stenosis pulmonal (penyempitan katup paru-paru), anomalous origin of left coronary artery from pulmonary artery (ALCAPA), atau kondisi di mana arteri koroner kiri terbentuk secara abnormal dari arteri pulmonalis, dan penyakit jantung kongenital pasca operasi dengan gangguan ventrikular.
  2. Peradangan, seperti pada kasus miokarditis (infeksi jantung), peradangan terkait HIV, penyakit neuromuskular (kelainan saraf dan otot), dan penyakit Chagas, yaitu infeksi parasit akibat gigitan serangga (kissing bug).
  3. Kardiomiopati dilatasi (kelemahan kerja jantung akibat perubahan ukuran jantung), seperti miopati inflamasi idiopatik (peradangan otot), familial myopathy (gangguan pada jaringan otot rangka), penyakit neuromuskular, dan metabolic myopathy (kekurangan enzim yang memberikan energi untuk kontraksi otot).
  4. Gangguan irama jantung, seperti tachycardiomyopathy (gangguan irama jantung kronis) dan penyumbatan atrioventrikular (gangguan pada sistem listrik jantung).
  5. Penyebab lain, seperti left ventricular noncompaction (otot pada bilik kiri berkembang ke ruang jantung), keracunan anthracycline, dan lain-lain.

Faktor Risiko Penyakit Jantung pada Anak

Faktor risiko umumnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi, faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, dan faktor risiko yang baru muncul (emerging risk factors).

Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi

Berikut ini merupakan faktor risiko yang dapat diubah apabila Anda melakukan penanganan yang tepat.

  • Riwayat keluarga.
  • Umur.
  • Jenis kelamin.
  • Penyakit jantung biasanya lebih tinggi pada perempuan, yaitu sebesar 1,6% dibandingkan laki-laki yang mencapai angka 1,3%.
  • Obesitas.

Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi

Faktor risiko penyakit jantung berikut ini tidak bisa diubah.

  • Hipertensi.
  • Diabetes melitus.
  • Dislipidemia, yaitu ketidakseimbangan kadar lemak, seperti kolesterol, LDL-C, trigliserida, dan HDL.
  • Kurang aktivitas fisik.
  • Diet tidak sehat.
  • Stres.

Faktor Risiko yang Baru Muncul (Emerging Risk Factors)

Faktor risiko ini merupakan risiko yang baru muncul atau risiko yang sudah ada, tapi dalam bentuk yang baru. Faktor risiko berikut ini dapat berubah dengan cepat di masa mendatang.

  • Inflamasi (peradangan) atau infeksi sistemik (infeksi yang mempengaruhi seluruh tubuh).
  • Sitokin, yaitu senyawa kimia yang menjadi sarana komunikasi antar sel-sel terkait dalam sistem imun. Ketika terjadi infeksi, sitokin dilepaskan dalam jumlah besar dan menyerang organ tubuh sendiri.
  • CRP atau C-Reactive Protein, yaitu protein yang dibuat di hati. Tingkat CRP yang tinggi adalah gejala adanya infeksi dalam tubuh.
  • Homosistein (salah satu jenis asam amino dalam tubuh). Homosistein yang terlalu tinggi menjadi pertanda infeksi.
  • Penyakit pada gusi dapat berhubungan dengan penyakit jantung.
  • Menopause dini. Wanita yang mengalami menopause dini cenderung mengalami serangan jantung atau stroke.[5]

Gejala Umum Penyakit Jantung pada Anak

Gejala-gejala penyakit jantung dapat muncul secara berbeda pada masing-masing anak. Di bawah ini adalah beberapa gejala umum termasuk:

  • Pembengkakan (edema) pada kaki, pergelangan kaki, tungkai kaki bagian bawah, perut bagian atas (abdomen), hati, dan pembuluh darah di leher;
  • Kesulitan bernapas, khususnya ketika beraktivitas. Kesulitan bernapas ini ditandai dengan napas yang cepat, wheezing (nada tinggi yang dihasilkan setiap menarik napas), atau batuk berlebihan;
  • Kebiruan yang muncul saat lahir atau saat anak sedang beraktivitas;
  • Sulit makan dan berat badan buruk, pada bayi;
  • Rasa mudah lelah;
  • Keringat berlebih ketika makan, bermain, atau berolahraga;
  • Rewel;
  • Anak-anak yang lebih tua juga dapat mengalami berkurangnya berat badan, pingsan, dan rasa sakit pada dada.

Jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut terkait kondisi penyakit jantung pada anak atau mendapatkan pendampingan dokter dan perawat profesional di rumah, Anda bisa menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Penyakit Jantung pada Anak dan Dewasa, Begini Pencegahannya. https://fk.ui.ac.id/infosehat/penyakit-jantung-pada-anak-dan-dewasa-begini-pencegahannya/ diakses pada tanggal 20 Januari 2023
  2. Risk Factors for Heart Failure and Its Costs Among Children with Complex Congenital Heart Disease in a Medicaid Cohort. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5105230/ diakses pada tanggal 20 Januari 2023
  3. Emerging Risk Factors. https://www.healtheuniversity.ca/EN/CardiacCollege/Disease/Risk_Factors/Pages/emerging-risk-factors.aspx diakses pada tanggal 20 Januari 2023 
  4. Heart Problems in Children. https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Heart_problems_in_children/ diakses pada tanggal 20 Januari 2023
  5. Widiastuti, Ida Ayu Eka, dkk. 2021. Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler pada Pegawai Rektorat Universitas Mataram. Universitas Mataram: Mataram. Diakses pada tanggal 20 Januari 2023
Makanan untuk Pasien Penyakit Jantung

Pilihan Makanan untuk Pasien Penyakit Jantung

Untuk pasien dengan kelainan jantung, ada banyak hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan kesehatannya. Dimulai dari pola makan, kebutuhan olahraga yang cukup hingga aktivitas lainnya agar tidak memberatkan kerja jantung. 

Dalam artikel ini akan dibahas peran penting makanan dalam meningkatkan maupun mengurangi risiko penyakit jantung. Selain informasi tersebut, Anda juga dapat menemukan pilihan makanan untuk pasien jantung yang bisa digunakan dalam diet sehari-hari dengan gizi seimbang.

Tentang Gangguan Jantung

Penyakit jantung adalah gangguan yang terjadi ketika jantung tidak dapat melakukan fungsinya sebagai organ tubuh seperti seharusnya. Istilah penyakit jantung merujuk pada beberapa kondisi yang mempengaruhi kinerja jantung hingga berada di bawah normal. Penyakit jantung dapat terjadi pada bagian katup jantung, pembuluh darah jantung, maupun otot jantung. Penyebab penyakit jantung juga beragam, dimulai dari pola hidup tidak sehat hingga bawaan genetik.

Setiap jenis penyakit jantung memiliki gejala dan perawatannya masing-masing. Pada kasus tertentu, perubahan pola hidup dengan didukung obat-obatan sudah bisa memberikan dampak besar untuk memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Namun pada kasus lain, tindakan berupa operasi mungkin perlu dilakukan untuk memastikan jantung dapat bekerja dengan lebih baik.

