Operasi Jantung

Stenosis Aorta

Stenosis Aorta

Tentang Stenosis Aorta

Stenosis katup aorta, atau yang kerap hanya disebut stenosis aorta, merupakan kondisi ketika katup aorta di jantung mengalami penyempitan. Hal ini menyebabkan aliran darah yang keluar dari jantung terganggu dan dapat mengakibatkan kerusakan pada jantung, masalah kesehatan yang serius, bahkan kematian.

Jenis-Jenis

Ada dua jenis utama stenosis aorta, yaitu:

  • Congenital aortic stenosis, terjadi pada kondisi stenosis aorta yang ada sejak lahir (bawaan).
  • Acquired aortic stenosis, yaitu stenosis aorta yang biasanya terjadi akibat penumpukan kalsium pada katup aorta, biasanya terjadi pada penderita demam reumatik atau karena proses penuaan. 

Penyebab dan Faktor Risiko

Stenosis aorta dapat terjadi karena beberapa penyebab, seperti:

  • Kondisi yang dibawa sejak lahir
  • Keausan karena usia yang memicu terjadinya penumpukan kalsium, biasanya terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun
  • Kerusakan akibat infeksi, yang seringnya terjadi pada radang tenggorokan, demam berdarah, yang bila tidak diobati dapat berujung pada demam reumatik
  • Kondisi kronis yang lain, misalnya penyakit Paget pada tulang, gagal ginjal, atau kelainan autoimun seperti lupus dan radang sendi.

Sementara faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, antara lain:

  • Berusia lanjut
  • Kelainan jantung bawaan tertentu, misalnya katup aorta bikuspid
  • Penyakit ginjal kronis
  • Memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi
  • Riwayat infeksi yang memengaruhi jantung, demam reumatik dan endokarditis infektif
  • Riwayat radioterapi pada area dada.

Pencegahan

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya stenosis aorta, antara lain:

  • Mencegah terjadinya demam reumatik, dengan mengonsumsi antibiotik saat terjadi radang tenggorokan.
  • Menjaga jantung supaya tetap sehat, dengan mengontrol berat badan, tekanan darah, kadar kolesterol, asupan makanan, dan rutin beraktivitas, serta hindari merokok.
  • Merawat gigi dan gusi, karena ada kemungkinan relevansi antara gusi yang terinfeksi (radang gusi) dengan jaringan jantung yang terinfeksi (endokarditis)

Gejala Stenosis Aorta

Kondisi ini tidak menimbulkan tanda-tanda apa pun ketika masih di tahap awal. Ketika sudah semakin serius, gejala yang akan muncul, seperti:

  • Sesak napas, khususnya saat beraktivitas, atau sedang melakukan perubahan posisi.
  • Nyeri dada, perasaan tidak nyaman seperti ditekan atau diremas.
  • Kelelahan, pada saat beraktivitas yang seharusnya tidak melelahkan.
  • Palpitasi jantung.
  • Pembengkakan pada telapak kaki, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah.
  • Pusing, pening, hingga pingsan.

Diagnosis Stenosis Aorta

Setelah melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat medis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendiagnosis stenosis aorta, antara lain:

  • Ekokardiogram, penggunaan gelombang suara untuk melihat struktur jantung. Metode ini menjadi standar utama penegakan diagnosis dari stenosis aorta.
  • Elektrokardiogram, untuk memeriksa aktivitas elektrik jantung.
  • Tes treadmill, yaitu melihat reaksi jantung dan gejala yang ditimbulkan ketika melakukan aktivitas.
  • Kateterisasi jantung, untuk melihat lebih detail kondisi jantung.

Penanganan Stenosis Aorta

Dokter akan memberikan beberapa pilihan pengobatan untuk kondisi ini, di antaranya adalah:

  • Pemberian obat-obatan, biasanya untuk menangani masalah awal stenosis aorta yang belum parah, seperti obat pengencer darah, obat untuk menurunkan tekanan darah, dan sebagainya.
  • Perbaikan atau penggantian katup jantung, yang dilakukan dengan cara pembedahan, misalnya operasi katup aorta, prosedur Ross, dan prosedur transcatheter aortic valve replacement/implantation (TAVR/TAVI). 

Pertanyaan Umum Seputar Stenosis Aorta

Seberapa Seriuskah Stenosis Aorta?

Stenosis aorta dapat menimbulkan komplikasi yang lebih serius, seperti penggumpalan darah, perdarahan, aritmia, endokarditis, gagal jantung, stroke, hingga kematian. 

Kapan Saya Harus Menemui Dokter?

Bila Anda belum pernah didiagnosis atas stenosis aorta dan mendapatkan pengobatan sama sekali, hubungi dokter saat:

  • Muncul gejala baru atau gejala yang sudah ada memburuk.
  • Gejala yang Anda rasakan mulai terasa mengganggu hidup Anda

Apabila Anda perlu berkonsultasi tentang gejala, perawatan, atau pengobatan stenosis aorta di dalam atau luar negeri, Anda dapat menghubungi OperasiJantung.id di nomor Whatsapp 0877-8777-8614.

Sumber:

  1. Aortic valve stenosis – Symptoms and causes – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/aortic-stenosis/symptoms-causes/syc-20353139. Diakses pada 28 Oktober 2022.
  2. Aortic Valve Stenosis: Symptoms, Causes and Treatment. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23046-aortic-valve-stenosis. Diakses pada 28 Oktober 2022.
  3. Aortic Stenosis | Frankel Cardiovascular Center | Michigan Medicine. https://www.umcvc.org/conditions-treatments/aortic-stenosis. Diakses pada 28 Oktober 2022.
  4. Aortic Valve Stenosis: Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment. https://www.webmd.com/heart-disease/aortic-valve-stenosis. Diakses pada 28 Oktober 2022.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Albert Novianto, Care Pro dan Dokter Umum di Kavacare)

× Hubungi Via WhatsApp