Tipe-Tipe Gangguan Jantung

Beberapa tipe gangguan jantung antara lain: 

  • Penyakit jantung koroner, penyempitan/pengerasan pada pembuluh darah jantung
  • Aritmia, gangguan irama detak jantung
  • Gangguan jantung bawaan (genetik), kondisi jantung sudah mengalami kelainan sejak lahir
  • Kardiomiopati, kelainan pada otot jantung (menebal dan kaku)
  • Penyakit katup jantung, salah satu atau keempat katup jantung memiliki kelainan (lebih sempit, tidak menutup sempurna, bocor) yang mengganggu kerja jantung secara menyeluruh
  • Gagal jantung, kondisi jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh karena terlalu lemah
  • Endokarditis, infeksi yang menyerang katup dan jaringan pelapis dinding jantung

Gejala Gangguan Jantung

Beberapa gejala yang dapat mengindikasikan adanya gangguan jantung:

  • Sesak napas
  • Nyeri dada 
  • Detak jantung terasa cepat/lambat
  • Pembengkakan di kaki, tungkai, maupun sekitar leher
  • Kelelahan yang berlebihan
  • Lemas
  • Pingsan

Penyebab Gangguan Jantung

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita gangguan jantung. Faktor tersebut di antaranya:

  • Usia. Semakin bertambahnya umur, risiko kerusakan atau penyempitan arteri jantung dan melemahnya otot jantung pun meningkat.
  • Jenis kelamin. Laki-laki secara umum lebih berisiko terkena gangguan jantung. Perempuan lebih berisiko terkena gangguan jantung setelah menopause.
  • Riwayat keluarga. Keluarga dengan riwayat penyakit jantung berpotensi meningkatkan risiko terkena penyakit jantung pada keturunannya.
  • Merokok
  • Pola makan tidak sehat. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan lemak, kolesterol, garam, dan gula dapat meningkatkan risiko menderita penyakit jantung
  • Tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penebalan pada arteri jantung yang menganggu aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh.
  • Kolesterol tinggi. Kadar kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyempitan pembuluh darah yang dapat memicu serangan jantung
  • Diabetes mellitus (kencing manis)
  • Obesitas
  • Kurang berolahraga
  • Stress
  • Kesehatan gigi yang buruk. Gigi dan gusi yang tidak sehat memudahkan bakteri masuk ke aliran darah yang dapat menyebabkan endokarditis. 

Perawatan untuk Pasien Jantung

Perawatan untuk pasien jantung disesuaikan kembali dengan tipe gangguan yang diderita. Seperti yang sudah disebutkan di atas, perawatan pasien jantung dapat bervariasi dari perubahan pola hidup hingga tindakan operasi.

Selain penyakit jantung bawaan, beberapa tindakan pencegahan dapat dilakukan untuk mencegah penyakit jantung. Beberapa tindakan pencegahan itu diantaranya:

  • Tidak merokok
  • Kurangi konsumsi garam dan lemak jenuh
  • Olahraga setidaknya 30 menit tiap beberapa hari, seperti berjalan kaki atau jogging
  • Jaga berat badan ideal
  • Kurangi dan kelola stress
  • Kontrol tekanan darah, tingkat kolesterol, dan kadar gula darah dalam batas normal
  • Jaga pola tidur. Bagi orang dewasa, usahakan untuk mendapat waktu tidur 7-9 jam per hari.

Makanan dan Gizi yang Diperlukan Pasien Jantung

Memilih makanan untuk pasien jantung memerlukan ketelitian. Selain memastikan nutrisi yang tersedia tetap seimbang, variasi rasa, tekstur dan warna makanan juga bisa harus diperhatikan. Makanan untuk pasien jantung tidak berarti harus tawar maupun memiliki tampilan yang pucat.

Penting diingat bahwa makanan untuk pasien jantung berperan dalam  menjaga dan mencegah kondisi pasien agar tidak semakin menurun. Makanan untuk pasien jantung harus dibatasi konsumsi kalori, garam, gula maupun lemak jenuhnya.

Berikut daftar makanan untuk pasien jantung:

1. Sayur dan Buah

Makanan untuk pasien jantung yang kaya sayur dan buah memiliki kandungan vitamin dan mineral yang tinggi. Sayur dan buah dapat mengurangi konsumsi makanan berkalori tinggi seperti daging, keju dan makanan ringan instan lainnya. Pilihlah buah dan sayuran segar atau yang beku. Jika mengonsumsi sayur dan buah kalengan, carilah yang memiliki kadar sodium rendah dan kaleng berisi air biasa.

2. Gandum

Gandum dapat dijadikan sebagai makanan untuk pasien jantung karena sumber seratnya yang tinggi. Gandum juga dilengkapi nutrisi lain yang diperlukan untuk meregulasi aliran darah dan kesehatan jantung. Pilihlah olahan gandum dalam bentuk tepung gandum, roti gandum (usahakan yang kandungan gandumnya 100%), sereal dengan serat tinggi, pasta gandum, oatmeal

3. Kurangi Lemak Jenuh dan Lemak Trans

Dalam menu makanan untuk pasien jantung pilih sumber protein dengan lemak rendah seperti susu skim atau susu rendah lemak, telur, ikan (terutama ikan air dingin seperti salmon), dan olahan kedelai.

4. Kurangi Makanan dengan Kadar Garam Tinggi

Dengan menggunakan panduan di atas, pilihlah menu yang seimbang antara sayur, buah dan konsumsi gandum. Pilihlah menu dengan sumber protein rendah lemak dan batasi konsumsi makanan asin.

Makanan yang Perlu Dihindari Pasien Jantung

Selain beberapa makanan yang perlu lebih banyak dikonsumsi, juga ada beberapa makanan untuk pasien jantung yang harus dihindari. Sejumlah kandungan dalam makanan tersebut berpotensi memperburuk kondisi pasien jantung bahkan dapat memicu serangan jantung selanjutnya jika tidak diawasi.

Jenis-jenis makanan yang perlu dihindari pasien jantung antara lain:

1. Makanan dengan Kadar Gula, Garam, dan Lemak Tinggi

Untuk mengakali hal ini, pasien jantung dapat menggantinya dengan konsumsi sayur dan buah, olahan gandum maupun alternatif olahan susu rendah lemak lainnya.

2. Bacon

Bacon berasal dari bagian tubuh babi dengan tingkat lemak jenuh dan garam yang tinggi. Kandungan garam ini dapat memicu stroke, gangguan jantung hingga gagal jantung.

3. Daging Merah

Mengonsumsi terlalu banyak daging merah seperti daging sapi, kambing maupun babi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Hal ini karena daging merah memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi.

4. Minuman Bersoda

Sebotol soda memiliki kandungan gula yang jauh lebih tinggi dari yang dianjurkan dokter untuk dikonsumsi dalam satu hari.

5. Alkohol

Konsumsi alkohol dalam kadar sedikit tidak akan mengganggu kondisi jantung. Namun, bagi pasien jantung sebaiknya menghindari konsumsi alkohol secara menyeluruh.

6. Makanan Olahan dalam Kaleng

Dalam proses pembuatannya, makanan olahan dalam kaleng memerlukan banyak kandungan garam untuk mencegah makanan dari kerusakan. Tingginya kadar garam dan lemak jenuh terutama pada sup berbahan dasar krim dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Demikian informasi jenis makanan untuk pasien jantung yang dapat dikonsumsi dan dihindari. Dapatkan resep diet sehat dan seimbang bagi pasien jantung dengan pendampingan ahli gizi dan perawat profesional di rumah. Hubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. About Heart Disease https://www.cdc.gov/heartdisease/about.htm. Diakses 30 Agustus 2022
  2. Heart Disease https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/symptoms-causes/syc-20353118. Diakses 1 September 2022
  3. Heart Disease: Types, Causes, and Symptoms https://www.webmd.com/heart-disease/heart-disease-types-causes-symptoms. Diakses 1 September 2022
  4. Heart-healthy diet: 8 steps to prevent heart disease https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/in-depth/heart-healthy-diet/art-20047702. Diakses 1 September 2022
  5. Foods That Are Bad for Your Heart https://www.webmd.com/heart-disease/ss/slideshow-foods-bad-heart. Diakses 1 September 2022 

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, PhD., Co-Founder & CEO Kavacare)

Olahraga untuk Pasien Penyakit Jantung

3 Jenis Olahraga untuk Pasien Penyakit Jantung

Sekalipun pasien dengan penyakit jantung perlu membatasi aktivitas, olahraga untuk pasien jantung justru sangat penting bagi kekuatan organ vital. Namun, pasien dengan riwayat penyakit ini tetap harus berhati-hati dalam memilih olahraga yang tepat agar tidak membebani kerja jantung. Sebelum membahas olahraga untuk pasien jantung, Anda perlu memahami pentingnya olahraga bagi pasien jantung.

Pentingnya Olahraga untuk Pasien Penyakit Jantung

Kenapa Olahraga Penting?

Tidak hanya bagi pasien jantung, olahraga penting untuk dilakukan secara teratur oleh siapa saja. Olahraga membawa banyak keuntungan dalam pembentukan stamina dan penguatan fisik seseorang. Hal ini juga termasuk menguatkan jantung, sehingga tidak hanya mengendalikan kelainan pada jantung, tetapi juga mencegah penyakit jantung. Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa olahraga meningkatkan kualitas hidup sejalan dengan fungsinya yang mendorong sekresi hormon endorfin yang dapat mengurangi stres.

Apa Manfaat Olahraga Untuk Pasien Penyakit Jantung?

Olahraga atau latihan fisik dapat memberikan berbagai keuntungan bagi kesehatan karena perannya dalam meningkatkan fungsi mitokondria, memulihkan serta memperbaiki sistem vaskular, juga melepaskan miokin, yaitu salah satu senyawa protein yang dihasilkan dari mikosit, yang berguna untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskuler.

Peristiwa kimia di atas memberikan keuntungan-keuntungan dalam keseharian pasien jantung, yaitu: 

  1. Mengurangi Faktor Risiko Penyakit Jantung. Kekurangan olahraga sendiri bisa memicu berbagai faktor risiko utama penyakit jantung, yaitu tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tinggi, stres, kegemukan, dan rokok. Pencegahan faktor-faktor risiko ini dapat mengendalikan gejala penyakit jantung.
  2. Memperkuat Jantung dan Sistem Kardiovaskular. Olahraga secara teratur juga menguatkan kerja jantung dan sistem kardiovaskuler berkat adaptasi tubuh terhadap olahraga tersebut. Olahraga rutin juga menurunkan detak jantung pada saat beristirahat dan meningkatkan perfusi jantung, dan meningkatkan High-Density Lipoprotein (HDL), yang biasa disebut dengan ‘kolesterol baik’. Hal ini menurunkan tekanan darah pada jantung, yang pada selanjutnya, memperbaiki fungsi jantung.  
  3. Memperbaiki Sirkulasi Darah. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga juga memperbaiki kapasitas pembuluh darah untuk mengembang ketika beraktivitas fisik, sehingga darah dapat mengalir lebih lancar. Selanjutnya, hal ini akan mendorong pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh yang mencegah pasien jantung mudah lelah dan lebih mudah melakukan aktivitas fisik sehari-hari.
  4. Memperbaiki Kekuatan dan Fleksibilitas Otot. Berolahraga juga telah terbukti memperbaiki kekuatan dan fleksibilitas. Penelitian menunjukkan adanya perbaikan dalam kesehatan tulang dan kemampuan untuk melakukan kegiatan fisik sehari-hari setelah para responden mengikuti program latihan fisik. Hal ini juga menurunkan kecenderungan terjadinya sakit pada punggung dan disabilitas, terutama pada lansia.
  5. Mengurangi Stres. Tidak hanya peningkatan pada kekuatan fisik, tetapi olahraga pun dapat meningkatkan kesehatan mental pada lansia. Pasalnya, ketika Anda berolahraga, tubuh Anda melepaskan hormon yang disebut endorfin. Endorfin ini adalah salah satu hormon yang disebut sebagai ‘hormon bahagia’. Efek hormon ini mendorong perasaan positif yang dapat menimbulkan pandangan yang positif dan penuh semangat tentang hidup. Karena stres adalah salah satu faktor risiko utama pada penyakit jantung, tentunya efek ini sangat dibutuhkan oleh para pasien jantung.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan

Sebelum melakukan aktivitas fisik, hal pertama yang harus diperhatikan adalah pemeriksaan kondisi tubuh. Untuk ini, pasien harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter tentang program latihan yang tepat.

Periode

Secara umum, periode olahraga yang dianjurkan bagi pasien jantung adalah selama 30 menit setiap sesi olahraga. Tentu saja, hal ini akan mengacu pada saran dokter Anda.

Intensitas Olahraga

Sekalipun olahraga dianjurkan, pasien jantung tetap harus memastikan kondisi tubuh agar mereka tidak membebani jantung secara berlebihan. Awali olahraga perlahan dan tingkatkan intensitasnya secara bertahap setiap tiga menit hingga aktivitas fisik pada tahap sedang. Hal ini ditunjukkan dengan pernapasan yang semakin cepat, tapi Anda masih bisa berbicara dengan normal. Kalau pernapasan terlalu cepat dan napas menjadi terlalu pendek-pendek, maka aktivitas fisik harus dikurangi.

Durasi

Ketika melakukan olahraga pertama kali, lakukan olahraga berdurasi sekitar 5-10 menit. Durasi olahraga yang dianjurkan adalah 30 menit setiap sesi dengan total selama 150 menit seminggu. Dalam melakukan olahraga, Anda tetap harus memperhatikan kondisi tubuh Anda.

Jenis Olahraga yang Baik

Jenis olahraga terbaik bagi pasien jantung adalah olahraga dengan jenis kardio yang meningkatkan efisiensi kerja jantung. Kardio sendiri berfungsi memperlancar penyerapan dan sirkulasi oksigen dalam tubuh. Jenis-jenis olahraga yang termasuk kardio, di antaranya adalah berjalan, berlari, senam, b dst.

Jenis Olahraga yang Baik untuk Pasien Penyakit Jantung

Tidak semua olahraga baik bagi pasien yang mengalami riwayat penyakit jantung. Secara umum, ada dua kategori olahraga yang baik untuk pasien jantung, yaitu:

1. Fleksibilitas

Olahraga yang menekankan fleksibilitas ini dapat memperbaiki keseimbangan tubuh, sekaligus melonggarkan persendian sehingga membantu lancarnya gerakan tubuh. Mempunyai fleksibilitas otot yang baik artinya akan mencegah cedera ketika melakukan kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan fisik.

Latihan fisik yang memfokuskan diri pada peningkatan fleksibilitas tubuh salah satunya adalah yoga, yang kegiatannya mencakup meditasi, latihan pernapasan, dan gerakan yang lambat. Contoh olahraga fleksibilitas lain adalah Tai Chi. Seni beladiri dari negeri Tirai Bambu ini juga cocok sekali untuk pasien jantung karena menggunakan gerakan-gerakan bertempo pelan.

2. Kardioaerobik

Sesuai dengan namanya, jenis olahraga yang satu ini menekankan pada kerja jantung. Gerakan-gerakannya bertujuan pada penguatan otot jantung dan memperlancar sirkulasi darah di tubuh. Berikut ini adalah aktivitas-aktivitas fisik yang termasuk ke dalam latihan kardio:

  •  Brisk Walking. Tidak seperti jalan biasa, brisk walking ini dilakukan dengan agak cepat. Tentu saja, Anda tidak perlu memaksakan diri untuk berjalan cepat. Kuncinya adalah mengenali kekuatan Anda sendiri. Salah satu aturan yang menunjukkan bahwa aktivitas ini masih aman adalah Anda masih bisa bercakap-cakap dengan nyaman.
  • Jogging atau Lari. Walaupun jogging atau lari terkesan berat, sebenarnya olahraga satu ini bisa dilakukan dengan santai. Anda cukup berlari ringan dan sesuaikan dengan kekuatan atau stamina Anda. Awali dengan pelan dan dalam durasi yang singkat, lalu naikkan perlahan sesuai dengan kemampuan dan saran-saran dari dokter.
  • Menari. Kunci kesuksesan olahraga rutin adalah melakukan aktivitas yang Anda sukai. Menari termasuk aktivitas yang menyenangkan dan bisa dilakukan bersama partner Anda. Sekaligus, Anda bisa melatih otot jantung Anda selagi bersenang-senang.
  • Berenang. Olahraga di dalam air juga sangat disarankan untuk melatih stamina dan fleksibilitas otot. Pasalnya, tekanan air akan membantu gerakan Anda sekaligus mengurangi risiko cedera. Pasien jantung biasanya juga perlu menghindari panas menyengat, maka kolam renang yang sejuk akan sesuai untuk melakukan olahraga.
  • Bersepeda. Salah satu aktivitas fisik lain yang cukup menyenangkan adalah bersepeda. Gerakan mengayuh sepeda juga merupakan latihan kardio yang baik bagi pasien jantung. Tidak perlu memaksakan diri untuk bersepeda di luar ruangan, Anda juga bisa memilih alat gim berupa sepeda. 

3. Latihan Kekuatan Otot

Olahraga ini mencakup gerakan-gerakan otot yang berulang-ulang hingga bagian tubuh yang Anda gerakkan terasa letih. Latihan ini akan memperkuat otot dan membangun kekuatan tulang. Bahkan, latihan ini akan membakar kalori lebih baik sehingga Anda bisa menurunkan berat badan. Untuk latihan kekuatan otot ini, Anda bisa menggunakan resistance bands atau dumbel yang cukup ringan.

Pertanyaan Umum Seputar Olahraga untuk Penyakit Jantung

Apakah Olahraga Aman untuk Pasien Penyakit Jantung?

Tidak hanya aman, olahraga justru sangat dianjurkan untuk melatih dan meningkatkan efisiensi kerja jantung. Olahraga juga berfungsi untuk membakar kalori sehingga dapat mengendalikan kadar lemak dan LDL dalam tubuh. Sebaliknya, olahraga akan meningkatkan kadar HDL yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, berolahraga terbukti dapat mendorong sekresi hormon endorfin yang mengurangi tingkat stres dan selanjutnya dapat memperbaiki kualitas dan harapan hidup pasien jantung.

Kapan Harus Menghentikan Olahraga?

Sekalipun dianjurkan, olahraga dapat juga memberi tekanan pada jantung, sehingga pasien jantung perlu memeriksa kondisi tubuh ketika olahraga. Pernapasan dan detak jantung umumnya menjadi lebih cepat ketika berolahraga, tetapi kalau terlalu berlebihan hingga tidak reda setelah 15 menit beristirahat dan disertai dengan pusing, sakit pada dada atau Anda merasa lemas, Anda harus menghentikan aktivitas berolahraga dan segera hubungi dokter.

Untuk merancang dan mempraktikkan program olahraga atau fisioterapi yang tepat bagi kondisi Anda atau orang terkasih di rumah yang mengalami penyakit jantung, Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/01.CIR.0000048890.59383.8D (10 September 2022)
  2. https://my.clevelandclinic.org/departments/heart/patient-education/recovery-care/heart-failure/exercise-activity (10 September 2022)
  3. https://www.healthgrades.com/right-care/heart-attack/9-safe-exercises-after-a-heart-attack (10 September 2022)
  4. https://www.heartandstroke.ca/articles/exercising-when-you-have-heart-disease (10 September 2022)
  5. https://www.webmd.com/depression/guide/exercise-depression#1 (10 September 2022)

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, PhD., Co-Founder & CEO Kavacare)

Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit Jantung Bawaan

Tentang Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan (PJB), atau biasa disebut juga dengan penyakit jantung kongenital, merupakan kondisi di mana terdapat satu atau lebih masalah struktur jantung yang dibawa seseorang sejak lahir. Kebanyakan orang dengan penyakit ini membutuhkan perawatan medis permanen selama masa hidupnya.

Jenis-Jenis

Ada banyak sekali macam penyakit ini. Namun, jenis-jenis utama yang sering terjadi, adalah:

  • Masalah pada ‘dinding’ jantung, seperti atrial septal defect, complete and partial atrioventricular septal defect, large ventricular septal defect, pulmonary atresia with intact ventricular septum, pulmonary atresia with ventricular septal defect. 
  • Cacat katup jantung, misalnya aortic stenosis, double inlet ventricle, pulmonary stenosis, tricuspid atresia. 
  • Cacat pada pembuluh darah besar, contohnya coarctation of aorta, common arterial trunk, d-transposition of the great arteries.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab terjadinya penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang menjadi faktor yang meningkatkan risiko bayi terkena penyakit jantung bawaan, antara lain:

  • Kondisi genetik. Bayi dengan sindrom Down memiliki kemungkinan mengalami cacat pada jantung ketika lahir, atau memiliki keluarga dengan riwayat masalah jantung.
  • Ibu bayi mengalami infeksi tertentu ketika hamil, misalnya rubella (campak Jerman).
  • Ibu bayi sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu selama hamil, seperti statin atau beberapa obat jerawat (isotretinoin dan obat yang mengandung valproate).
  • Ibu bayi merokok atau mengonsumsi alkohol pada saat hamil.
  • Ibu bayi sedang menderita diabetes.

Pencegahan

Ada beberapa langkah yang bisa diambil ibu hamil untuk mencegah terjadinya cacat jantung pada bayi, seperti:

  • Melakukan pemeriksaan dan perawatan rutin sebelum kehamilan.
  • Mengonsumsi multivitamin dengan kandungan folic acid.
  • Tidak merokok dan mengonsumsi alkohol.
  • Vaksinasi rubella.
  • Mengontrol kadar gula dalam darah.
  • Berkonsultasi dengan dokter bila memiliki kondisi kesehatan kronis.
  • Hindari senyawa berbahaya seperti yang terdapat produk berbau menyengat, misalnya larutan pembersih, bahan pengencer cat, atau pembersih kutek kuku.
  • Konsultasikan dengan dokter obat apa pun yang sedang dan akan dikonsumsi, termasuk obat tanpa resep.

Tanda-Tanda Penyakit Jantung Bawaan

Orang dewasa yang memiliki PJB, mungkin tidak menyadari dan merasakan adanya gejala apa pun. Bila ada, gejala yang muncul, seperti:

  • Sesak napas.
  • Bermasalah dalam berolahraga dan beraktivitas.

Sedangkan tanda-tanda PJB yang tampak pada bayi dan anak-anak, antara lain:

  • Kulit, kuku, dan bibir berwarna kebiruan (sianosis, kondisi kekurangan oksigen dalam darah).
  • Bernapas dengan cepat dan nafsu makan yang buruk.
  • Pertambahan berat badan yang buruk.
  • Pembengkakan pada kaki, perut, atau area sekitar mata.
  • Infeksi paru-paru.
  • Tidak dapat berolahraga dan mudah lelah saat beraktivitas.

Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan

Sebelum Kelahiran

Dokter mungkin dapat menemukan beberapa masalah pada janin selama kehamilan, dengan cara:

  • Ekokardiogram janin, yaitu pengambilan gambar bergerak jantung dengan menggunakan ultrasonografi.
  • Pemeriksaan gen, dengan cara mengambil sedikit sampel darah ibu sebelum dan selama kehamilan.

Pada Anak-anak dan Dewasa

Bila terdapat gejala yang ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa, dokter akan mendengarkan detak jantung dengan stetoskop untuk memeriksa apakah ada suara yang tidak biasa atau murmur jantung. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, dengan menggunakan:

  • Oximeter, untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah pada bayi yang baru lahir menggunakan sensor jari.
  • Ekokardiogram, yaitu penggunaan ultrasonografi untuk menangkap gambar jantung.
  • Elektrokardiogram (EKG/ECG), yaitu pemeriksaan aktivitas elektrik jantung.
  • Pemeriksaan sinar-X pada dada, untuk menemukan anomali pada dan tanda kegagalan jantung.
  • MRI dan CT scan, tes pencitraan untuk melihat keadaan jantung lebih detail.
  • Kateterisasi jantung, untuk melihat kondisi di dalam jantung setelah ditemukan adanya cacat pada jantung anak.

Pengobatan Penyakit Jantung Bawaan

Beberapa langkah penanganan untuk penderita PJB, antara lain:

  • Pemberian obat-obatan, misalnya angiotensin-2 receptor blocker (ARBs) dan ACE inhibitor, beta blocker, diuretik.
  • Kateterisasi jantung, yaitu penggunaan pipa kecil yang dimasukkan melalui pembuluh darah menuju jantung untuk memperbaiki cacat sederhana, seperti lubang kecil pada dinding jantung.
  • Pembedahan jantung, yang mungkin diperlukan untuk memperbaiki cacat pada jantung dan pembuluh darah, memperbaiki atau mengganti katup jantung, memasang alat untuk membantu memompa darah, hingga transplantasi jantung.

Pertanyaan Seputar Penyakit Jantung Bawaan

Seberapa Seriuskah Penyakit Jantung Bawaan?

Beberapa tipe PJB bisa bersifat ringan. Namun, PJB yang kompleks dapat menyebabkan komplikasi yang membahayakan nyawa. Meskipun begitu, diagnosis dan penanganan dini dapat membantu pasien untuk bertahan hidup lebih lama. 

Beberapa kecacatan jantung tidak memerlukan penanganan apa pun. Pada beberapa orang lain, penanganan bisa berupa beberapa kali operasi atau prosedur. Di kasus lain, mungkin hanya perlu satu kali proses pembedahan. Beberapa orang ada yang perlu terus mengonsumsi obat sepanjang hidupnya. Selain itu, mereka juga harus melakukan pemeriksaan rutin ke kardiolog.

Kapan Saya Harus Menemui Dokter?

Bila Anda menemukan gejala yang dirasa mengkhawatirkan, seperti nyeri dada atau sesak napas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan bantuan. Bila Anda pernah didiagnosis dan ditangani sebagai penderita PJB sebelumnya, buat janji dengan dokter untuk segera berkonsultasi.

Apabila Anda perlu berkonsultasi tentang penanganan atau perawatan penyakit jantung bawaan di rumah, Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Congenital Heart Disease: Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment. https://www.webmd.com/heart-disease/guide/congenital-heart-disease. Diakses pada 18 September 2022.
  2. Congenital Heart Defects | MedlinePlus. https://medlineplus.gov/congenitalheartdefects.html. Diakses pada 18 September 2022.
  3. Congenital heart disease in adults – Symptoms and causes – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/adult-congenital-heart-disease/symptoms-causes/syc-20355456. Diakses pada 18 September 2022.
  4. Congenital heart disease – NHS. https://www.nhs.uk/conditions/congenital-heart-disease/. Diakses pada 18 September 2022.
  5. Congenital heart defects in children – Symptoms and causes – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/congenital-heart-defects-children/symptoms-causes/syc-20350074. Diakses pada 18 September 2022.
  6. Understanding your congenital condition | BHF. https://www.bhf.org.uk/informationsupport/conditions/understanding-your-congenital-heart-condition. Diakses pada 18 September 2022.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, PhD., Co-Founder & CEO Kavacare)

Serangan Jantung NSTEMI

Serangan Jantung NSTEMI

Tentang Serangan Jantung NSTEMI

Serangan jantung NSTEMI (non-ST-elevation myocardial infarction) merupakan salah satu jenis serangan yang terjadi ketika salah satu bagian jantung tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Kondisi ini dinamakan NSTEMI karena tidak menimbulkan perubahan kentara yang spesifik pada aktivitas elektrik jantung dan memiliki gejala yang hampir serupa dengan unstable angina. 

Penyebab

Kondisi ini dapat terjadi karena penyebab langsung dan tidak langsung. Berikut ini merupakan daftar yang menjadi penyebab terjadinya penyakit jantung NSTEMI.

1. Penyebab Langsung

Beberapa kondisi dapat menyebabkan berkurangnya pasokan darah untuk jantung secara langsung, seperti:

  • Plak, yaitu zat yang menyerupai lilin yang terbuat dari kolesterol di dalam darah.
  • Vasospasme, yaitu kontraksi dinding pembuluh darah arteri secara tiba-tiba.
  • Emboli koroner, yaitu penyumbatan pembuluh darah arteri pada jantung oleh gumpalan darah yang menghentikan aliran darah sebagian atau sepenuhnya.

2. Penyebab Tidak Langsung

Beberapa hal dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menyuplai darah menuju jantung dan dapat mengakibatkan terjadinya NSTEMI, misalnya:

  • Tekanan darah tinggi.
  • Takikardia, yaitu detak jantung yang sangat cepat.
  • Stenosis aorta, yaitu penyempitan katup aorta di mana darah keluar dari jantung.
  • Emboli paru, penyumbatan pembuluh darah arteri di paru-paru oleh gumpalan darah.

3. Cedera atau Trauma pada Jantung

Penyebab NSTEMI terkait cedera, meliputi:

  • Miokarditis, yaitu peradangan otot jantung.
  • Senyawa beracun, yang biasanya dibawa oleh beberapa zat tertentu dan memiliki efek beracun yang dapat merusak otot jantung.
  • Memar jantung, yang jarang sekali terjadi, biasanya disebabkan oleh cedera serius seperti yang didapatkan dari kecelakaan mobil.

Faktor Risiko

Selain itu, ada pula faktor risiko seseorang mengalami penyakit jantung NSTEMI, seperti:

  • Berjenis kelamin laki-laki
  • Kelebihan berat badan/obesitas.
  • Menderita diabetes.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
  • Diet yang tidak sehat.
  • Riwayat penyakit jantung, nyeri dada, atau stroke pada keluarga.
  • Tidak aktif bergerak.
  • Infeksi COVID-19.
  • Memiliki riwayat preeklamsia, tekanan darah tinggi, atau diabetes saat hamil.

Pencegahan

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung NSTEMI, antara lain:

  • Menjaga berat badan yang ideal.
  • Menerapkan diet yang sehat untuk jantung, misalnya diet Mediterania, yang terdiri dari buah, sayur, gandum utuh, kacang-kacangan, dan lemak yang baik untuk jantung.
  • Aktif beraktivitas, paling tidak berolahraga dengan intensitas sedang 150 menit per minggu.
  • Mengelola kondisi kesehatan yang ada, dengan rutin mengonsumsi obat yang diresepkan bila memiliki penyakit tertentu.
  • Berhenti merokok.

Tanda-Tanda Serangan Jantung NSTEMI

Karena NSTEMI merupakan jenis serangan jantung, tanda-tanda yang ditunjukkan sama dengan seseorang yang mengalami serangan jantung, seperti:

  • Nyeri dada (angina pektoris) yang tajam.
  • Sesak napas.
  • Mual, perasaan tidak nyaman atau nyeri pada perut (bisa terasa seperti gangguan pencernaan atau maag).
  • Rasa berdebar.
  • Pusing 
  • Pingsan.
  • Kelelahan.
  • Nyeri yang menyebar pada rahang, leher, bahu, lengan, punggung, atau perut.

Diagnosis Serangan Jantung NSTEMI

Serangan jantung, termasuk NSTEMI, didiagnosis terutama dengan 2 cara, yaitu*:

  • Pengukuran enzim jantung yang menunjukkan kadar zat penanda kerusakan jantung tertentu, misalnya troponin jantung.
  • Elektrokardiogram (EKG), yang mana terdapat tanda kerusakan jantung pada pemeriksaan darah, tetapi tidak ada elevasi ST yang tampak pada hasil pemeriksaan EKG.

Penanganan Serangan Jantung NSTEMI

Beberapa penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi NSTEMI, antara lain:

  • Pemberian obat-obatan, seperti aspirin atau antiplatelet lain, antikoagulan, angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors, beta blockers, nitrogliserin, atau statin.
  • Percutaneous coronary intervention (PCI), yaitu prosedur memasukkan alat seperti kateter ke dalam pembuluh darah arteri untuk memasang semacam balon yang berguna untuk membersihkan penyumbatan.
  • Operasi bypass jantung, yaitu penggunaan pembuluh darah di area tubuh yang lain untuk dipasangkan pada jantung sebagai ‘jalan pintas’ pengganti pembuluh darah yang tersumbat.  

Pertanyaan Seputar Serangan Jantung NSTEMI

Seberapa Seriuskah NSTEMI?

Semua jenis serangan jantung, termasuk NSTEMI, merupakan kondisi darurat medis yang membahayakan nyawa dan memerlukan penanganan sesegera mungkin.

Kapan Saya Harus Menemui Dokter?

Bila Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami serangan jantung dengan gejala yang telah disebutkan di atas, segera hubungi ambulans. Menunda perawatan medis atas kondisi ini bisa sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan jantung permanen, bahkan kematian.

Apabila Anda perlu berkonsultasi tentang penanganan atau perawatan paska-serangan jantung NSTEMI, Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Non-ST Segment Elevation Myocardial Infarction: What Causes It and How It’s Treated. https://www.webmd.com/heart-disease/what-is-non-st-elevation-myocardial-infarction. Diakses pada 23 Oktober 2022.
  2. NSTEMI: Causes, Symptoms, Diagnosis, Treatment & Outlook. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22233-nstemi-heart-attack. Diakses pada 23 Oktober 2022.
  3. What is NSTEMI? What You NEED to Know – MyHeart. https://myheart.net/articles/nstemi/. Diakses pada 23 Oktober 2022.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Albert Novianto, CarePro & Dokter Umum di Kavacare)

Aterosklerosis

Aterosklerosis

Tentang Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah kondisi di mana terjadi penumpukan plak pada dinding pembuluh darah arteri. Plak merupakan zat bersifat lengket yang terbentuk dari lemak, kolesterol, kalsium dan senyawa-senyawa lain dalam aliran darah. Penumpukan plak ini kemudian mengakibatkan pembuluh darah arteri menebal dan menyempit. Plak ini pun bisa pecah dan menyebabkan adanya gumpalan darah yang dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah yang dilalui. Pembuluh darah juga berkurang elastisitasnya, cenderung lebih keras, dan mudah pecah.

Jenis-Jenis

Meskipun aterosklerosis dianggap sebagai masalah jantung dan pembuluh darah, kondisi ini bisa terjadi pada arteri di bagian mana pun di dalam tubuh. Dilansir dari NIH, istilah-istilah yang digunakan berdasarkan letak pembuluh darah arteri yang mengalami kondisi ini*, antara lain:

  • Penyakit jantung koroner (coronary artery disease/CAD), bila penumpukan plak terjadi di arteri jantung.
  • Penyakit arteri perifer (peripheral artery disease/PAD), bila terjadi pada arteri di kaki, tapi bisa juga menumpuk di lengan atau panggul.
  • Penyakit arteri karotis (carotid artery disease), adalah kondisi penumpukan plak pada arteri di leher.
  • Stenosis arteri renalis (renal artery stenosis), merupakan bentuk sumbatan plak yang terjadi pada arteri yang menyuplai darah menuju ginjal.
  • Penyakit arteri vertebralis (vertebral artery disease), bila penumpukan plak terjadi pada arteri yang menyuplai darah ke bagian belakang otak.
  • Iskemia arteri mesenterika (mesenteric artery ischemia), adalah kondisi sumbatan yang terjadi pada arteri yang mengalirkan darah menuju usus.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penumpukan plak pada pembuluh darah arteri bermula dari kerusakan dari arteri. Sel yang terlibat dalam proses peradangan bergerak menuju area arteri yang rusak dan menghasilkan sinyal kimia. Sinyal ini menyebabkan kolesterol dan sel buangan berkumpul ke dinding pembuluh darah arteri yang mengalami kerusakan. Kondisi ini menarik sel darah putih untuk memakan kolesterol tersebut dan menggumpal bersama, sehingga membentuk plak yang tertimbun di bawah dinding pembuluh darah.

Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kerusakan arteri yang kemudian berujung pada penumpukan plak ini, antara lain:

  • Berusia lanjut, pada pria di atas usia 45 tahun, sedangkan wanita di atas 55 tahun.
  • Riwayat penyakit jantung pada keluarga.
  • Pola makan yang tidak sehat, yang banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak, garam, dan gula.
  • Menderita diabetes.
  • Memiliki tekanan darah tinggi.
  • Memiliki kadar kolesterol tinggi.
  • Memiliki kadar trigliserida tinggi.
  • Memiliki kadar CRP (C-reactive protein) tinggi, merupakan penanda peradangan.
  • Kurang berolahraga, karena meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi dan tingginya kadar kolesterol dalam tubuh.
  • Kelebihan berat badan/obesitas, karena besar risikonya terjadi penumpukan plak dari lemak yang ditimbun oleh tubuh.
  • Mengalami apnea tidur, yaitu gangguan di mana pernapasan terhenti beberapa saat ketika tidur.
  • Memiliki kebiasaan merokok/kerap terpapar asap rokok.
  • Kebiasaan mengonsumsi  alkohol. 

Pencegahan

Dengan menerapkan kebiasaan hidup sehat, dapat mengurangi risiko terjadinya aterosklerosis karena penting untuk mengontrol kadar lemak dan kolesterol yang masuk ke dalam tubuh. Gaya hidup tersebut, antara lain:

  • Berhenti merokok.
  • Mengonsumsi makan-makanan yang sehat, seperti buah dan sayur-sayuran.
  • Mengurangi konsumsi alkohol.
  • Berolahraga secara rutin, paling tidak melakukan aerobik 150 menit seminggu, perbanyak jalan kaki dan naik turun tangga.
  • Menjaga berat badan yang ideal.
  • Rutin memeriksa dan menjaga tekanan darah yang sehat (100/60mmHg sampai 130/80mmHg).
  • Rutin memeriksa dan menjaga kadar kolesterol dan kadar gula dalam darah pada batas normal.

Gejala Aterosklerosis

Aterosklerosis seringnya tidak menunjukkan gejala sebelum pembuluh darah arteri sudah sangat sempit atau tersumbat seluruhnya. Banyak orang bahkan tidak sadar memiliki kondisi ini sampai terjadi kondisi darurat medis, seperti serangan jantung atau stroke. 

Gejala aterosklerosis sedang hingga parah bergantung pada pembuluh darah arteri mana yang mengalami kondisi ini, misalnya:

  • Bila terjadi di jantung, pasien mungkin akan merasakan nyeri atau seperti ditekan dan berat pada dada.
  • Bila terjadi pada arteri menuju otak, penderita mungkin akan mengalami kebas atau lemah pada lengan atau kaki, kesulitan bicara, buta sementara pada sebelah mata, atau otot terkulai pada wajah yang berhubungan dengan bagian otak yang menderita.
  • Bila terjadi di lengan dan kaki, pasien mungkin akan mengalami nyeri pada kaki saat berjalan atau menurunnya tekanan darah pada kaki yang terkena.
  • Bila terjadi pada arteri menuju ginjal, yang dirasakan mungkin adalah naiknya tekanan darah atau gagal ginjal.

Diagnosis Aterosklerosis

Untuk menentukan apakah seseorang berisiko tinggi dan mungkin menderita aterosklerosis serta komplikasinya atau tidak, diperlukan beberapa pemeriksaan, antara lain:

  • Wawancara singkat mengenai riwayat medis dan riwayat penyakit keluarga.
  • Pemeriksaan fisik.
  • Tes darah, untuk memeriksa kadar lemak, kolesterol, gula dan protein di dalam darah.
  • Angiografi, untuk menentukan lokasi penyumbatan dan mengukur area terdampak.
  • Ankle/brachial index (ABI), untuk membandingkan tekanan darah pada pergelangan kaki dengan lengan.
  • Elektrokardiogram, untuk mengukur aktivitas, detak, dan ritme jantung.
  • Scan koroner kalsium, untuk mencari penumpukan plak kalsium.
  • Tes treadmill, untuk mengukur fungsi jantung ketika beraktivitas/berjalan di atas treadmill.
  • Tes pencitraan yang lain, seperti penggunaan sinar-X, MRI, PET scan, atau CT scan.

Pengobatan Aterosklerosis

Penanganan untuk penyakit ini biasanya melibatkan perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok, menerapkan pola makan yang sehat dan berolahraga lebih sering.

Selain itu, pengobatan dan prosedur tindakan masih bisa diperlukan, seperti:

  • Pemberian obat-obatan, seperti statin untuk memperlambat atau menghentikan laju penumpukan plak, atau aspirin untuk membantu mengencerkan darah agar tidak terjadi penggumpalan darah.
  • Angioplasti koroner, yaitu membuka pembuluh darah arteri yang tersumbat.
  • Operasi bypass jantung, yaitu pembuatan jalan pintas untuk aliran darah menggunakan saluran baru yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah.
  • Endarterektomi karotis, yaitu pengangkatan plak dari arteri di leher.
  • Rotational atherectomy, yaitu penggunaan alat seperti bor sangat kecil yang disebut rotablator, untuk menghancurkan tumpukan plak dengan bantuan kawat penuntun*.

Pertanyaan Seputar Aterosklerosis

Apakah Aterosklerosis Bisa Disembuhkan?

Jika Anda pernah mengalami penyumbatan pembuluh darah arteri sebelumnya, penyumbatan tersebut seringkali tidak dapat dibersihkan seluruhnya. Tetapi dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup yang lebih sehat, Anda bisa memperlambat atau menghentikan pembentukan plak. 

Apabila Anda perlu berkonsultasi tentang penanganan atau perawatan aterosklerosis, Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Arteriosclerosis / atherosclerosis – Symptoms and causes – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/arteriosclerosis-atherosclerosis/symptoms-causes/syc-20350569. Diakses pada 2 September 2022.
  2. Atherosclerosis: Causes, Symptoms, Risks & Tests. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16753-atherosclerosis-arterial-disease. Diakses pada 2 September 2022.
  3. Atherosclerosis – Treatment | NHLBI, NIH. https://www.nhlbi.nih.gov/health/atherosclerosis/treatment. Diakses pada 2 September 2022.
  4. Atherosclerosis (arteriosclerosis) – NHS. https://www.nhs.uk/conditions/atherosclerosis/. Diakses pada 2 September 2022.
  5. Atherosclerosis: Symptoms, Causes, Diagnosis, and Treatment. https://www.webmd.com/heart-disease/what-is-atherosclerosis. Diakses pada 2 September 2022.
  6. Rotablator – Glendale Heart Institute | Cardiology | Best Cardiology Los Angeles. http://glendaleheart.com/rotablator/. Diakses 13 Januari 2023.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, PhD., Co-Founder & CEO Kavacare)

atresia pulmonal

Atresia Pulmonal

Tentang Atresia Pulmonal

Atresia pulmonal adalah kondisi cacat jantung sejak lahir pada bayi, di mana katup jantung yang mengalirkan darah dari jantung menuju paru-paru tidak terbentuk dengan benar. Katup yang normal bekerja dengan cara membuka dan menutup secara bergantian. Namun, pada kondisi ini, katup yang terbentuk berupa jaringan padat yang sepenuhnya tertutup. Akibatnya, darah tidak dapat mengalir menuju paru-paru untuk mendapatkan oksigen sehingga darah yang mengalir ke seluruh tubuh pun tidak memiliki kadar oksigen yang cukup.

Jenis-Jenis

Berdasarkan ada dan tidaknya lubang pada dinding yang memisahkan dua bilik jantung bagian bawah (ventrikel), atresia pulmonal dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Atresia pulmonal dengan ventricular septal defect (VSD), yaitu adanya lubang pada dinding bilik jantung menyebabkan darah kaya oksigen bercampur dengan darah miskin oksigen.
  • Atresia pulmonal dengan intact ventricular septum (IVS), merupakan kondisi atresia pulmonal dengan dinding bilik jantung yang utuh.
  • Atresia pulmonal kompleks dengan malformasi jantung.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab pasti terjadinya atresia pulmonal tidak diketahui. Beberapa bayi mengalami kondisi ini karena adanya perubahan gen dan kromosom. Selain itu, ada beberapa hal yang meningkatkan risiko bayi mengalami cacat jantung bawaan, seperti:

  • Orang tua memiliki cacat jantung bawaan.
  • Ibu bayi mengalami kelebihan berat badan/obesitas saat hamil.
  • Ibu bayi merokok sebelum dan selama masa kehamilan.
  • Ibu bayi menderita diabetes yang tidak ditangani dengan baik.
  • Penggunaan beberapa jenis obat saat hamil, misalnya obat jerawat tertentu dan obat untuk masalah tekanan darah.

Pencegahan

Hal-hal yang bisa dilakukan sebelum dan selama masa kehamilan untuk mencegah terjadinya cacat jantung bawaan ini, antara lain:

  • Mengontrol kondisi kesehatan kronis, konsultasikan dengan dokter obat apa saja yang bisa dikonsumsi saat hamil
  • Berhenti merokok
  • Menjaga berat badan yang sehat dan ideal
  • Mendapatkan vaksin rubella. 

Gejala Atresia Pulmonal

Gejala atresia pulmonal yang biasanya terlihat dalam beberapa jam atau hari pertama kehidupan bayi setelah lahir, di antaranya:

  • Bernapas dengan cepat (shortness of breath)
  • Warna kebiruan pada kulit, terutama bibir, jari tangan dan kaki (cyanosis)
  • Masalah pernapasan
  • Kelelahan
  • Mudah merasa kesal/menangis
  • Sulit makan
  • Murmur jantung pada pemeriksaan fisik oleh dokter.

Diagnosis Atresia Pulmonal

Atresia pulmonal pada bayi biasanya ditemukan sejak masih dalam kandungan atau ketika bayi baru saja lahir. Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kondisi ini, yaitu:

  • Ultrasonografi, yang dilakukan pada masa kehamilan untuk mencari kemungkinan adanya atresia pulmonal pada janin.
  • Ekokardiogram janin, untuk mengetahui kinerja jantung bayi atau janin.
  • Pulse Oksimeter, yaitu penggunaan sensor pada kaki atau tangan bayi untuk mengetahui kandungan oksigen dalam darah.
  • Sinar-X pada dada bayi yang digunakan untuk melihat bentuk jantung dan paru-paru.
  • Kateterisasi jantung, yaitu prosedur memasukkan tabung kecil melalui pembuluh darah menuju jantung untuk melihat struktur jantung dan katupnya lebih detail. 

Penanganan Atresia Pulmonal

Biasanya, bayi dengan atresia pulmonal membutuhkan prosedur bedah untuk memperbaiki aliran darah menuju paru-parunya. Penanganan yang umumnya dilakukan untuk kondisi ini, yaitu:

  • Pemberian obat, yang disebut alprostadil, yang disuntikkan melalui selang infus untuk mencegah menutupnya duktus arteriosus (pembuluh darah penghubung aorta dan arteri pulmonal) beberapa jam setelah kelahiran.
  • Balloon atrial septostomy, yaitu penggunaan balon yang dimasukkan dengan bantuan kateter jantung untuk memperbesar lubang alami pada dinding antara bilik jantung yang biasanya cepat menutup setelah bayi lahir.
  • Pemasangan shunt, dengan membuat jalan pintas dari aorta menuju arteri pulmonal.
  • Prosedur fontan. Merupakan salah satu teknik yang direkomendasikan untuk penanganan kasus atresia pulmonal.
  • Transplantasi jantung.

Pertanyaan Umum Seputar Atresia Pulmonal

Seberapa Seriuskah Atresia Pulmonal?

Atresia pulmonal dapat berakibat fatal karena menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah, bila tidak diberikan penanganan apa pun. Itulah sebabnya penting melakukan pemeriksaan rutin pada masa kehamilan untuk mendeteksi adanya kelainan pada janin dan penanganan yang sesuai dapat segera diberikan setelah bayi lahir.

Kapan Saya Harus Menemui Dokter?

Seseorang dengan penyakit jantung bawaan, termasuk atresia pulmonal ini, harus tetap berada di bawah perawatan ahli jantung seumur hidup. Anda atau anak Anda setidaknya harus membuat janji bertemu dokter setiap enam bulan sekali. Segera temui dokter bila terdapat komplikasi jangka panjang, seperti:

  • Ritme jantung tidak teratur (aritmia)
  • Gagal jantung
  • Penyempitan pembuluh darah arteri pulmonal.

Apabila Anda perlu berkonsultasi tentang gejala, perawatan, atau pengobatan atresia pulmonal di dalam maupun luar negeri, Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Congenital Heart Defects – Facts about Pulmonary Atresia | CDC. https://www.cdc.gov/ncbddd/heartdefects/pulmonaryatresia.html. Diakses 29 Oktober 2022.
  2. Pulmonary atresia – Symptoms and causes – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pulmonary-atresia/symptoms-causes/syc-20350727. Diakses 29 Oktober 2022.
  3. Pulmonary Atresia: Symptoms, Causes and Treatment.  https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14779-pulmonary-atresia. Diakses 29 Oktober 2022.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Albert Novianto, Care Pro dan Dokter Umum di Kavacare)

Aneurisma Aorta

Aneurisma Aorta

Tentang Aneurisma Aorta

Aneurisma aorta adalah sebuah gelembung yang terjadi pada dinding pembuluh darah arteri utama (aorta) yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Bila gelembung tersebut bertumbuh semakin besar, aneurisma dapat sobek atau bahkan pecah dan menyebabkan perdarahan berbahaya hingga kematian.

Jenis-Jenis

Berdasarkan lokasi terbentuknya gelembung, aneurisma aorta dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Aneurisma aorta abdominal, yaitu aneurisma yang terjadi pada pembuluh darah aorta yang melewati perut.
  • Aneurisma aorta torakalis, yaitu aneurisma yang terjadi pada pembuluh darah aorta yang melewati rongga dada.

Penyebab

Beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya aneurisma aorta, meski penyebab utamanya masih belum diketahui, antara lain*:

  • Aterosklerosis (menyempitnya pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak).
  • Peradangan pembuluh darah.
  • Kondisi tertentu, khususnya yang memengaruhi jaringan ikat (seperti sindrom Marfan dan sindrom Ehlers-Danlos).
  • Cedera pada pembuluh darah aorta.
  • Infeksi, seperti sifilis yang tidak ditangani dan diobati hingga sembuh.

Faktor Risiko

Faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, yaitu:

  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Berusia di atas 65 tahun.
  • Berjenis kelamin laki-laki.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat aneurisma aorta.
  • Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Memiliki kadar kolesterol yang tinggi.

Pencegahan

Risiko terjadinya aneurisma aorta dapat dikurangi dengan menjaga pola hidup yang sehat, seperti:

  • Melakukan pemeriksaan medis secara rutin, setidaknya setahun sekali, seperti pemeriksaan kadar kolesterol, gula darah, hingga trigliserida.
  • Mengontrol konsumsi gula.
  • Mengonsumsi makanan yang baik untuk jantung, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan makanan rendah lemak serta tinggi serat.
  • Rutin berolahraga.
  • Menghindari rokok dan alkohol.
  • Bila kelebihan berat badan, coba berkonsultasi dengan tenaga ahli untuk menurunkan berat badan dengan cara yang sehat.

Gejala Aneurisma Aorta

Di kebanyakan kasus, orang tidak mengetahui mereka mengalami aneurisma aorta karena tidak adanya gejala yang tampak sampai terjadi ‘pecahan’. Tanda-tanda yang muncul dari pecahan gelembung di aorta ini yaitu:

  • Pusing.
  • Detak jantung yang sangat cepat.
  • Nyeri yang sangat mendadak dan serius pada dada, perut, atau punggung.
  • Kaki terasa kebas atau nyeri.
  • Kesulitan bernapas.
  • Kesulitan menelan.

Menemukan adanya kondisi aneurisma sebelum terjadinya pecahan dapat memperbesar kemungkinan untuk pulih. Perhatikan tanda-tanda yang mungkin tampak, seperti:

  • Sesak napas.
  • Merasa kenyang setelah makan dalam porsi kecil.
  • Nyeri di tempat aneurisma terjadi (dapat di leher, punggung, dada, atau perut).
  • Nyeri atau kesulitan menelan.
  • Pembengkakan pada lengan, leher atau wajah.

Diagnosis Aneurisma Aorta

Dokter biasanya menemukan adanya aneurisma aorta pada pemeriksaan rutin berkala. Bila seseorang memiliki risiko tinggi mengalami aneurisma, dokter akan menyarankan pemeriksaan dengan tes pencitraan untuk memastikan diagnosis. Tes pencitraan yang mungkin dilakukan, antara lain:

  • Computerized tomography (CT) scan
  • CT atau magnetic resonance imaging (MRI) angiografi
  • Ultrasonografi.

Pengobatan Aneurisma Aorta

Pemberian obat-obatan dan pembedahan adalah dua cara penanganan utama untuk kasus aneurisma aorta. Bila aneurisma belum pecah, penanganan yang dilakukan adalah mencegah aneurisma tumbuh besar dan sobek bahkan pecah. Selain itu, dokter akan memberikan obat untuk memperbaiki aliran darah, menurunkan tekanan darah dan mengontrol kadar kolesterol.

Sedangkan bila aneurisma telah tumbuh besar dan berisiko untuk sobek atau pecah, pembedahan mungkin diperlukan untuk menangani kondisi ini. Pilihan pembedahan yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Bedah terbuka, yaitu pengangkatan aneurisma dan penggunaan tabung sintetis yang dijahit untuk mengganti bagian pembuluh darah yang rusak.
  • Bedah endovaskular, yaitu bedah invasif minimal yang menggunakan alat semacam kateter untuk memperkuat atau memperbaiki pembuluh darah.

Pertanyaan Umum Seputar Aneurisma Aorta

Seberapa Seriuskah Aneurisma Aorta?

Kondisi ini merupakan kondisi yang serius dan membahayakan bila tidak ditemukan gejala awalnya dan bisa berakhir menjadi pecahan pada pembuluh darah aorta yang terdampak.

Kapan Saya Harus Menemui Dokter?

Segera hubungi dokter bila Anda merasakan gejala berikut ini:

  • Kehilangan kesadaran (sinkop, pingsan)
  • Kesulitan bernapas
  • Tekanan darah menurun
  • Jantung berdetak sangat cepat
  • Nyeri yang mendadak terasa di dada, perut, atau punggung.

Apabila Anda perlu berkonsultasi tentang penanganan atau perawatan aneurisma aorta, Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Aortic Aneurysm | cdc.gov. https://www.cdc.gov/heartdisease/aortic_aneurysm.htm. Diakses pada 18 Oktober 2022.
  2. Aortic Aneurysm: Symptoms, Causes and Treatment. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16742-aorta-aortic-aneurysm. Diakses pada 18 Oktober 2022.
  3. Aortic Aneurysm: Types, Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment. https://www.webmd.com/heart-disease/heart-disease-aortic-aneurysm. Diakses pada 18 Oktober 2022.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, PhD., Co-Founder & CEO Kavacare)

× Hubungi Via WhatsApp